Happy Reading 💞
Selalu dukung Author dengan cara klik tanda bintang di sebelah kiri
Berikan komentar kalian di setiap paragraf yang menurut kalian jleb masuk ke dalam hati serta pikiran kalian
Cerita ini mengikuti Kontes Menulis Festival bersama Elunnarpublish
Happy 400 Followers 🐣
"Tidak menyapa bukan berarti tidak rindu, beberapa kerinduan memang tidak perlu dibicarakan berlebihan."
S a d g i r l
🔐 Toska 🔐
🍒🍒🍒
"Aku kangen, Ulla."Rengek Siti depan Nila dan Pelangi, dua sahabatnya.
"Sama.Aku juga,"timpal Pelangi sembari mengaduk es jeruknya dengan sedotan.
Nila masih sibuk dengan mangkuk baksonya, ia sama rindunya seperti Siti dan Pelangi. Namun, ia enggan untuk mengucapkan perasaannya yang masih memblenggu.
"La, jangan diem aja.Ngomong atuh, kalo kamu diem aja aku tambah dilema."Celetuk Siti.
Akhirnya runtuh juga pertahanan Nila, tanpa aba-aba gadis itu memeluk erat Siti. Ia terisak di dalam pelukan Siti,"Aku juga kangen."
Siti tersenyum tipis, kemudian ia mengelus suarai rambut Nila.Setelah kepergian Ulla, mereka tak lagi memiliki semangat untuk kuliah. Mereka seperti kehilangan sesuatu yang berharga di dalam hidupnya.
"Udah, jangan nangis terus. Kan Ulla sudah bilang, jangan nangis dan merasa tidak adil dengan keputusannya,"Pelangi membuat keduanya berhenti menangis.Meja lain sudah melirik mereka dan siap menjadi penonton, Siti dan Nila mewek.
Siti dan Nila mengangguk patuh.Mereka sudah malas mendebat, mereka tak ingin kehilangan sahabatnya sekali lagi.
Lanjutkan makan suasana dihimpit sunyi. Tidak ada yang mencerocos sibuk dengan pikirannya masing-masing.Namun,mereka satu pemikiran, yaitu Ulla. Ya, gadis itu.Mereka sama-sama merindukan gadis yang selalu membuat masalah.
🍒🍒🍒
Terhitung sudah hampir satu bulan ia tinggal di sini bersama keluarga budenya. Sebentar lagi akad nikah Om Mahendra akan digelar,Ulla jadi teringat pembicaraannya dengan Nila tadi pagi. Sahabatnya itu mengatakan jika pernikahan Om Mahendra akan digelar sangat mewah,Ulla hanya bisa tersenyum kecut mendengar itu.
Selama ini ia berusaha tegar dengan apa yang terjadi. Ulla menyibukkan diri dengan kegiatan sehari-harinya.Membereskan rumah bude, menjemur pakaian dan memasak.
Tapi di sisi lain, tentu saja ia rindu.Pada Nila sang alarm, Siti dengan sifat ketusnya, dan Pelangi yang selalu anggun.Pada Mbok Iyem dan rumahnya yang penuh kenangan. Juga tentu saja pada orang yang kini setia kepada orang lain, Mahendra.
Ulla tersenyum.Diambilnya lukisan yang sengaja ia bawa dari rumah.Lukisan Om Mahendra yang mulai usang, namun tidak membuat Ulla untuk membuang lukisan itu.
Hmmm... Kangen sekali rasanya.
Bude yang tadinya ingin membawakan susu untuk keponakannya itu, langsung duduk di samping Ulla saat ia melihat keponakannya belum tidur.Gadis itu masih memandangi lukisan itu lekat. Bude tersenyum, mengelus kepala Ulla.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOSKA|Tamat ✔
ChickLit⚠️ TERMASUK CERITA PEMEKOSAAN ⚠️ Nasya Ullaya,gadis duduk dibangku kuliah semester lima. Dia begitu lugu dan serius dengan jutaan rumus matematika.Baginya,cinta hangalah sebuah illusi saja. Ia tak pernah membayangkan jika dia harus dipertemukan Mahe...