e n a m

666 89 6
                                    

"Na, gue mau pergi dulu. Nih lo pake hp cadangan punya gue kalo lo ada apa-apa hubungin nomer gue aja, pintu biar gue yang kunci jangan kemana-mana, di rumah aja. Kalo ada yang ngetok-ngetok pintu jangan dibukain"

Belum sempat Una bertanya ada urusan apa Juna keluar, lelaki itu sudah berlari tergesa menuju pintu utama. Mendengar pintu yang ditutup kencang membuat bulu kuduk Una berdiri, ia mematikan TV dan bergegas naik ke atas lantai dua

Akhirnya Juna memutuskan untuk menemui Ayu di salah satu bar daerah dekat mall, bar itu cukup terkenal dan ramai pengunjungnya sehingga tidak heran kalau Ayu berani berbuat apa saja di dalam sana. Juna tidak ingin berbasa-basi ia hanya ingin membebaskan teman-temannya dari ancaman Ayu dan menanyakan apa tujuannya

Juna tidak habis pikir baru tadi pagi mereka mengobrol bersama seperti seorang teman pada umumnya dan sekarang Ayu sudah berbuat yang diluar nalarnya. Untuk apa seorang perempuan datang ketempat berbahaya seperti itu, terlebih di sana banyak pria berhidung belang yang bisa saja merugikannya kapan saja tanpa ia sadari

Juna menatap seisi ruangan besar yang sudah ramai oleh pengunjung dengan orang-orang yang menari, minum alkohol, dan suara dentuman musik yang mengisi ruangan minim cahaya ini. Ia tidak ingin berlama-lama ditempat penuh dosa ini, sesak rasanya walaupun hanya sebentar

Juna terus menyusuri bar, terkadang ia juga digoda oleh wanita-wanita malam tapi ia tidak hiraukan bahkan terkesan dingin membuat para wanita enggan untuk mendekatinya "hai sayang"

Terlihat perempuan berambut bergelombang terurai, memakai dress ketat berwarna hitam di atas paha, sepatu high heels berwarna senada dan make up yang menghiasi wajah cantiknya. Dia Ayu dengan tangan memegang kedua gelas, Juna tidak tahu minuman apa itu warnanya terlihat mencurigakan

"Kenapa lo nyuruh gue kesini? Mana Bobby sama Michael?" Ucap Juna tanpa ingin basa-basi

"Sabar dong sayang, kita main-main dulu disini.." ucap Ayu menggoda, ia mendekatkan diri pada Juna dan melingkarkan tangannya di leher lelaki itu

"Gak perlu! Gak ada waktu gue ngurusin hal gak jelas kaya gini!" Juna menghempas tangan Ayu membuat minumannya sedikit tumpah mengenai kemeja Juna

"Jangan marah-marah kita disini mau senang-senang, ini aku udah siapin minuman special untuk kamu, pasti kamu haus kan?"

"Gak usah basa-basi! Tujuan lo apa ngancem temen-temen gue dengan alasan mau culik Una, hah?! Jangan sekali-kali nya lo nyentuh dia!" Ayu terkekeh, menganggap ucapan Juna seperti lelucon

"Owh so sweet banget kembarannya, gue jadi curiga deh pasti lo punya kelainan kan? Sampai se protektif itu sama Una atau justru posesif? Upss" Ayu mengubah gaya bicaranya agar Juna tambah emosi

Rasanya Juna ingin memukul Ayu saat ini juga, tapi ia tidak sepecundang itu untuk memukul perempuan. Juna masih mencoba untuk menahan amarahnya yang siap meledak "gue akan kasih tau lo dimana dua teman gak guna lo itu, setelah lo minum ini. Tenang, gue gak akan ngeracunin lo"

"Gak! Gue gak akan minum apapun dari lo! cepet kasih tau gue dimana Bobby sama Michael!"

"Gue bisa aja berbuat nekat ke mereka kalo lo gak mau nurutin perintah gue!" Ucap Ayu balik menantang, ia tersenyum sinis melihat ekspresi Juna yang merasa kalah

"Ngancem ngancem ngancem! Gak ada hal lain yang bisa lo lakuin selain itu ya?! Oke, gue turutin kemauan lo. Bukan karena gue takut, tapi ini demi nyawa orang! Dasar perempuan licik!" Juna merampas gelas digenggaman Ayu lalu meneguk kasar minuman itu

Juna menyadari bahwa ini alkohol saat minuman itu mengalir di tenggorokannya menimbulkan rasa pahit dan bau yang menyengat memenuhi rongga mulutnya. Ayu semakin tersenyum menang melihat gelas itu sudah kosong, Juna meletakkan gelas itu sembarang di meja bar

Bunny TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang