⚠️ TERMASUK CERITA PEMEKOSAAN ⚠️
Nasya Ullaya,gadis duduk dibangku kuliah semester lima. Dia begitu lugu dan serius dengan jutaan rumus matematika.Baginya,cinta hangalah sebuah illusi saja. Ia tak pernah membayangkan jika dia harus dipertemukan Mahe...
Selalu dukung Author dengan cara klik tanda bintang di sebelah kiri
Berikan komentar kalian di setiap paragraf yang menurut kalian paling jleb masuk ke dalam hati serta pikiran
Cerita ini mengikuti kontes menulis festival bersama Elunnarpublish
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ihh Uwwu banget ngga sih mereka 😁
Ulla sama Nisa aja rukun deh, masa kalian enggak sih ?
. . . "Ada baiknya melepaskan, kita harus menyelamatkan diri kita sendiri, sebelum menyelamatkan orang lain."
S a d g i r l
🔐 Toska 🔐
🍒🍒🍒
Malamnya,ponsel Nila berdering keras. Ia terkesiap bangun, mengucek mata.Jam weaker kamar menunjukkan pukul satu dini hari.
Ada apa, sih.Ia mengecek ponselnya yang masih terus berdering ternyata Mbok Iyem yang menelponnya. Segera ia angkat,menyingkirkan kantuk yang masih menggantung.
"Assalamualaikum,Mbak."
"Lala! "
Suara diseberangnya membuat Nila langsung tersadar sepenuhnya. Bukannya menjawab salam Mbok Iyem malah memanggilnya dengan nada penuh harapan, terdengar suaranya yang serak. Seperti orang menangis.
"Loh, ada apa, Mbak? "
Diseberang sana, Lagi-lagi terdengar isak tangis.Nila khawatir.Bukankah saat dirinya bertemu Mbok Iyem di resepsi pernikahan Om Mahendra,beliau mengatakan dia akan ke luar kota. Jadi, saat ini pasti Mbok Iyem sedang diluar kota.Mungkin.
"Ulla.Dia sudah tidak ada di dunia ini."
"Apa?"
Tangan Nila bergetar hebat, ponsel yang ia pegang pun terjatuh. Kali itu, semua tubuhnya seperti tersengat petir.Air matanya luruh begitu saja, dengan kebaranian yang ada ia menyebarkan kabar itu kepada Ibundanya. Meski perasaannya kalut kemana-mana, dan mentalnya benar-benar down.
"Bunda... Bunda...,"
Nila terus menyerukan suaranya diseluruh rumah, bersamaan dengan langkah kakinya yang terburu-buru untuk menuruni anak tangga,tiba-tiba.
"Bunda... "
Nila terjatuh sebelum telapak kakinya menapak pada anak tangga yang terakhir.Kepala bagian belakang terjebab dilantai, saat itu juga pusing melanda kepalanya.Dengan keadaan yang tak wajar, dia masih bisa tersenyum. Tetapi, senyuman itu bukan untuk orang lain namun untuk dirinya sehingga bisa ceroboh seperti ini.