Felix baru saja keluar dari perpustakaan. Buku-buku di tangan nya membuat ia sedikit merasa kesulitan dalam berjalan
Tapi mau bagaimana lagi, guru biologi tiba-tiba hadir saat felix hendak masuk toilet membuat nya tidak bisa menghindar dari perintah
"Sini gue bantu"
Felix menatap uluran tangan malaikat di hadapan wajah nya. Sungguh lelaki di hadapan nya ini benar-benar baik hati
"Thanks min!!!"
Kini felix berjalan beriringan. Dengan wajah yang penuh senyum
'Felix tolong ambil buku paket biologi di perpus dan taro di kantor saya. Nanti nilai kamu saya tambah'
Felix terkekeh dalam hati. Dia akan mendapat nilai tambahan tanpa kesulitan membawa tumpukan buku berat ini
Terima kasih pada seungmin yang mau membantu nya tanpa pamrih. Haha
Di sela perjalanan nya menuju kantor, felix dan seungmin cukup kebingungan dengan beberapa siswa yang berbisik-bisik saat berjalan
Di tambah ada beberapa siswa lain nya juga yang mengintip ke arah gerbang sekolah
"Ada apaan sih min?" tanya felix dan di balas gelengan
"Kayanya temen lo deh lix"
"Hah temen? Gue ga punya temen perasaan"
"Jisung?"
Felix tertawa kecil. Iya juga ya, felix mengikuti arah pandang para siswa dan siswi
Dan benar saja. Pantas banyak sekali pasang mata menyorot ke arah pintu masuk, ternyata jisung dan minho yang berjalan masuk beriringan
Well— siapa yang tidak terkejut? Tentu saja siapapun yang melihat nya terkejut, jisung si bintang sekolah lagi-lagi berhasil menggaet siswa sekolah
Bahkan kali ini tidak main-main. Minho lah yang menjadi pasangan nya
Mungkin begitu pikir mereka. Felix sih hanya mengedikan bahu tidak perduli, ia sudah tau tentang hubungan jisung dan minho
"Gue kira siapa. Yok deh min ah cabut"
Felix kembali melanjutkan langkah nya menuju kantor bersama seungmin.
Kita beralih pada pasangan yang sekarang menjadi pusat perhatian
"Lo mau ngantin?" tanya jisung dan di balas anggukan singkat oleh minho
Jisung tertawa kecil. Lucu juga melihat wajah minho yang seperti nya sangat terganggu dengan bisikan-bisikan dan tatapan penuh tanda tanya yang terarah padanya
Jisung sih sudah biasa di tatap demikian. Bahkan yang cukup heboh saat itu adalah saat jisung mengencani kapten basket sekolah nya
"Lo malu ya" bisik jisung, minho menoleh dengan tatapan jengkel nya. Minho tau jisung ingin meledek nya
"Biasa aja"
Jisung tertawa memukul bahu minho main-main. Lelaki itu cukup tsundere menurut nya. Jelas-jelas minho sangat risih dengan tatapan itu bahkan wajah nya cukup tegang ia lihat
"Yaudah. Kita ketemu di kantin—"
Karena sadar jika minho tidak merasa nyaman berjalan dengan nya dan lagi lelaki itu tidak pernah jujur jadi akhir nya jisung memilih berjalan lebih dulu menuju kantin
akan lebih baik jika berjalan sendiri-sendiri kan?
GREP—
Jisung menoleh kebelakang saat pergelangan nya di tahan minho
"Apa?"
"Lo mau ninggalin gue sendiri?" tanya minho dengan tatapan tak percaya nya. Dengan sekali tarikan minho menarik jisung kembali berada di sisi nya dan merangkul pundak sempit kekasih baru nya
"Jangan kemana-mana."
Jisung mengulum senyum. Memang seharusnya begini kan? Dengan senyum di bibir, jisung dan minho lanjut melangkah menuju kantin untuk sarapan
Sekaligus mengerjakan tugas karena semalam jisung sangat 'sibuk' hingga lupa mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan hari ini
"Woahh udah main rangkul aja. udah official belum nih?!"
Jisung menatap lelaki di depan nya dengan mata membulat lucu. Sebenar nya jisung melihat sosok nya saat di Arena, tapi mereka sama sekali tidak berbicara karena lelaki itu sibuk melihat laju pertandingan
"Gue Chan, temen kelas nya minho. Lo jisung kan?"
Jisung balas menjabat tangan lelaki di hadapan nya yang bernama chan
"Iya jisung. Kok tau?"
"Ck,- siapa sih yang ga kenal bintang sekolah? Siapapun pasti kenal kali. Apalagi lo satu-satu nya yang macarin alumni kapten basket sekolah kita"
Jisung berdecak malas. Ternyata dirinya dikenal hanya karena itu, ia kira tentang hal lain. Maksudnya seperti paras nya yang manis atau sejenis nya— jisung tertawa dalam hati
"Tapi masuk akal sih. Lo cantik banget diliat dari deket, rambut lo juga lembut banget kaya nya, boleh gue pegang?"
Chan mengusak surai jisung yang terasa lembut di telapak nya. Chan menahan tawa melihat wajah minho yang berubah mengerut
Minho pasti kesal namun gengsi untuk bicara. Chan berdecak, sepertinya mengerjai minho di pagi hari cukup menyenangkan
"Kok bisa lo sama minho?"
"Um? Kayanya lo tau deh kenapa gue bisa sama minho, gue liat lo ada di arena waktu minho tanding sama gue"
"Uh- iya gue tau. Maksud gue, kenapa bisa minho rangkul lo kaya gitu, perasaan anak itu ga pernah kaya gini sebelum nya. Iya ga ho?"
Dengan jahil chan menurunkan rangkulan minho dari pundak sempit jisung dan mengganti nya dengan tangan chan
Minho memutar mata nya malas. Lalu memasukan tangan nya ke dalam saku, mengabaikan chan yang terus mengoceh
"Lo bacot banget. Sono deh, gue pusing" rutuk minho dengan tatapan sinis. Chan menjulurkan lidah nya main-main
"Oh iya. Sore ini kita mau makan-makan di tempat nya jeongin. Lo kenal kan? Kemaren lo ngobrol sama dia sambil nyebat. Lo mau join?"
Jisung terlihat berbinar, namun kemudian ia menoleh menatap minho yang berwajah kecut
"Minho gue boleh ikut?"
"Serah"
Chan mengigit bibir menahan tawa mati-matian. Chan bersumpah baru kali ini dirinya melihat minho menahan emosi dengan wajah selucu itu
Hanya karena jisung.
"Oke kalo gitu Fix lo ikut. Mau gue jemput—"
Minho menurunkan tangan rangkulan chan. Menurutnya chan sudah melewati batas dan ia sudah tidak bisa lagi menahan
Chan benar-benar mempermain kan nya. Minho tau itu
"Dia sama gue"
Chan total bungkam saat tangan nya di tepis dari pundak jisung. Lalu kemudian minho mengenggam pergelangan lelaki manis itu erat dan membawa nya pergi begitu saja
"Hahahahaha" chan total terbahak. Lucu sekali!!! Chan bersumpah menggoda minho adalah hal menyenangkan dalam hidup nya
•To be Continue•
Ga jadi ngebut deh. Takut kecelakaan (?)
KAMU SEDANG MEMBACA
[21] Overtaking || Minsung
FanfictionMereka ini Rival. Dua lelaki dengan latar belakang berbeda harus bertanding untuk mempertahankan harga diri "Lo bakal jadi sex slave gue" lelaki dengan hidung bangir itu menatap sinis yang lebih mungil "Try me. You can ride me as much as you can. T...