e m p a t

693 110 9
                                    

"Juna, mau anterin aku gak beli boba?" Minuman boba akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan dan banyak peminatnya, termasuk Una sendiri. Juna melirik sekilas Una yang sudah berdiri di samping kasurnya, jam menunjukkan pukul sembilan malam ia sangat lelah setelah belajar karena akan mengikuti lomba cerdas cermat yang akan dilaksanankan lusa

Una sudah rapih menggunakan baju off shoulder, rok putih selutut, tas selempang kecil yang selalu dipakainya saat berpergian keluar, dan flatshoes dilengkapi pita. Juna tidak menjawab, memejamkan mata saat pusing tiba-tiba menyerang kepalanya. Biasanya Juna jam segini sedang bermain game, tapi sekarang ia sudah pusing kepalanya serasa panas karena berkutat dengan buku-buku pelajaran

 Biasanya Juna jam segini sedang bermain game, tapi sekarang ia sudah pusing kepalanya serasa panas karena berkutat dengan buku-buku pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Una menatap Juna menunggunya menjawab, tangannya memegang tali tas selempangnya. Una melambaikan tangan di depan wajah Juna, memastikan Juna tidur atau tidak. Tidak mendapat pergerakan darinya Una memutar tubuh hendak keluar dari kamar

"Kemana?" Una menoleh, Juna masih tetap memejamkan mata

"Mau beli boba" Una tidak bisa seminggu tanpa minum boba, ia pasti akan meminta Juna untuk mengantarnya. Juna sendiri yang tidak mengizinkan Una berpergian sendiri

"Sama siapa?"

"Sendiri, kamu kan gak mau" Juna membuka matanya, menarik tangan Una untuk duduk dihadapannya

"Bentar, gue capek" Una jadi tidak enak hati pada Juna, tidak seharusnya ia memaksa Juna untuk mengantarnya pasti Juna sangat lelah karena sibuk seharian ini

"Gak pa-pa kok aku pergi sendiri, kamu istirahat aja" Juna melayangkan tatapan tidak suka pada Una

"Coba ngomong sekali lagi, gak bakal gue biarin lo pergi sendiri" Una meringis menyadari tatapan Juna sudah berbeda

"Maaf, aku takut kamu kecapekan. Takut ngerepotin juga" cicit Una dengan suara lucu, Juna terkekeh dibuatnya

"Udah sering lagian, kapan lo gak ngerepotin gue?" Una mengerutkan bibirnya, ucapan Juna memang benar adanya ia selalu merepotkan lelaki itu kapan saja dan dimana saja

"Ya udah! Aku pergi sendiri bisa kok!"

"Yakin sendiri? Gimana nanti kalo ada preman yang ngegodain lo? Apalagi baju lo kaya gitu"

"Baju aku kenapa? Emangnya ada yang salah?" Una menatap bajunya tidak ada yang salah ia sudah rapih, Juna menatap Una intens dari atas sampai bawah. Penampilan Una itu feminim, ia suka entah kenapa. Perempuan itu juga tidak pernah ber-make up. Una memang perempuan yang sederhana

"Sana, katanya mau pergi sendiri"

Una berjalan menjauh sambil menghentak-hentakkan kakinya, Juna menghitung mundur dari tiga sampai satu biasanya Una akan kembali sambil merengek. Tapi sekarang batang hidungnya tidak terlihat sama sekali, Juna mengambil kunci motor dan jaket bergegas keluar rumah

Una pasti masih belum jauh dari sekitar sini, jalanpun lambat. Dan benar Una baru saja sampai gerbang rumah, sudah dipastikan Una pergi tanpa pamit pada mama. Kalau sang mama sampai tahu pasti Una tidak akan diizinkan berpergian sendiri, terlebih ini sudah malam

Bunny TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang