double

2.1K 345 17
                                    

ᴘʀᴏᴜᴅʟʏ ᴘʀᴇsᴇɴᴛ
𝐋𝐈𝐋𝐋𝐄𝐁𝐑𝐎𝐑

❁ཻུ۪۪⸙͎.
𝕯𝖔𝖚𝖇𝖑𝖊
────────────

"Ko, gue tuh mau jadi yang susah digapai malah lo suruh merakyat," keluh Edward saat Hendery menyuruh anak itu bertanya kepada beberapa orang yang mengaku kenal dengan Mendung.

"Freaky. Btw, how's Raditya?" Si kembar hanya membalas gelengan. Mereka belum mendapat hasilnya dan berita Mendung meledak begitu saja sebelum mereka mendapat jawaban dari pertanyaan sebelumnya. Raditya masih menjadi harapan mereka, namun Mendung juga memancing mereka.

Edward dengan berat hati mengirim pesan kepada orang-orang yang mengaku kenal dengan Mendung dan mengulik dasar Mendung. Setelah mendapat balasan dari mereka, Edward dapat menyimpulkan bahwa Mendung itu tertutup, informasinya tidak banyak, dia hanya mengetahui bungkus luar anak itu.

Yang mereka dapatkan hari ini adalah nama Mendung yang hanya satu kata tersebut, sekolah beserta kelas Mendung, dan usianya. Dari banyaknya orang yang mereka minta keterangan, tidak satupun mengetahui dimana Mendung tinggal, apalagi kepribadiannya.

"God, he's the real anti social-social club, I believe. Dia sama sekali nggak ada akun sosmed dan satu kelas dia nggak ada yang tahu nomor dia," tambah Edward.

"Mendung super strict banget sama private lives dia. Btw, gue nggak mau ambil cara kita ngikutin di sekolah kayak dulu lagi, Heng. Berasa penculik beneran, asli." Lucas mengingat kembali bagaimana keduanya mencari tahu anak-anak yang mereka duga sebagai Renjun seperti penculik.

"No, let's do it again." Semuanya kini tertuju pada Hendery. "Kita nggak ngikutin kayak dulu. As you know kalau media tahunya Mendung udah sama kita, so, let's pick him up from school." Hendery memberikan saran.

"Jemput adik sekolah gitu title nya? Not bad," balas Bale yang cepat paham dengan usulan Hendery. Edward dan Lucas yang baru paham setelah Bale berbicara itu bertepuk tangan dan menatap Hendery bangga.

❁ཻུ۪۪⸙͎.

Mendung menutup telinganya dengan earphone miliknya. Dia menghiraukan semua pertanyaan dan pernyataan orang-orang tentangnya. Selain dia tidak tahu jawabannya, dia juga merasa risih dengan semuanya. Dia yang biasanya tidak terlihat oleh murid lain, kali ini menjadi pusat perhatian.

Di kelas, Mendung memang di kenal sebagai anak yang pendiam dan tertutup. Tempat duduknya tidak pernah berubah, selalu berada di bangku paling depan dan berhadapan dengan meja guru. Pilihannya untuk tidak berteman dengan siapapun tentu memiliki alasan yang entah logis atau tidak jika orang lain mengetahuinya.

Saat Mendung hendak pergi ke halte, seseorang memanggil namanya dengan keras. Yang menoleh bukan hanya Mendung, tapi juga orang-orang di sekitar. Suara lantang Lucas sungguh dikenali banyak orang. Mendung benar-benar gugup saat dia tahu siapa yang memanggil dirinya.

"Leggo!" lanjut Lucas berseru. Mendung terdiam cukup lama untuk memahami situasi yang terjadi saat ini. Orang-orang yang menonton sibuk mengabadikan hal tersebut. Hendery yang tidak melihat adanya pergerakan dari Mendung pun turun dari mobil dan menghampiri anak itu.

"Ayo." Hendery langsung menggandeng Mendung dan membawanya masuk ke dalam mobil. Diri Mendung seperti membeku, dia masih tetap diam saat di dalam mobil.

lillebrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang