KEIRA - 13

965 84 7
                                    

kau masih punya tanggungan
untuk membuktikan kepada seseorang
bahwa mereka salah menilaimu
-Gavin-

KEIRA - RUMAH SAKIT

"Lama banget si Keira" Kata Delvin.

Gavin meletakkan gelas di meja lalu berjalan tergesah gesah ke kamar mandi perempuan.

Setelah sampai, Gavin menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan jika ia tidak terlihat masuk ke dalam kamar mandi perempuan.

Pintu nya terkunci, membuat Gavin bersiap siap untuk mendobrak pintu.

brakk

Gavin membulatkan matanya ia segera menghampiri Keira, Delvin datang bersama Leon.

"Cepet siapin mobil" Delvin bergegas berlari untuk menyalakan mobil sedangkan Gavin membawa Keira ke mobil sambil memegangi perut Keira yang mengeluarkan darah.

Leon menatap datar Erlangga dan menginjak hidung nya.

***

"Gua yakin kita mati nih ama Om Axelle" Kata Delvin sambil mondar mandir menunggu pintu ruangan terbuka.

"Semoga aja engga gua masih mau hidup, gua belum nikah!" Sahut Leon.

Mereka sedang ada di rumah sakit, setelah dari club mereka buru buru membawa Keira ke rumah sakit.

Gavin mengusap wajahnya lalu mengeluarkan pistol dari saku nya, Gavin tau pistol ini milik Axelle karena tertulis huruf 'A'.

"Jangan coba coba bunuh gua yeee!" Kata Leon sambil menunjuk wajah Gavin.

"Dari mana dia dapet?" Tanya Delvin.

Gavin menggeleng.

"Keluarga Keira!" Gavin, Delvin dan Leon menghampiri dokter Budi.

"Keluarga?"

"Kita abang nya" Dokter Budi mengangguk.

"Tidak ada hal yang serius, kita sudah menjahit luka di perut pasien" Gavin mengangguk.

"Kira kira berapa hari?"

"3 hari cukup"

"Gabisa lebih Dok?" Tanya Gavin.

"3 hari sudah max, karena pasien baik baik saja!" Gavin ingin melangkah maju namun Delvin menahan tangan Gavin sambil menggeleng.

"Baik terima kasih dok" Kata Leon.

"Baik baik apa nya, ga becus banget jadi dokter" Ucap Gavin sambil menatap datar kepergian dokter Budi.

"Udah lah Gav, mungkin emang iya kan Keira kuat!"

"Gavin, Keira baik baik aja kan, nak?"

"Bunda Sandra, iyaa baik baik aja kok" Kata Delvin. Karena Gavin tidak menjawab.

"Kita ganti rumah sakit aja" Leon membawa Gavin menjauh sedangkan Delvin mengantar Sandra untuk melihat Keira.

"Apa? kita perlu dokter yang profesional"

"Tap-"

"Lo khawatir ga?"

"Dia adik kita, dan kita ga becus jagain nya, walaupun kita sering tauran, tapi dia masih di wawasan kita"

"Lo sayang Keira?" Gavin menghela nafas sambil menatap tajam ke arah Leon.

"Iyaa, gua sayang karena dia adik gua Yon"

"Adik gua juga" Gavin mengangguk.

"Gua yakin Keira ga kenapa napa!" Gavin mengangguk anggukan kepala nya.

"Tenang kita disini khawatir semua"

"Apa lo lupa? Keira pernah jatuh dari lantai 4?"

***

"Kaka gapapa sayang?" Tanya Sandra. Keira mengangguk lalu memeluk Sandra.

"Sakit?" Keira menggeleng.

Sandra mengelus kepala Keira "Anak bunda hebat yaa, ga ada kapok kapok nya"

"Ajaran nya Delvin bun" Delvin membulatkan matanya.

"Engga bun, Leon juga"

Sandra terkekeh. "Yaudah Delvin tolong jaga Keira ya, Bunda mau ketemu Axelle kata nya ada masalah"

"Bilang Ayah bun, jangan di bunuh!"

"Bunda ga bisa mastiin sayang, Ayah murka kalau liat Keira sakit apa lagi sampai masuk rumah sakit"

Ceklek

"Bunda" Leon dan Gavin memeluk sandra secara bergantian.

"Jaga Keira yaah?" Gavin, Delvin dan Leon mengangguk.

Gavin berjalan ke ranjang lalu memeluk Keira. "Seneng ya bikin khawatir semua orang, hm?!"

RUMAH SAKIT END

Keira itu kuat, jatuh dari lantai 4 aja masih bisa cengengesan. apa lagi cuma ini hahaha

KEIRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang