Apakah salah memiliki perasaan lebih kepada seseorang yang selalu memberi perhatian, merasa terlindungi apabila berada disampingnya, yang selalu membuat tertawa, kemana-mana selalu bersama, dan menjadi prioritasnya?
Apakah salah?
Yang salah adalah o...
Saat ingin pergi ke alam mimpi terdengar pintu kamar yang terbuka membuat Una kembali terbangun, ia masih tetap memejamkan mata takut apabila Juna sedang ganti baju. Mendengar kasur sebelah berbunyi pertanda bahwa seseorang menaikinya Una membuka matanya
"Juna.." Juna membuka matanya saat Una memanggil dan sudah berdiri di sisi kasur
"Tidur dah malem" ucap Juna, Una memilin baju piyamanya
"Mau ngomong dulu sama kamu, gapapa kan?" Juna mengangguk lalu menggeser tubuhnya agar Una dapat tidur di sampingnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sini" Juna langsung menarik Una untuk tiduran di sampingnya karena Una tidak bergerak
Juna memeluk Una bak guling, Una tidak protes ia melingkarkan tangannya di pinggang Juna merasakan kenyamanan dalam pelukannya "ngomong cepet, udah jam 12 kenapa belum tidur?"
"Nungguin kamu"
"Kenapa nungguin gue?" Tanya Juna menangkup pipi bulat Una
"Mau bilang makasih karena udah ngurusin aku dari pagi" tenggorokan Juna tercekat
Una tidak tahu saja tujuan Juna mengurus Una ya karena untuk menebus kesalahannya, ia sedikit menjauh dari Una dan melepaskan tangannya dari pipi Una "hm, sekarang tidur sana"
Secara tiba-tiba terdengar suara petir bergemuruh, Una reflek memeluk Juna dengan erat sambil menutup matanya "takuuut"
Juna membeku saat perasaan berdebar kembali muncul ia mencoba melepas pelukan Una, namun Una menggelengkan kepalanya "takut Juna, mau kayak gini aja"
"Jangan manja Na, gak suka gue" Una tidak menggubris ucapan Juna ia terus memeluk Juna seolah tidak ingin melepas
"Cuma malem ini aja, boleh ya? Aku takut" Juna mau tidak mau harus menuruti permintaan Una kalau tidak sudah dipastikan dirinya akan diganggu dengan rengekan Una sepanjang malam
"Posisinya jangan gini dong, sesek gue" Una hanya melonggarkan pelukannya tapi tetap tidak melepaskan pelukan itu, Una mendongak lalu menunjukkan senyuman yang tidak pernah ia tunjukkan. Senyuman lebih tulus dari biasanya
"Good night Juna.." Juna masih mematung tidak tahu harus berbuat apa
Juna mengakui semua perasaannya pada Una itu salah dan terlarang, tapi seolah perasaan ini sudah tertanam lama di dalam hatinya dan baru sekarang ia menyadari perasaannya yang sudah terlalu dalam, sehingga ia sulit untuk menghilangkan perasaan ini pada Una
Juna bukan lagi menanggap Una sebagai saudara atau kembarannya melainkan perasaan laki-laki pada gadisnya
•|•|•|•
"Juna hiks hiks sakit.." Juna menatap Una penuh kasih sayang lalu menawarkan punggungnya untuk menggendong Una