t u j u h

554 81 3
                                    

"Na, jalan kamu kenapa begitu? Kok aneh?" Tegur Bagas, papa Juna dan Una

Juna meneguk ludahnya kasar dan juga ikut memperhatikan cara jalan Una yang terlihat aneh dan kesakitan. Malam harinya mendadak kedua orang tua mereka pulang, rencananya dua hari diluar kota tapi karena dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat jadi mereka pulang Keesokan siangnya

"Gapapa pah, cuma sedikit sakit kok" ucap Una, menimbulkan pertanyaan besar di pemikiran kedua orangtuanya

"Jalan kamu gak wajar Una, apanya yang sakit?" Tanya Indah, Una menatap kedua orangtuanya bingung

"Bener gapapa pah mah, Una baik-baik aja. Tanya aja sama Juna kalau aku emang di rumah aja, gak kemana-mana" ucap Una

"Juna, jujur sama papa. Kemarin kalian kemana dan ngapain aja? Kenapa Una jalannya sampai kayak gitu?" Ucap Bagas tegas ia tidak mau sampai putri satu-satunya terluka, matanya menyiratkan bahwa dia tidak suka dibohongi

Juna diam-diam menelan salivanya, Juna tidak ingin jujur sekarang. Bukan karena takut tapi belum siap apabila kedua orangtuanya kecewa karena gagal menitipkan Una padanya

"Juna——aku lagi dateng bulan pah. Makanya jalan aku kayak gini" ucap Una memotong perkataan Juna, Juna bernafas lega setelah melihat raut wajah khawatir kedua orangtuanya hilang menjadi senyuman

"Bilang dong sayang, biar kita gak khawatir" ujar Indah diangguki Una

"Perutnya sakit? Atau mau sesuatu?" Tanya Indah lagi, ia mendekat dan merangkul Una sambil berjalan ke arah dapur

"Enggak mah, cara jalan aku emang aneh banget? "

"Iya, apanya yang sakit?"

"Paha, gak tau kenapa pagi-pagi aku bangun tidur kayak gak bisa jalan gitu. Aku aja di bantu Juna ke kamar mandi" langkah Indah berhenti membuat Una mau tidak mau berhenti juga

"Kenapa mah? Kok diem aja? Aku salah ngomong ya?" Tanya Una

"Pakaian kamu...lengkap saat bangun tidur?" Una sempat diam beberapa saat membuat Indah was-was akan jawabannya

"Lengkap, kenapa?" Indah menghela nafas lega

"Gapapa, berarti kamu aman"

"Mah, aku mau ngomong. Tapi mama jangan marah ya" ucap Una setelah duduk dimeja makan, cewek itu sempat menggigit bibir bawahnya

"Ngomong aja, mama gak akan marah. Mama kan gak bisa marah sama kamu" perasaan Una lega tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Indah bisa saja marah mendengar hal ini

"Hari ini aku sama Juna enggak masuk sekolah"

"Uhuk-uhuk!" Ucapan Una membuat Indah tersedak kue yang dimakannya, Una dengan cepat menyodorkan segelas air putih pada Indah

"Pelan-pelan mah, maaf ya mama pasti marah"

Indah duduk menyamping menghadap Una meminta penjelasan "kenapa kalian gak masuk? Kamu mau sekolah privat lagi?"

Una menggeleng cepat "bu-bukan gitu mah, Juna khawatir sama aku. Soalnya tadi pagi aku kayak keliatan kesakitan banget, dia gak tega. Jadinya dia nyuruh aku untuk enggak sekolah, dia juga nemenin aku kok"

Indah menarik senyumnya tangannya bergerak mengusap rambut sebahu Una "ya ampun mama kira karena apa, gapapa sayang. Mama sama papa pasti ngerti"

"Makasih mah" Una bergerak memeluk Indah disambut senang hati oleh mamanya

"Terimakasihnya sama Juna dong kan dia yang udah bantuin dan ngurusin kamu dari pagi"

Una mendongak lalu mengangguk setelahnya "ya udah, aku ke Juna dulu boleh?"

Bunny TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang