Minho melangkah maju, menyibak surai jisung dengan lembut. Tidak lupa menarik pinggul ramping itu mendekat intim padanya
Siaga satu. Jisung menahan dada bidang sang roomate, tidak mungkin mereka melakukan nya sekarang kan?
Ini masih pagi, dan mereka sama sekali belum mengisi perut. Jisung tidak akan kuat meladeni minho dalam kondisi perut yang belum diisi
"H,-ho? Lo ga ada niat buat lakuin sekarang kan? Jangan macem-macem ini masih pagi. Kita belum sarapa—"
Jisung berjengit dengan mata terpejam kuat. Minho menghisap perpotongan tengkuk nya dengan sangat santai
"Nghh,—"
Minho hendak mendorong tubuh jisung ke atas meja, namun gagal karena sebuah panggilan yang masuk ke dalam ponsel minho
Jisung menghela nafas lega. Siapapun itu, jisung bersyukur ia menelpon minho di saat yang tepat
"Hallo, oh. Hmm pagi, kenapa—kak?"
Minho berjalan keluar tanpa pamit. Jisung sih tidak perduli, ia mengedikan bahu lalu lanjut menyantap sarapan nya yang di belikan minho
Jisung menoleh menatap jendela sambil mengunyah makanan nya. Udara cukup segar walau tetes demi tetes air hujan masih setia mengguyur
Kira-kira, apa yang akan ia lakukan setelah sarapan berakhir? Jisung ingin menghabiskan waktu nya dengan bersantai dan menonton film seharian
Felix mengatakan baru-baru ini ada sebuah film yang sangat seru untuk di tonton sendiri, judul nya megan is missing.
Jisung tertarik mendengar judul film itu namun karena ia tidak bisa menonton film seorang diri jadi ia akan mengajak minho untuk menonton bersama
Tidak lama kemudian pintu terbuka, menampilkan minho dengan wajah yang terlihat berbeda dari sebelum nya, melangkah masuk dan duduk di hadapan jisung
"..." jisung memiringkan kepala nya bingung, minho jadi lebih dingin di banding sebelum nya
"Ada masalah?" tanya jisung dan di balas gelengan kepala singkat
"Ga. Kenapa?"
"Oh, aneh aja. Mood lo berubah secepat itu, jadi gue rasa lo pasti lagi kena masalah"
Minho menarik ujung bibir nya kecil
"Hm, sedikit sih. Tapi gue ga terlalu mikirin, dah— lanjut sarapan sana"
Kemudian keduanya lanjut menyantap sarapan bersama dalam keheningan. Baik minho atau jisung, keduanya tidak ada yang membuka suara
Mereka sibuk mengunyah makanan home made yang sudah lama tidak mereka rasakan
"Malem ini gue mau turun arena. Lo mau ikut?"
Jisung terdiam beberapa saat namun kemudian ia mengangguk.
"sekalian gue mau ikut test drive sama anak,—"
"Gue ga kasih lo izin lebih. Cukup datang atau main-main it's okay— tapi untuk tanding gue ga kasih lo izin"
"Hah? Kenapa ga boleh?"
Jisung menghentikan acara makan nya dan menatap minho dengan raut bingung nya. Aneh. Minho tidak punya hak melarang keinginan nya kan?
"Gue ga suka lo tanding sama mereka"
Tidak masuk akal. Jisung sama sekali tidak menerima alasan aneh dan tidak jelas itu, memang nya ada masalah apa dengan rekan-rekan nya?
"Lo aneh. Gue tetep bakal tanding, sekalipun lo larang gue. Gue ga bakal denger lo"
"Ji—" minho ikut menghentikan makan nya dan menatap jisung dengan pandangan nya yang mulai kesal
"Lo ga ada hak buat larang gue minho"
"Lo pacar gue,—"
"Pacar di bawah perjanjian. Kita ga pecarana beneran"
Minho menjauhkan mangkuk nya dan bangkit dengan sedikit gertakan meja yang ia buat.
Namun jisung sama sekali tidak merasa takut, walau kini minho berdiri di hadapan wajah nya dengan pandangan dingin sekalipun
Mood minho terlihat jatuh drastis. Sebelum nya lelaki ini sangat manis dengan membelikan nya makanan dan bersikap lembut
Namun detik setelah nya minho berubah menjadi iblis dalam sekali kejapan mata
"Gue ga mau kasar sama lo. Please nurut gue sekali ini,—"
"Gimana kalo gue ga mau? Lo mau apa? Hajar gue?"
Minho menghela nafas jengah. Membuang pandangan nya ke arah lain selain jisung
Emosi nya bisa meluap jika ia membalas kalimat jisung, jadi minho menahan nya sedikit lebih lama hingga emosi nya sedikit mereda
"Ho. Gue bisa nurut sama lo, gue bisa bersikap dan anggap lo pacar asli gue. Tapi kalo lo mulai ngatur gue dengan alesan status ga jelas ini, gue ga terima"
Jisung bangkit berdiri hingga keduanya saling berhadapan
"Sebelum ada lo, gue hidup dengan bebas tanpa ada aturan. Gue benci diatur, jadi gue harap lo ga lakuin itu"
Jisung mendorong kursi nya hingga berderit, ia melangkah pergi dari ruang makan
Namun sebelum jisung pergi menjauh, minho menahan pergelangan nya lebih dulu
"Apa lagi?" tanya jisung
"Tentang perjanjian itu. Gue bakal pikirin ulang"
Sejujurnya jisung tidak mengerti dengan apa yang minho maksud, tapi karena kini mood nya ikut jatuh, jisung mengiyakan nya dan melenggang pergi keluar
"Ck,- kenapa jisung susah banget buat gue dapetin" gumam minho menatap nanar pintu di yang baru saja jisung tutup
Minho jadi bingung, bagaimana eric mendapatkan jisung semudah itu? Banyak hal yang tidak ia mengerti tentang lelaki mungil mirip tupai itu
Jisung terlalu sulit dimengerti untuk nya
Tapi entah kenapa minho menginginkan nya. Menginginkan jisung seutuh nya!
Dan menurutnya, perjanjian ini terlalu beresiko untuk ia lakukan lebih jauh. Di tambah,—
Sana
Yang pegang kendali itu kamu kan no? Kenapa ga lepasin aja jisung, aku rasa dia ga suka sama kedekatan kita :(
,— kakak kelas nya mulai bersikap aneh padanya.
•To be Continue•
Hyulo jis nya ngadat. Daaan spt nya ovt sbntr lagi bakal nyentuh endinggg
KAMU SEDANG MEMBACA
[21] Overtaking || Minsung
FanfictionMereka ini Rival. Dua lelaki dengan latar belakang berbeda harus bertanding untuk mempertahankan harga diri "Lo bakal jadi sex slave gue" lelaki dengan hidung bangir itu menatap sinis yang lebih mungil "Try me. You can ride me as much as you can. T...