"Kalo emang lo mau sama gue, kenapa ga dari dulu lo resmiin gue. Lo tau? Gue muak sama tingkah lo yang perlakuin gue kaya pacar lo, tapi kenyataan nya kita cuma temen. Lo sengaja mau main-main?"
Minho menggelengkan kepala nya cepat, telapak kecil itu ia sambar dengan cepat. Minho tidak lagi ingin ada perpisahan dengan seseorang yang disukai nya
"Gue kira lo ga ada sedikit pun rasa sama gue, gue cuma takut kalo gue ungkapin apa yang gue rasa, lo bakal benci gue dan pergi"
Lelaki dengan surai merah itu menepis tangan minho yang mencengkram pergelangan nya. Minho bisa melihat jika lelaki manis itu benar-benar marah padanya
"Kalo gue ga suka sama lo. Gue ga bakal mau lo ajak kemana-mana ho. Kalo gue ga suka lo, gue ga bakal mau terus ada di sisi lo. Sekarang gue sadar, lo sebodoh itu. Dan kayanya rasa gue sama lo udah ilang"
Minho membulatkan mata nya terkejut dengan pernyataan teman nya itu. Minho tidak ingin berfikir negative, ia tidak mau mengira-ngira kalimat berikut nya yang akan keluar dari bibir lelaki manis itu
Ia tidak mau—
"Minho. Mulai sekarang gue ga mau ketemu sama lo lagi"
DEG
Minho membuka mata nya dan terkejut saat tangan nya memeluk selimut kosong.
Dimana jisung? Ia ingat jika semalam mereka tidur dengan tubuh saling memeluk hangat
"Ji? Jisung?"
Keringat menetes membasahi pelipis. Mimpi buruk itu ternyata cukup menguras tenaga nya semalaman
Minho bangkit menyibak selimut kasar. Ia sama sekali tidak menemukan jisung dimanapun dan sekarang dirinya panik
Sebenarnya minho enggan berangkat sekolah karena merasa tubuh nya kurang sehat. Tapi ia harus memastikan jika jisung ada di kelasnya
•••
"Gue mau bilang sesuatu sama lo" felix menyibak surai nya ke belakang telinga dengan gerakan sok manis yang mana malah membuat jisung merasa mual
"Maaf lix kita cuma temen. Gue ga bisa terima lo—"
"Bukan itu bangsat. Gue mau bilang sesuatu sama lo, kalo pagi ini gue nerima kertas sakral dari pak jae dan isinya ternyata lembar ulangan sosiologi lo yang di remedial"
Jisung memutar mata malas. Ia kira akan ada sesuatu yang lebih mengejutkan karena felix memberi tau nya dengan gestur aneh
"Kapan sih gue ga di remed lix?"
"Ya iya sih. Tapi nilai lo makin parah ji, apa lo ga khawatir sama ujian nanti"
"Hm khawatir sih. Emang lo dapet nilai berapa?"
"40"
Felix tersenyum kaku, begitupun jisung yang ikut tersenyum perih. Jisung menerima ceramah pagi nya dari felix karena ia kira felix mendapat nilai di atas kkm
Namun ternyata bedebah kecil ini yang sial nya adalah chairmate nya mendapat nilai yang tidak jauh memprihatinkan seperti nya
"Lo belom pernah ngerasain di cekek tupai yang lagi emosi kan lix. Sini deketan sama gue—"
BRAK!!
Felix dan jisung menoleh cepat saat pintu kelas nya di buka dengan sangat keras
"Minho?"
Si pelaku berjalan cepat ke hadapan jisung. Menarik pergelangan jisung agar meninggalkan kelas nya
Felix yang melihat itu malah membantu minho menyingkirkan meja dan mendorong tubuh kecil jisung ke arah minho
"Amanin aja ho. Anak nya meresahkan"
Jisung menggerutu. Menunjukan jari tengah pada felix si teman kurang ajar
•••
Minho membawa nya ke lorong labor yang jarang di lewati. Jisung tidak mengerti kenapa minho membawa nya ke lorong sepi itu
Di tambah, tidak biasanya minho mengunjungi kelas nya apalagi sampai membawa nya sembarangan
"Kenapa? Lo kenapa?" tanya jisung sambil melipat tangan di dada menatap ke arah minho yang menatap ke lantai
"....."
"Jangan bilang lo mau lakuin itu sekarang? Ga! Gue ga mau ya! Gue ga lagi mood buat ladenin lo pagi ini"
Aneh nya minho hanya terus diam menatap lantai. Tentu saja jisung merasa aneh, biasanya minho akan balas meneriaki nya
Tapi lelaki itu sangat berbeda kali ini. Oh! Atau sejak malam? Karena semalam minho sama sekali tidak melepas pelukan di tubuh nya
"....."
"Ngomong. Gue ga lagi ngomong sama tembok kan?"
Minho mengangkat kepala nya menatap jisung tepat di mata. Jisung membeku untuk beberapa saat
Seperti nya minho lupa mengeringkan surai nya, atau memang lelaki itu berkeringat sejak tadi? Entahlah tapi yang jisung lihat sekarang adalah wajah minho yang penuh peluh
Juga tatapan sayu nya yang menyorot ke arah jisung.
"Lo ga bakal kemana-mana kan ji? Lo inget sama janji yang udah gue buat sebelumnya kalo gue ga bakal lepasin lo selama batas perjanjian itu kan?"
Hah? Apa yang sedang minho bicarakan sebenar nya? Jisung menggaruk belakang kepala nya bingung.
"Iya. Pengecualian kalo batas perjanjian itu habis, lo ga ada urusan lagi sama gue"
Grep!!
Jisung meringis saat merasakan minho meremat genggaman nya jadi lebih erat dari sebelumnya
"....." namun minho sama sekali tidak mengatakan apapun setelah meremat cengkraman nya pada pergelangan jisung.
Lelaki itu hanya menatap jisung sayu tanpa berucap sepatah katapun. Jisung memiringkan kepala nya bingung
"Lo kenapa sih-"
"Kasih tau gue kalo lo butuh sesuatu dari gue. Apapun itu, dan jangan sekalipun lo bohongin gue ji—"
Minho menarik jisung ke dalam dekapan nya begitu saja. Memeluk tubuh itu erat dan hangat hingga jisung tidak bisa berkata kata selain diam membeku menerima pelukan asing minho
"Jangan lupa sama status baru kita sebagai sepasang kekasih. Mungkin bukan kekasih dalam arti yang sebenernya, karena saat masa perjanjian itu habis maka hubungan kita juga berakhir
Tapi karena masa perjanjian itu belum habis. Gue mohon sama lo, anggap hubungan ini sebagaimana adanya. Anggap gue—"
Jisung memejamkan mata nya erat saat pelukan itu semakin mengerat di tubuh nya. Namun jisung tidak merasa sakit, justru sebaliknya. Ia merasa nyaman
Minho memberikan pelukan super erat namun tetap memikirkan jisung agar jisung tidak merasa keskitan atau sesak
Sebenar nya aneh. Tapi jisung mencoba menerima nya, terlebih saat minho kembali melanjutkan kalimat nya yang sempat terhenti
"—anggap gue sebagai pacar lo yang sesungguh nya"
Jisung merona tipis dengan hati yang memanas dan bergemuruh. Rasanya sama seperti saat ia menjalin hubungan dengan eric, bahkan lebih kuat
Aneh rasanya karena mengingat sikap minho dan eric yang sangat berbeda. Eric lebih baik memperlakukan nya, tidak seperti minho yang selalu kasar dan hanya membutuhkan dirinya pada saat saat tertentu
Tapi kenapa debaran yang dihasilkan minho lebih kuat?
"Hm. Lo jangan khawatir" bisik jisung sambil membalas pelukan itu
DRRTT
jisung mengerinyit menatap ponsel nya yang bergetar. Ia membuka nya sejenak, masih dalam posisi saling rengkuh
Chanhee🐭
Ji, kasih tau gue kalo kelas lo udah beres. Gue jemput di halte
•To be Continue•
KAMU SEDANG MEMBACA
[21] Overtaking || Minsung
FanfictionMereka ini Rival. Dua lelaki dengan latar belakang berbeda harus bertanding untuk mempertahankan harga diri "Lo bakal jadi sex slave gue" lelaki dengan hidung bangir itu menatap sinis yang lebih mungil "Try me. You can ride me as much as you can. T...