KEIRA - 15

992 85 7
                                    

kenapa harus satu
kalau bisa dua
-Keira-

KEIRA - KABUR

pagi hari nya Keira sudah di perboleh kan untuk pulang, karena bekas jahitan nya sudah mulai mengering.

beberapa hari kemudian Keira meminta untuk kembali sekolah namun hal itu di bantah oleh Gavin, Delvin dan Leon.

"Ga boleh yaa lu masih sakit!"

dengan 1001 alasan, Keira bisa kembali ke sekolah dengan syarat. Ga boleh banyak tingkah.

dan disini lah Keira sedang ada di loker nya untuk mengganti baju karena pelajaran selanjutnya adalah olah raga.

"Sayang lu kemana aja selama ini?" Kata Dirga yang datang menghampiri Keira.

Keira memutar bola matanya. "Dari bojong gede"

Dirga mengerutkan kening nya. "Ngapain sayang?"

Keira menatap malas ke arah Dirga lalu melenggang pergi.

***

Gavin melangkah keluar dengan bersamaan dengan Dirga yang ingin masuk ke dalam.

"Bisa ga si lu gausah ganggu Keira?" Kata Gavin datar.

"Kenapa? dia paca-" Gavin mendorong dada bidang Dirga.

"Keira ga perna bilang 'ya' untuk jadi pacar lo!"

"Kenapa lo marah?" Gavin memalingkan wajahnya dengan tangan terkepal.

"Lo suka sama dia?"

Bughh

"Gua abang nya. Gua punya hak buat ga suka lo deket sama Keira!" Kata Gavin

Gavin menatap tajam ke arah Dirga sebelum mulai melangkah menjauh, dan bertemu Delvin bersama Leon.

"Ada apa bor?" Gavin menggeleng.

"Lo tau cowo yang kemarin sama Keira, ada disini!" Kata Leon.

"Beban banget anjir, ayolah kita pindah sekolah aja" Sahut Delvin.

Delvin menatap Iqbal yang berjalan tergesah gesah ke lapangan.

"Iqbal target selanjutnya?" Tanya Delvin.

Leon mengangkat kedua bahu nya.

"Gass!" Gavin menatap Iqbal lalu mulai berjalan mendekat nya.

Namun ia urungkan karena melihat Keira yang menghampiri Iqbal sambil membawa air minum.

"Cabut!"

***

"Assalamualaikum anak anak!"

"Stop stop!" Kata Keira.

"Ada apa Keira?"

"Saya ga mau denger ada anak baru ya bu" Kata Keira sambil berjalan menuju pintu.

Gavin, Delvin dan Leon mengikuti Keira dan tiba tiba mendorong tubuh Keira keluar kelas.

Leon segera menutup pintu dan mengejar Keira, Gavin dan Delvin yang sudah lumayan jauh di depan nya.

"KEIRA. GAVIN. DELVIN. LEON!!!!!!!"

"Apa ga sakit?" Tanya Leon.

Keira menggeleng dan mulai memanjat pagar. Gavin sudah menyerah beribu kali peringatan sampai mulut berbusa pun Keira akan tetap melanggar.

"Mpok siti, Pizza satu"

"Ada ada aja kamu kei, kamu kira ini restoran!" Sahut Mpok siti dari dalam warung.

"Kasih tiwul aja Mpok!"

Keira merebahkan di posko dan Gavin menghampiri nya. "Sakit?" Tanya Gavin, Keira menggeleng.

Gavin mengangkat kepala Keira dan di letakan pada pahanya, ia pejamkan mata sambil mengelus rambut Keira.

"Sakit bilang" Keira mengangguk.

Delvin dan Leon datang sambil membawa 4 gelas es teh. Delvin merebahkan tubuhnya dengan bantal paha Keira. Dan Leon dengan bantal paha Delvin.

"Gua mau kalau kita udah berkeluarga kita tetep sahabatan" Kata Delvin.

"Kaya emak emak kita"

"Katanya kisah sma ayah lu kei, seru"

"Seru? gua ga pernah minta buat mereka cerita" Ucap Keira.

"Gua ga mau tau malem ini kita nginep rumah Keira sambil dengerin om Axelle cerita"

Axelle di suruh cerita? apa ga bosen nada bicara nya datar terus.

KABUR END

APA KABAR SEMUA, SEMOGA SELALU SEHAT YAAAAAAA

ADA KONFLIK TAPI RINGAN INI.
KARENA AKU PIKIR PIKIR, ADA LAH KONFLIK RINGAN SATU DUA LAH YAK

KEIRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang