"kenapa lo gak bilang kalau Widan itu anak pembantu di rumah lo?" Tanya Juna. Sekarang mereka bertiga sedang berada di kafe Juna dan Widan bertemu tadi
Juna sengaja menyuruh mereka datang untuk menanyakan hal ini. Michael mengernyit bingung "lo gak nanya, Na. Mana gue tau" balas Michael sambil menggedikkan bahunya
"Emang kenapa si?" Tanya Bobby yang sedang menyeruput es kopi miliknya. Juna mengusap wajahnya gusar
"Dia tau tentang gue sama Una" Michael yang sedang memakan mie kuah tersedak
"Uhuk! Lo yang bener?" Michael menatap sinis kedua manusia dihadapannya. Bukannya membantunya memberikan air mereka justru tampak acuh
"Tentang lo yang ehem sama Una?" Tanya Bobby. Juna mengangguk ia menyenderkan punggungnya ke bangku
"Lo tau dari mana kalau dia tau tentang lo sama Una?" Tanya Bobby lagi
"Dia sendiri yang bilang"
"Lo sama dia udah kenal lama? Setau gue Widan anaknya susah bergaul sama orang baru" ucap Michael. Ia cukup dekat dengan Widan karena Widan sering mendatangi rumahnya untuk membantu ibunya yang bekerja sebagai pembantu di rumah Michael
"Enggak. Gue baru kenal yang pas lo kenalin di mall waktu itu" bohong Juna. Entah sudah berapa kali ia berbohong hari ini
Juna masih belum mau memiliki sahabat. Ia takut akan kecewa lagi. Dia tidak mau semua rahasia dan privasinya ia ceritakan pada Bobby dan Michael yang belum sepenuhnya Juna percaya "gue yakin seratus persen dia gak akan nyebarin rahasia lo itu. Anaknya pendiem cuy" sahut Bobby
"Bener! Gue aja kadang bingung kalau lagi sama dia nyari topik apa" ucap Michael. Bibirnya tidak berhenti mengunyah makanan. Karena orangnya sangat menyukai makanan apapun itu
"Oh iya. Yang pas lo bolos waktu itu ada pengumuman. Ya kan tam?" Michael mendelik tidak suka menatap Bobby. Saat merasa panggilan itu ditujukan untuknya
"Tam? Maksud lo apa?" Tanya Michael
"Kedelai hitam. Masa lo gak tau?" Michael hendak melayangkan garpu ke arah Bobby namun Bobby langsung menahannya
"Hehehe. Peace!" Bobby cengengesan ditempat. Ngeri juga apabila Michael marah sungguhan
"Lo suka sama gue ya? Sering banget ngeledekin gue. Ganti-ganti nama gue" ucap Michael. Bobby pura-pura muntah dihadapan Michael
"Gue gak homo! Kalaupun iya gak akan gue suka sama lo!" Sewot Bobby. Juna menatap malas kedua orang dihadapannya
"Pengumuman apaan?" Tanya Juna membuyarkan pertengkaran mereka
"Pengumuman apaan si?! Lo ngada-ngada ya?" Tanya Michael ngegas ke arah Bobby
"Pengumuman camping. Katanya setiap angkatan wajib ikut. Gue males banget kalau soal gini-ginian dah" ucap Bobby
"Kapan? Kok kalian baru bilang?" Tanya Juna
"Gue kelupaan mulu. Dan sekarang baru ingetnya" balas Bobby
"Nanti pas mau naik-naikkan kelas. Setelah UKK lah" ucap Michael yang akhirnya ingat
"Ooh kirain gue waktu deket-deket ini" balas Juna santai
"Santai banget lo. Dua bulan lagi ini" ucap Bobby
"Lo ikut Bob?" Tanya Michael
"Ikut mau gak mau. Orang pake embel-embel kalau gak ikut gak naik kelas" Juna terkekeh mendengar alasan yang selalu sama dari sekolah. Pasti ujung-ujungnya kalau tidak ikut akan tidak naik kelas

KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny Twins
Fiksi PenggemarApakah salah memiliki perasaan lebih kepada seseorang yang selalu memberi perhatian, merasa terlindungi apabila berada disampingnya, yang selalu membuat tertawa, kemana-mana selalu bersama, dan menjadi prioritasnya? Apakah salah? Yang salah adalah o...