"Kenapa jisung ga bales?"
"Ga tau. Dia juga ga angkat telpon gue pagi tadi"
"Lo tau asrama nya kan?"
Chanhee menghela nafas. Lelaki yang kini sedang terbaring di ranjang rumah sakit itu menatap nya penuh harap
Bagaimana caranya menolak? Chanhee bingung untuk mengungkapkan nya pada Eric
Lelaki itu benar-benar keras kepala meminta dirinya untuk membawa jisung. Padahal sudah berkali kali ia ingatkan untuk melupakan jisung karena jisung sudah bersama minho
Minho? Lelaki itu cukup berbahaya bagi eric yang keras kepala.
"Ric. Mungkin jisung sibuk—"
"Dia ga baca pesan lo. Bukan sibuk, kalo dia sibuk dia pasti bilang, gue yakin dia khawatir sama gue"
"Lo tuh batu banget. Lo ga takut minho kesel?!"
Bukan nya menjawab eric hanya tersenyum samar yang mana malah membuat chanhee kesal melihat nya
"Justru itu sih yang gue mau. Biar jisung liat kalo minho ga beda jauh sama gue"
Chanhee memijat kening nya yang mulai pening. Teman nya benar-benar hobi mencari keributan
Sebenar nya chanhee tidak masalah eric memancing keributan pada siapapun. Tapi jika dengan minho? Tidak. Lelaki itu bisa saja menghabisi eric jika terus menerus menganggu apa yang dimilikinya
"Ric. Lo lupa dulu minho hampir bunuh orang ? Lo ga mau mati konyol di tangan dia kan?"
"Lo ga ngerti chan—"
"Jisung? Karena jisung? Ric yang suka sama lo itu banyak. Coba buka mata lo, jisung udah ga ada rasa sama lo"
"Emang banyak. Tapi kalo gue cinta nya sama jisung mau gimana?"
Chanhee mengerang. Mengusak surai nya kasar, kesal juga berbicara dengan lelaki keras kepala seperti eric.
Chanhee hanya tidak mau kejadian mengerikan itu terulang kembali. Peristiwa saat minho memukuli salah satu siswa di sekolah nya itu cukup mengerikan
Ia hanya tidak mau eric mengalami nya. Di habisi minho hingga sekarat bahkan bisa lebih fatal dari itu
"Terserah lo. Gue pusing"
Chanhee membanting pintu meninggalkan eric sendiri di ruangan nya.
•••
"Lo ikut?"
Minho sudah rapih dengan pakaian nya kemudian menatap jisung dengan sebelah alis terangkat.
Roomate nya itu terlihat bersemangat mematut diri di hadapan cermin. Sesekali bersenandung riang
"Iya dong."
"Ngapain lo pake bedak?"
"Emang nya ga boleh? Gue juga mau terlihat menawan di sana haha"
Minho memutar mata nya malas. Mengusak surai kecoklatan itu dengan jari hingga berantakan
"Anjing!!! Berantakan lagi dong minho!!!"
"Ga usah banyak gaya. Kita berangkat sekarang, malu kalo telat"
Jisung mencebikan bibir nya menahan kesal. Padahal setengah jam ia merapihkan rambut nya agar rapih, tapi minho merusak tatanan rambut nya dalam sekejap
"Jangan cantik-cantik. Gue ga mau ada yang tertarik sama lo"
Blush—
Kerucut di bibir jisung berubah menjadi sabit lucu. Minho sedang memuji nya? Jisung berharap iya karena sekarang ia sangat merasa senang bukan main
"Masuk"
Minho membuka kan pintu mobil orange kesayangannya. Jisung terperangah, akhirnya ia menaiki mobil sport kesayangan minho
"Lo ngizinin gue naik mobil ini? Padahal kata changbin lo paling ga suka ada yang naik mobil ini. Pasti karena gue spesial kan buat lo?"
Minho memutar mata jengah, sedikit nya ia pun tertawa dengan suara rendah. Kenapa jisung begitu percaya diri?
Ah iya. Sejak pertama bertemu pun lelaki manis di samping nya ini memang memiliki rasa percaya diri yang tinggi sih
"Ya terus kalo lo ga naik mobil ini mau naik apa? Motor? Lo mau make up tebel lo itu berantakan kena angin?"
Jisung kesal, jadi ia memukul bahu lelaki di samping nya cukup keras hingga minho mengaduh kemudian
"Aw! Kok mukul gue?! Bener kan"
Jisung tidak menjawab, ia memasang seat belt dengan cepat. Menatap ke depan dengan wajah murung
"Make up gue emang nya tebel ya? Gue kan cuma pake bedak tipis doang, lipbalm biar ga kering" gumam nya sambil menyentuh pipi dengan tangan kanan
Diam-diam minho melirik dari ekor mata. Jisung nya murung. Padahal sebelumnya lelaki itu sangat bersemangat untuk pergi
"Minho gue jelek ya?"
"......"
"G-gue turun deh. Gue malu kalo emang make up gue ketebelan"
Minho menghela nafas. Seharusnya ia tidak mengatakan itu sebelum nya
"Gue bercanda. Make up lo ga setebel itu jisung. sekarang diem, gue lagi nyetir"
Senyum di wajah jisung masih belum kembali. Jisung merasa minho tidak benar-benar mengatakan nya
Rasa percaya diri nya jadi hilang begitu saja hanya karena candaan minho
"Gue minta maaf oke? Lo ga jelek kok, gue terlalu berlebihan. Sorry bikin lo sedih."
"Bener?"
"Hm. Sebenernya gue ga mau lo make up terlalu berlebihan karena gue ga mau banyak yang tertarik sama lo."
"......"
"Lo tanpa make up aja banyak yang naksir. Gimana kalo make up? Paham? Jangan sedih. Lo cantik"
Jisung menutup wajah nya dengan kedua tangan. Tadi itu adalah rekor pertama seorang minho berucap panjang lebar di tambah dengan pujian
Seperti yang kita tau minho itu seorang tsundere. Bibir nya tidak pernah mau berkata jujur. Tapi tadi ??
Jisung sampai merona mendengar penuturan nya
"Makasih minho. Lo juga ganteng" cicit nya malu-malu tanpa menatap ke arah minho yang sebenar nya menatap setiap gerik jisung
"Iya gue tau"
Jisung cemberut lagi yang mana malah membuat minho tersenyum manis
'Pantes aja mantan nya banyak. Tingkah anak nya aja begini, gimana ga pada suka sama jisung?'
Grep—
Jisung terkejut saat tangan kiri nya di genggam minho untuk di letakan Pada gear stick
Lagi-lagi jisung merona tipis. Jisung tidak menyangka tindakan sekecil ini bisa membuat jantung nya berdebar hebat
•To be Continue•
KAMU SEDANG MEMBACA
[21] Overtaking || Minsung
FanfictionMereka ini Rival. Dua lelaki dengan latar belakang berbeda harus bertanding untuk mempertahankan harga diri "Lo bakal jadi sex slave gue" lelaki dengan hidung bangir itu menatap sinis yang lebih mungil "Try me. You can ride me as much as you can. T...