impact is on them

1.7K 279 13
                                    

ᴘʀᴏᴜᴅʟʏ ᴘʀᴇsᴇɴᴛ
𝐋𝐈𝐋𝐋𝐄𝐁𝐑𝐎𝐑

❁ཻུ۪۪⸙͎.
𝕴𝖒𝖕𝖆𝖈𝖙 𝖎𝖘 𝖔𝖓 𝕿𝖍𝖊𝖒
────────────

Kepulangan Sony disambut keributan Yessy. Wanita itu sedang mengemasi barang-barang semuanya. Mahesa dan Raditya terlihat sudah pasrah mengatasi Yessy, wanita itu tidak bisa dihentikan. Ketakutannya bahwa Raditya akan meninggalkannya begitu besar, dia tidak menginginkan perpisahan dengan Raditya.

Sony mencoba menghentikan Yessy namun terus menerus Yessy menepis tangannya. Tindakan berlebihan seperti ini sangat tidak baik bagi mental Yessy. Sony sendiri paham bahwa wanita itu benar-benar kacau, dirinya juga sama, namun tindakan Yessy tidak bisa dia benarkan. Khawatir dan takut itu sama-sama mereka rasakan.

"Bunda, kita bicara dulu, ayo. Kamu bisa lakuin yang kamu mau setelah kita selesai bicara." Sony menarik Yessy untuk duduk berbincang. "Apa alasan kamu ngotot untuk pindah?" lanjut Sony bertanya.

"Kamu masih tanya apa, ha? Anakku dalam bahaya, Radit mau diambil orang, dia anakku mas. Kamu tahu kalau hari ini dia ditemuin seseorang dan buat cerita konyol agar Radit mau tinggal sama keluarga bajingan itu!"

"YESSY!" Amarah Sony terpancing dengan perkataan Yessy. "Dari mana kamu bisa simpulkan kayak gitu?" tambah Sony bertanya.

"Aku denger sendiri dari Radit, dia cerita sama Mahesa tentang itu. Kamu pikir aku harus diem denger itu? Aku sudah bilang ke kamu buat kita pindah dari kapan lalu tapi kamu nggak respon sama sekali. Kali ini terserah kamu mau ngelarang atau enggak, aku tetep bawa Radit pergi, dia anakku, dia harus sama aku!" ujar Yessy menekankan pada Sony.

Sony memanggil Raditya untuk menjelaskan hal yang disebutkan oleh Yessy. Tanpa mengurangi dan menambahkan, Raditya menceritakan apa yang dikatakan Detektif Drey. Setelah menceritakannya, Sony meminta Mahesa dan Raditya meninggalkan dirinya dan Yessy sebentar.

"Kamu mau percaya itu mungkin sulit. Tapi yang perlu aku tegaskan di sini adalah mereka tetap orangtua kandung Raditya. Tanpa ada keterangan tertulis pun, mereka memiliki hak untuk bersama Radit. Kalau kamu terus kayak gini, imbasnya ke Radit. Aku minta kamu buat kontrol diri kamu dan biarin Radit milih apa yang dia mau. Yang kamu lakuin itu justru yang buat Radit takut melangkah dan buat keputusan. Kalau kamu mau marah, lakuin aja ke aku, jangan ke Radit. Radit coba ngertiin kamu dan kamu seharusnya coba ngertiin Radit, ini bukan waktunya egois."

Yessy terdiam dengan wajah datar dan air matanya terus mengalir. Yang kini terjadi merupakan ketakutan terbesar Yessy selama ini. Ketika dia sudah tidak memikirkan ketakutannya sama sekali namun itu justru menghampirinya, dia meledak tidak siap.

"Di sisi kamu yang takut kehilangan Radit, mereka sudah kehilangan Radit belasan tahun lamanya dan itu bukan keinginan mereka. Kamu sendiri kalau gitu pasti juga sama kayak mereka. Yang kita perlu saling mengerti aja. Radit pergi ke sana pun nggak akan ngerubah posisi kita di hati Radit, kamu perlu yakin itu, aku yang tanggung jawab kalau omongan aku itu salah," tambah Sony, lagi.

"Radit juga anakku. Aku nggak ngelahirin dia tapi aku ngasuh dia," ujar Yessy dengan nada datar dan pandangan kosong.

"Sekarang kamu istirahat dulu, pikiranmu juga istirahat dulu." Sony membawa Yessy ke kamar untuk beristirahat.

Sony memeriksa Raditya setelah selesai mengatasi Yessy. Anak itu ternyata masih duduk di depan meja belajarnya. Tangan Sony mengelus pelan puncak kepala Raditya dan duduk di tepi kasur tidak jauh dari bangku Raditya.

Pikiran Raditya bekerja terlalu keras akhir-akhir ini. Ujian kelulusan dan persiapan masuk PTN sudah menyita banyak ruang dalam pikiran Raditya dan kini ditambah memikirkan keluarga beserta identitas dirinya. Raditya kini percaya bahwa proses pendewasaan itu tidak mudah.

lillebrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang