⚠️ TERMASUK CERITA PEMEKOSAAN ⚠️
Nasya Ullaya,gadis duduk dibangku kuliah semester lima. Dia begitu lugu dan serius dengan jutaan rumus matematika.Baginya,cinta hangalah sebuah illusi saja. Ia tak pernah membayangkan jika dia harus dipertemukan Mahe...
Selalu dukung Author dengan cara klik tanda bintang di sebelah kiri
Berikan komentar kalian di setiap paragraf yang menurut kalian paling jleb masuk ke dalam hati serta pikiran
Cerita ini mengikuti kontes menulis festival bersama Ellunarpublish
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yuk main tebak-tebakkan guys 🐣
Kenakalan apa yang kalian lakuin selama sma atau smk 😌 jawab jujur
🍒🍒🍒
"Sakit, jika harus rindu.Tapi tak ada yang bisa mengobatinya,menyesakkan dada hingga menjerumus pada bulir bening laksana kristal yang tak dapat dibendung."
sa d g i r l
🔐 Toska 🔐
🍒🍒🍒
Setelah acara makan malam, Ulla langsung pergi ke kamarnya. Semenjak Om Mahendra sulit dihubungi,Ulla tidak memiliki napsu untuk makan, padahal dia akan memakan apa saja jika ada makanan di depannya,seperti kanibal saja.Seperti inikah hebatnya rindu?
Ulla melirik ke arah ponselnya yang masih menampilkan layar hitam.Sama sekali tak ada tanda-tanda Om Mahendra akan membalas pesan yang beberapa jam yang baru saja ia kirimkan, Ulla mengambil ponselnya dan mencoba mengecek status aktifnya di WA. Mungkin saja dia sempat online atau memang sedang online.Dan benar saja dia sedang online.Segera Ulla mengetim pesan untuknya.
Ulla:
Om, kok pesanku ngga dibls?
Saat selesai mengirimnya, tiba-tiba Om Mahendra kembali berstatus offline. Ulla menghela napas gusar. Dia kenapa sih?Apa ada masalah di kampusnya?
Lagi-lagi Ulla menghela napas pelan.Tak mau mengambil pusing, ia segera beranjak dan memilih untuk ke kolam. Hari sudah semakin malam, tapi matanya tak bisa berkrompromi. Banyangan sosok Om Mahendra memenuhi pikirannya.
Ah, sial!
Saat Ulla keluar kamar, ia melihat pintu taman belakang terbuka.
Loh,apa lupa dibuka ya?
Mengabaikan rasa takutnya, Ulla pun mendekat ke arah pintu.Ia melirik ke luar dan ia menemukan sosok Ayah di kursi taman.