ᴘʀᴏᴜᴅʟʏ ᴘʀᴇsᴇɴᴛ
𝐋𝐈𝐋𝐋𝐄𝐁𝐑𝐎𝐑❁ཻུ۪۪⸙͎.
𝕬𝖓𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗 𝕻𝖚𝖟𝖟𝖑𝖊 𝕻𝖎𝖊𝖈𝖊
────────────Rasa ingin tahu atas segalanya memenuhi diri Raditya tapi dirinya tidak siap mengetahui kenyataan yang tidak bisa selalu sejalan dengan apa yang dia pikirkan. Selain pada Dirga, Raditya juga menyimpan banyak pertanyaan untuk orangtuanya namun sebelum dia dapat melontarkan pertanyaan itu pada mereka, dia harus mengetahui penjelasan dari Dirga.
Malam ini Raditya menunggu kepulangan Dirga di meja makan dengan penuh cemas dan takut. Sembari menunggu, dia terus meyakinkan dirinya untuk melakukan sesuai yang sudah dia rencanakan.
"Pak Dirga," Raditya memanggil Dirga dan berjalan kearahnya. "Maaf kalau ganggu, bisa kita bicara sebentar?" lanjut Raditya. Dia belum pernah berbicara langsung seperti ini dengan Dirga, terbayang bukan seberapa takut dan grogi Raditya.
Dirga menyetujui permintaan Raditya. Anak itu merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah gambar. Dia jelas tahu gambar itu, gambar yang pernah dia bawa kemana saja dan membuatnya hampir gila karena mencari anak itu. Matanya membulat saat Raditya membuka isolasi kertas dibaliknya dan menunjukkan sebuah tulisan, Saguna.
"Apa atau siapa itu Saguna?" Raditya bertanya pada Dirga. Lelaki itu menyahut gambar dari genggaman Raditya dan memperhatikan tulisan yang tertulis di sana. Dia sadar bahwa itu bukan tulisan yang baru saja ditinta dan gaya tulisannya mengingatkannya pada seseorang.
"Saya di sini beberapa hari seperti orang bodoh, saya tidak paham dengan apa yang saya alami. Saya menemukan itu di kamar yang saya tempati. Jelaskan sesuatu pada saya kenapa bapak bawa saya ke sini?" Raditya melontarkan pertanyaan tambahan pada Dirga.
"Karena kamu Renjun, putra saya," balas Dirga menatap Raditya dalam.
Otak Raditya sedang memproses apa yang dikatakan oleh Dirga. Balasan Dirga menjawab salah satu pertanyaan dalam otaknya bahwa yang saat ini menimpanya itu berhubungan dengan Renjun namun kata terakhir dari jawaban Dirga sulit dia cerna artinya.
"Maaf, saya belum bisa menjaga kamu dengan baik," lanjut Dirga dengan nada merendah.
"Kalau Renjun putra bapak, bukannya Mendung yang seharusnya di sini? Bukan saya. Dan tentang Saguna?" balas Renjun yang belum mendapat jawaban tepat untuk pertanyaannya.
"Dia bukan Renjun putra saya, Renjun itu kamu. Tentang Saguna, saya baru tahu tulisan itu baru saja karena kamu dan sepertinya itu tulisan dari mama kamu." Tatapan Dirga saat ini sulit diartikan oleh Raditya.
Dirga malam itu menceritakan kilasan tentang Renjun, putranya dengan Sada. Dirga merasa hancur ketika perceraiannya dengan Sada telah ketuk palu dan tidak berselang lama dari itu dia mendapat kabar kehamilan Sada. Jalannya bertemu Sada benar-benar ditutup oleh wanita itu bahkan keluarganya. Sada menghilang setelah itu dan tidak Dirga ketahui dimana wanita itu. Hingga suatu hari atas bantuan seseorang yang tidak lain adalah Joshua, dia menemukan keberadaan Sada dan dia mengetahui bahwa Sada telah melahirkan seorang putra.
Dirga kehabisan cara untuk membawa Sada kembali bersama putranya hingga akhirnya dia nekat menculik bayi itu. Tentunya bukan Dirga yang melakukannya, selama ini dia hanya menjadi pihak penyuruh dan pemarah apabila tidak ada hasil dari suruhannya.
Setelah mendengar sedikit penjelasan dari Dirga, Raditya berjalan mundur dan pergi. Dia belum siap mendengar akhir cerita dari Dirga. Kini satu pertanyaan mendominasi pikiran Raditya adalah tentang kebenaran dari orangtuanya. Dia tidak bisa menelan mentah begitu saja apa yang dia dengar.
❁ཻུ۪۪⸙͎.
Konser Wendy hari ini berjalan dengan sangat baik. Konser yang dia jadwalkan ulang berkali-kali akhirnya telah dilaksanakan juga dan memiliki penampilan spesial karena Mendung ikut bernyanyi bersama Wendy tadi.
Selama tinggal bersama keluarga Huang, Mendung mulai menyadari potensi dalam dirinya yang selama ini tidak dia anggap bahkan tidak dia ketahui. Wendy dan Cody sangat peduli dengan minat bakat anak-anaknya. Sebagai bukti adalah Hendery yang mencapai impiannya menjadi komedian dan Lucas dengan dunia modelingnya. Kini Wendy dan Cody ingin membantu Mendung untuk mengembangkan minat bakat yang dia miliki salah satunya dalam dunia tarik suara.
"Kita berempat bikin band aja boleh nih ma. Mendung singer, Aheng drummer, Luke pianis, Papa bassist, cocok banget lah ma," suara Cody kegirangan.
"Lo bisa emang main piano?" tanya Hendery tidak percaya bahwa Lucas bisa memainkan piano.
"Bisa lah, waktu SD, gue dulu kan les piano." Hendery berakhir meledek Lucas atas jawabannya. Dulu sewaktu si kembar masih sekolah dasar, Lucas memang aktif mengikuti club daripada Hendery, mulai dari renang, piano, sepak bola, taekwondo, dan masih ada beberapa lagi. Hendery lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain-main.
"Mama jadi inget kamu maksa minta masuk club balet gara-gara Maddie. Danseur nggak jadi koko kamu itu," celetuk Wendy sambil menepuk pundak Mendung saat mengatakan kalimat terakhirnya. "Tapi kamu kalau asah vokal nggak perlu jauh-jauh join club karena ada Mama sama Papa," lanjut Wendy menegaskan pada Mendung.
"Maddie pacarnya koko, Ma?" tanya Mendung ketika merasa tidak asing dengan nama Maddie.
"Iya, itu," balas Wendy sambil mengangguk semangat.
Pembahasan mereka berlangsung kesana-kemari membahas banyak hal hingga tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan mereka baru akan beranjak keluar dari restoran tempat mereka makan malam. Saat berjalan keluar, Hendery melihat Lucas yang berjalan dengan terus menatap layar ponsel. Hendery menyenggol pelan tubuh Lucas dan mengejutkan anak itu.
"Btw, Detektif Drey nggak ngabarin gue lagi, lo dapet kabar nggak dari dia? Bisa-bisanya gue lupa kalau kita belom nemuin Radit," tanya Hendery berbisik pada Lucas.
Lucas tidak mengabari Hendery apapun tentang Raditya, karena kebanyakan info yang dia dapat dari Detektif Drey justru mengenai Mendung. Kehilangan Mendung dan Raditya menurut Detektif Drey cukup bersangkutan dan dari situ Lucas justru lebih banyak bertanya tentang Mendung.
"Nggak ada kabar ke gue sih, mungkin lagi proses. Dari nemuin bukti dia harus nemuin faktanya juga, kita tunggu aja," balas Lucas yang membuat Hendery menatap aneh. Jawaban Lucas yang terkesan santai memberikan kecurigaan tersendiri. "Jangan ambil banyak waktu buat ini apalagi sampe Mama, Papa tahu, apalagi Mendung, he doesn't know anything," lanjut Lucas menjelaskan. Dia mengatakan hal itu padahal dirinya sendiri mengambil banyak waktu mencari Raditya.
"Koko!" teriak Mendung memanggil si kembar yang tertinggal di belakang. Hendery mendengar panggilan dari Mendung itu pun berlari ke arah anak itu dan memeluknya dari belakang sambil berjalan menuju mobil mereka.
❁ཻུ۪۪⸙͎.
Detektif Drey sangat berantusias dengan kasusnya kali ini. Dia tidak menyangka bahwa kasus ini datang dengan sendirinya kepadanya. Dia sudah lama memikirkan untuk mengajukan bantuan kepada keluarga Huang sejak pertama kali pencarian Renjun dipublikasikan namun kini kasus itu telah berada ditangannya. Yang dilakukan Detektif Drey bukan tanpa alasan, dia memiliki alasan besar ingin mengurus kasus ini.
"Aku bakal bawa balik apa yang seharusnya ada sama kamu," ujar Detektif Drey sembari menatap gambar yang berada di pigora meja kerjanya.
❁ཻུ۪۪⸙͎.
Anyway, thank you s'much buat kalian yang sudah mampir kesini, kasih vote, dan komentar. I never thought this story would blow up, 3k readers is a lot. Aku harap kalian semua mengikuti sampai akhirnya tiba.
And sorry, more than one week aku nggak ada update cerita ini 'cuz I've many assignments dan lagi preparing buat masuk PTN 2021. I really sorry.
KAMU SEDANG MEMBACA
lillebror
Fanfiction[Finished] 𝗧𝗛𝗘 𝗛𝗨𝗔𝗡𝗚 Dua puluh tahun si kembar hidup, orangtuanya baru memberitahukan fakta besar yang selama ini mereka sembunyikan kepada mereka. INA-ENG August 2020.