| x² - 10 | < 6

92 43 1
                                    

Selalu dukung Author dengan klik tanda bintang di sebelah kiri

Komentar di setiap paragraf yang menurut kalian paling jleb

Baca part ini secara perlahan, biar kagak kaget kalo udah diakhir bagian

Cerita ini mengikuti kontes menulis festival bersama Ellunarpublish

"Burung-burung apa yang enggak bisa terbang? Angrybird! Kalo kamu itu apa? Buaya tapi enggak bisa melata."

Nasya Ullaya

🔐 Toska 🔐

🍒🍒🍒

Rendah hati(tawadhu) kepada semua orang akan sukses dalam menjalin hubungan sosial. Sebab, orang yang rendah hati meraih cinta orang lain dan mendapatkan penghormatan dari mereka. Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist. "Kemuliaan dan kesombongan adalah selendang-Nya. Barang siapa yang merebutnya dariku(Allah),maka pasti aku akan menyiksakannya.

"Lao Tse". Seseorang yang berakal adalah ketika ada dorongan ingin lebih tinggi dari orang lain,maka ia meletakkan dirinya jauh dibawah manusia umumnya.Jika ia ingin menggambarkan kedudukan mereka, maka ia tempatkan dirinya sendiri pada barisan paling belakang. Tidak'kan Anda melihat lautan? Tidakkah Anda juga melihat.

Tawadhu'lah seperti bintang diatas langit yang berkelip tanpa henti diatas air tanpa henti diatas air ia nampak dekat.
Pahala ia tinggi sekali, dan jangan seperti asap yang membumbu tinggi.
Menembus awan membanggakan diri, padahal ia rendah tidak ada arti.

🍒🍒🍒

"Push.... push... meong. "

Suara seseorang perempuan yang terdengar menggemaskan dapat menarik perhatian siapapun yang mendengar suara yang dihasilkan perempuan itu. Di sana tampak perempuan tengah berjalan dengan sedikit menunduk seperti mencari sesuatu.

"Aduh.Mana lagi si meong,"gerutu perempuan itu.

Om Mahendra yang tak sengaja lewat di depan rumah Ulla, tersenyum tipis.Perempuan dengan balutan piyama bermotif doraemon, serta rambut dicempol sembarangan,membuat keimutan Ulla bertambah berkali-kali lipat.

Om Mahendra yang tengah menatap Ulla, dan saat itulah tatapan mata mereka bertemu. Tidak lebih dari dua detik, karena setelah itu Om Mahendra segera menjauh dari kediaman Ulla.

Deg.

Ya Allah!

Sepertinya ada yang salah dengan jantung Om Mahendra.

Ulla yang saat itu juga menatap sekelebatan sosok lelaki yang ada di sekitar pekarangan rumahnya, segera melangkah mendekati pohon pepaya yang tertanam di dekat pagar, dan menunduk.

"Ada siapa di sana? "Tanya Ulla.

"Enggak ada siapa-siapa. "Gumamnya menjawab pepertanyaanya sendiri, kemudian dia melangkah menjauh dari tempat dia berdiri tadi.

"Mbak Iyem tahu kucing Ulla enggak? "Seru Ulla sembari melenggangkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Mbok Iyem yang tengah membersihkan rak yang terletak di ruang tamu, gelagapan ketika mendengar teriakkan yang sepertinya mengarahkan padanya.

TOSKA|Tamat ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang