Berita bahwa Una adalah kembaran Juna telah menyebar luas satu sekolah, mereka tidak lagi menatap Una iri. Beberapa bahkan sengaja mendekati Una dengan tujuan menarik perhatian Juna. Tapi benar apa kata Bobby bahwa Juna adalah pawangnya Una, ia akan menatap tajam seseorang yang ingin mendekati Una
"Junaaa aku mau makan, apa nama tempatnya?" Una mengusap perut ratanya, menampilkan wajah memelas
"Kantin! Masa Lo gak inget sih?! Tadi pelajaran yang di ajarin Bu Salma inget gak?!"
Habis sudah kesabaran Juna, Una terus bertanya di setiap pertanyaan yang di berikan guru. Sehari saja sudah tidak sanggup apalagi tiga tahun? Tapi ia terlalu sayang apabila membiarkan Una duduk sama orang lain
"Inget kok, IPS kan?" Juna menepuk dahinya, mata pelajarannya saja sudah salah apalagi materinya
"PKN Una! Dari mananya IPS sih?"
"Ish Juna marah-marah terus, cepet tua lho"
Mereka berjalan bersisian tangan Juna tidak ingin melepas tangan mungil Una, bisa saja Una tiba-tiba menghilang. Ia tidak mau mencari Una apabila gadis itu hilang, terlalu memakan waktu pikirnya
"Juna! Sini gabung sama kita!" Panggil Bobby dari salah satu meja kantin
Juna akhirnya mendatangi meja itu, meja yang lain sudah terisi oleh murid lain. Juna duduk berhadapan Bobby sedangkan Una berada di sampingnya
"Nama lo Una ya? Kenalin nama gue Michael, ini si Bobby" tanpa di suruh Michael memperkenalkan diri
Una balas tersenyum hendak menyambut tangan Michael namun lebih dulu di sambut oleh Juna "ya, salam kenal"
"Et dah, masa salaman aja gak boleh sih" protes Michael, namanya saja yang terdengar orang asing tapi dia itu sangat lokal
"Sama aja lagian, udah di wakilin sama gue"
"Udah-udah, gue mau pesen makanan. Kalian nitip apa?" Tanya Bobby
"Juna kamu pesen apa?" Una ikut mengintip buku menu di tangan Juna
"Lo jangan makan yang pedes-pedes, inget!" Una bahkan sudah berpikir ingin memesan makanan bertuliskan seblak, tapi tidak boleh sama Juna
"Lo berdua aja sama gue"
"Enggak ah, aku mana kenyang"
"Pasti nanti lo gak abis makanannya, udah berdua aja sama gue. Nasi goreng aja, Bob. Satu" Una melengkungkan bibirnya, menenggelamkan kepalanya di meja
"Kan dia jadi ngambek, Juna urusin tuh" ujar Michael
"Udah biasa dia kayak gitu, biarin aja" Bobby berjalan menuju stand makanan, karena sudah tau pesanan Michael tidak lain dari soto Betawi
"Kamu mah gitu, aku kan pengen sendiri" Juna harus bersabar berkali-kali lipat mendengar Una sudah menangis, suaranya terdengar parau
"Woi, Juna urusin itu. Parah banget lo"
Saat Michael ingin mengelus kepala Una tangannya langsung di tepis oleh Juna, entahlah kenapa ia tidak mau membiarkan Una di sentuh orang lain
"Lo mau apa? Nanti pulang sekolah gue beliin. Burger, es krim, gulali, permen, atau apa?" Bujuk Juna, ia mengangkat dagu Una mengusap setitik air mata di pipinya
"Mau semuanya boleh?" Juna harus siap-siap dompetnya terkuras habis
"Boleh kok, boleh banget malah"
Juna terlihat tidak ikhlas, Michael tertawa melihatnya. Una yang manja dan Juna yang dewasa terlihat saling melengkapi satu sama lain
"Makanannya sudah datang.." Bobby membawa nampan berisi makanan dan diberikan pada pemiliknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny Twins
FanficApakah salah memiliki perasaan lebih kepada seseorang yang selalu memberi perhatian, merasa terlindungi apabila berada disampingnya, yang selalu membuat tertawa, kemana-mana selalu bersama, dan menjadi prioritasnya? Apakah salah? Yang salah adalah o...