(3log 5 - 3 log 15 + 3log 9)

499 165 196
                                    

Happy Reading 💞

Selalu dukung Author dengan klik tanda bintang disebalah kanan

Baca part ini pelan-pelan, biar ngga cepat habis 👻

Kalo suka sama Toska langsung cuzz tambahkan ke perpustakaan pribadi kalian dan juga ke daftar bacaan kalian ❤

Berikan komentar kalian di paragraf yang paling jleb menurut kalian

Cerita ini ikut festival menulis bersama Ellunarpublish

Aku mencintai kasur dan kasur juga mencintaiku, tidak ada yang memisahkan kita, kecuali teriakkan EMAK.

Toska

🍒🍒🍒

Lupa merupakan istilah yang tidak asing ditelinga kita. Hampir setiap hari kita pasto mendengar keluhan orang-orang yang lupa akan sesuatu, entah lupa tentang peristiwa,barang-barang yang akan dibawa, mungkin lupa dengan nama teman masa kecilnya yang sudah tidak lagi berjumpa. Fenomena tersebut dapat terjadi pada siapapun, tak pandang usia, status, pekerjaan dan sebagainya.

Atau mungkin, lupa ialah suatu proses yang tidak dapat menghasilkan respon kita dalam kondisi ingatan yang sehat. Yang terpenting, jangan sampai kalian cuma pura-pura ikhlas, ya? 

Ulla merasa saat ini ada sebuah cahaya yang begitu terang sedikit menusuk matanya seakan tembus lewat kaca serta gorden tipis kamar ini.

"Nasya Ullaya? Banguunnnn! "Teriak Nila dari teras rumah Ulla.

Ulla yang merasa ada seseorang yang berteriak, ia langsung melempar bantal ke arah asal suara. "Berisik! "Ketusnya.

"Ulla bangun! Sekarang udah jam berapa ini? "Sekali lagi suara Nila menggema di kamar Ulla.

Ulla seketika membuka matanya perlahan-lahan, kemudian ia mengucek kedua matanya. "Memang ini jam berapa? Aku masih ngantuk."Gumam Ulla pelan.

"Astagfirullah. Kalo kamu bangunnya telat terus, bisa-bisa kamu jadi perawan tua."Ujar Umay kesal melihat tingkah laku anak gadisnya itu masih setia rebahan di ranjang bulu-bulu miliknya itu.

Ulla menoleh kesamping kanan dan mendapati Ibunya yang tengah berdecak pinggang. Ulla sudah terbiasa dengan drama wajib di pagi hari, ibunya itu selalu menganggu jadwal rebahannya atau memotong waktu istirahatnya.

"Ada apa Ibu? Kenapa Ibu selalu teriak-teriak?"Sahut Ulla santai.

Ulla hanya menggeliat dan kembali menarik selimut yang melilit tubuhnya hingga menutupi sebagian besar wajahnya.

"Bangun! Lala sudah memanggil dirimu sebanyak dua puluh lima kali."Teriak Umay sembari menarik selimut putrinya.

Ulla dengan malas membuka kedua matanya yang masih terasa berat itu, lalu menyibak selimutnya dengan kesal.

"Iya-iya. Aku akan menemuinya."Ketus Ulla kesal dan menatap kearah ibunya.

"Baiklah."Jawab Umay, lalu ia meninggalkan kamar putrinya. Dia memberikan waktu Ulla dengan sahabatnya, Nila.

TOSKA|Tamat ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang