Juna tidak akan membiarkan orang yang sudah berani berbuat macam-macam pada Una berkeliaran di sekolah. Ia akan mencari orang itu sampai dapat tidak peduli dimana pun orang itu berada. Satu kali lagi Juna sudah gagal menjaga Una, ini untuk yang terakhir kalinya tidak ada lagi yang lain. Juna berjanji itu
Juna menatap Una yang sedang memeluk dirinya sendiri akibat kedinginan. Juna tidak tinggal diam dengan telaten Juna menyelimuti Una dan menutupi seragamnya yang menjadi transparan
"Masih dingin?" Tanya Juna. Michael dan Bobby sudah kembali ke kelas karena jam pelajaran sudah berganti, sekarang di UKS hanya mereka berdua
"Sedikit"
"Mau pulang aja? Gue gak tau ada yang punya cadangan seragam atau enggak"
"Sekolahnya gimana? Kamu bolos lagi?"
"Iyalah, terus gue harus biarin lo kedinginan disini gitu?" Balas Juna acuh
Juna mengambil tas berwarna merah muda milik Una yang terdapat di meja UKS lalu menghampiri Una. Juna melepas rompi sekolahnya dan disampirkan pada tubuh Una. Una tersenyum menerima perlakuan itu
"Gendong?" Tanya Juna
"Tapi aku mau sesuatu.." Juna mengangkat satu alisnya keatas
"Apa?"
"Kamu jangan marah kalau aku minta ini"
"Apa dulu? Gue gak akan larang dan marahin lo kalau lo gak minta yang aneh-aneh"
"Enggak aneh kok. Ya udah gak jadi deh" Juna berdecak malas. Berdiri dihadapan Una dan menatapnya intens
"Apa? Bilang aja?" Una mengangkat wajahnya menatap Juna berbinar
"Es krim. Satu aja kok janji deh" ucap Una menunjukkan tanda peace dengan jari
"Lo gak inget lagi dateng bulan?" Una menarik-narik seragam Juna agar diizinkan
"Satu aja kok. Aku dari kemarin udah pingin es krim strawberry yang biasa kamu beliin"
"Enggak Na. Nanti perut lo sakit gue yang diomelin mama"
Una tidak bisa diam dan masih membujuk Juna dengan cara mengalungkan tangannya di leher Juna yang berdiri dihadapannya sementara Una masih duduk di brangkar
"Lepas gak.." ucap Juna
"Enggak. Sebelum Juna nurutin kemauan Una"
"Jangan gini Na. Lo itu basah kuyup yang ada nanti malah flu abis makan es krim" Juna masih tetap kekeuh tidak ingin menuruti keinginan Una
"Enggak Juna. Aku gak bakal sakit kok kan cuma makan satu es krim" Juna menepuk bibir Una
"Nyampe sana permintaannya lebih gue apain lo?!"
"Apain aja boleh!"
"Bener ya? Gue ajakin main di kamar?" Tanya Juna jahil
"Main apa? Pasti main masak-masakan di hp kamu. Iya kan?"
"Bukan. Lebih seru dari itu. Mau?"
Una yang tidak mengerti maksud tersembunyi dari ucapan Juna mengangguk semangat "mau banget dong!"
"Bagus. Ayo kita bolos!"
Una reflek melingkarkan kakinya dipinggang Juna saat Juna menarik pinggangnya untuk mendekat dan bertubrukan dengan perut Juna. Posisi Una seperti koala. Una yang tidak pernah digendong seperti ini merasa takut
"Junaaa, jangan gendong kayak gini aku takut" ucap Una memejamkan matanya erat-erat sambil memeluk leher Juna
"Kiss dulu" Juna masih terus berjalan sambil membawa Una. Seolah Una tidak memiliki berat badan sehingga ia membawanya seperti tanpa beban
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny Twins
FanfictionApakah salah memiliki perasaan lebih kepada seseorang yang selalu memberi perhatian, merasa terlindungi apabila berada disampingnya, yang selalu membuat tertawa, kemana-mana selalu bersama, dan menjadi prioritasnya? Apakah salah? Yang salah adalah o...