Una mengerjap-ngerjapkan matanya saat Juna menaruh setumpuk buku dihadapannya, bisa dihitung lima tumpukan dan sangat tebal. Una menatap bingung Juna
"Mau pinter kan? Baca semua buku ini" Juna menepuk satu kali menimbulkan debu menyebar kemana-mana
"Uhuk-uhuk, satu aja aku gak sanggup bacanya, apalagi lima"
"Belum dicoba udah nyerah duluan" Juna menyodorkan susu kotak stroberi dan diterima senang hati oleh Una
"Makasih, Juna udah ngabarin mama?" Juna terdiam, sebenarnya setelah Juna memposting foto Una ia langsung mematikan ponselnya
Mungkin sekarang ponsel Juna sudah di spam oleh orangtuanya, untuk meminta mereka pulang atau hanya Una saja. Juna melirik jam sudah hampir malam sebaiknya mereka pulang
"Pulang yuk, mama kayaknya nyariin lo"
"Ih sebentar, aku kebelet. Aku ke kamar mandi dulu ya" Juna mengangguk malas, lalu segera merapikan buku yang mereka pelajari
Setelah sampai apartemen Juna, Una tertidur karena lelah menangis sedangkan Juna ikut tertidur di samping Una, setelah bangun jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Tujuan Juna kesini karena ingin mengajari Una, agar lebih fokus dan tidak terganggu dengan lingkungan
•|•|•|•
Una masuk kamar mandi dengan tergesa, tidak menyadari bahwa ada sabun cair yang berceceran, Una tanpa sengaja menginjaknya dan membuatnya terduduk di lantai
Una terkejut, bukan karena terjatuh. Melainkan darah keluar dari roknya atau lebih tepatnya dari bagian bawah tubuh Una. Una tidak tahan melihat darah itupun memejamkan mata, meremas perutnya yang semakin sakit, dan berteriak sekencang mungkin
"JUNAAA!"
Beberapa saat terdengar suara orang berlari dan membuka pintu kamar mandi lebar, Juna juga tidak kalah terkejutnya. Ia menatap wajah Una yang memucat dan darah mengalir di kakinya "Na! Lo kenapa?! Ini semua ada apa?! Kenapa bisa kayak gini?!"
Una menggeleng lemah, Juna langsung menaruh tangannya di bawah lutut Una dan perpotongan leher Una, mengangkat Una yang terlihat sangat lemas "Na! Gue bawa lo ke rumah sakit, gue mohon lo harus bertahan"
Pandangan Una memburam, tangannya masih meremas perutnya kuat "sakit Juna" ucap Una lirih, sebelum pandangannya berubah gelap, Una pingsan
Juna semakin tergesa dan panik disaat bersamaan, Juna menghubungi resepsionis apartemen bagian dibawah lantai dasar untuk segera memesankan taksi online untuknya. Juna membawa tubuh Una dan memandangi wajah Una, Juna mendekatkan wajahnya dan mencium dahi Una lembut
•|•|•|•
Sampai di rumah sakit Una langsung ditangani oleh dokter, Juna sudah menelfon kedua orangtuanya untuk memberikan kabar buruk ini. Dan sekarang mereka sudah datang dengan wajah panik ke hadapan Juna
Juna yang ditanyai kondisi Una hanya bisa menggeleng, pertanda dirinya tidak tahu apa yang terjadi. Juna mundar-mandir di depan ruangan Una ditangani. Sementara kedua orangtuanya sudah duduk dengan gelisah dan tidak tenang
Juna menatap khawatir pintu ruangan, kenapa lama banget? Sebenarnya apa yang terjadi sama Una? Batin Juna
Beberapa saat berlalu, pintu ruangan Una di buka. Nampak sosok dokter, Juna dan kedua orangtuanya langsung menghampiri dokter itu. Raut wajah dokter itu penuh arti membuat Juna tambah khawatir, takut terjadi sesuatu pada Una
"Apa yang terjadi pada anak saya dok?" Ucap Indah, ia sudah berderai air mata. Bagas mengusap punggungnya untuk menyalurkan ketenangan
Dokter itu berdehem, lalu menatap mereka satu persatu "anak anda mengalami keguguran, akibat melakukan hubungan seksual saat datang bulan menyebabkan kondisi kandungannya sangat lemah. Kondisi kandungan anak anda baru dua Minggu dan itu belum kuat. Sepertinya dia juga sempat terjatuh beberapa kali, itu sebabnya ia mengalami pendarahan"
![](https://img.wattpad.com/cover/242059077-288-k999847.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny Twins
أدب الهواةApakah salah memiliki perasaan lebih kepada seseorang yang selalu memberi perhatian, merasa terlindungi apabila berada disampingnya, yang selalu membuat tertawa, kemana-mana selalu bersama, dan menjadi prioritasnya? Apakah salah? Yang salah adalah o...