5x5+55-32:12

104 26 1
                                        

Happy Reading

Selalu dukung Author dengan cara klik tanda bintang di sebelah kiri

Berikan komentar disetiap paragraf yang menurut kalian paling jleb masuk ke dalam hati serta pikiran kalian

Cerita ini mengikuti Kontes Menulis Festival bersama Elunnarpublish

"Aku mencintaimu pelan-pelan, dan itu indah. Namun, saat melepaskan aku akan lakukan itu sekaligus. Agar kita tak sama-sama tersiksa."


- Toska -

🍒🍒🍒

Author POV

Satu bulan kemudian.

Langit terang benderang, teduh dipayungi awan.Matahari bersinar cerah namun tidak terik, tersenyum kepada bebungaan cantik di gedung berdekorasi indah sedemikian rupa.

Ya,hari ini adalah hari besar, hari resepsi pernikahan dua insan yang telah tertuliskan di lahul mahfudz.

"La, ini beneran kita bakal kondangan dirumah orang yang sudah mempermalukan temenku?"Tanya gadis yang mengenakan jibah berwarna kream dengan raut wajah cemas.

Orang yang dia ajak bicara sedari tadi,merespon pertanyaannya dengan anggukan.

"Kamu tahu sendirikan,aku gedek banget sama Om Mahendrea. Liat wajahnya aja udah darah tinggi,"keluhnya. Nila masih tetap acuh hingga akhirnya gadis itu menarik pelan lengan Siti agar mereka melangkah masuk lorong berdekorasi bunga mawar putih itu.

Sementara Siti, wajahnya masih saja ditekuk. Sejujurnya ia malas menghadiri pernikahan ini meski pengantin perempuannya adalah tetangganya, tapi pengantin lelakinyalah yang membuat susana hatinya tak baik. Jika bukan karena paksaan Nila, ia akan rebahan dirumah saja.

Siti membuka cluth silver yang dibawanya,dan menyerahkan undangan yang sudah tidak terbentuk itu, sedangkan pria bertubuh gempal itu mengerutkan dahinya sembari melihat heran ke arah Siti,namun tetap mengijinkan gadis itu masuk.

Langkah Siti semakin terasa berat, namun gadis itu tidak mundur barang satu langkah pun. Sampai dalam beberapa meter, Siti dapat melihat dengan jelas mempelai pria dan wanita.Detik itu juga, air mata Siti luruh.

Siti tidak rela, benar-benar tidak.Hatinya terasa ditusuk belati, panas juga perih.

Siti merasakan ada jemari yang meraba-raba disekitar pipinya,ia mendongak.Menatap Nila yang saat itu tersenyum tipis.

"Jangan nangis, kamu harus kuat demi Ulla."Bisiknya yang terdengar perih.

Mereka sama-sama terluka, tetapi juga saling menguatkan. So Sweet.

Mereka berdua melangkah menaiki anak tangga yang dilapisi karpet merah. Mereka seperti berada di catwalk saja, bukan berada di resepsi Om Mahendra dan Naura. Nila terlebih dahulu mengucapkan samawa kepada kedua pengantin, kemudian Siti yang mengucapkan selamat kepada mempelai wanita.

Sebelum keduanya turun, Nila tak sengaja mendapati Om Mahendra yang menatap sekeliling, sepertinya ia mencari seseorang yang ia rindukan.Nila mengerengai,kemudian mengode Siti agar dia lebih sabar berada di panggung bersama kedua mempelai, Siti pun menangkap maksud sahabatnya dan mulai menjalankan rencana sesuai keinginan Nila.

TOSKA|Tamat ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang