Tiga Puluh Empat.

1.8K 154 69
                                    

6 bulan berlalu. Kini Hyunjin dan Ryujin sedang menikmati peran mereka sebagai orang tua Jinjin.

Pagi-pagi sekali Ryujin sudah terbangun karena Jinjin menangis,sedangkan Hyunjin masih terlelap karena kemarin ia lembur.

"Anak mommy kok nangis sih hey," ucap Ryujin sambil menimang-nimang Jinjin.

"Haus ya? Hm?"

Ryujin pun beralih untuk menyusui Jinjin.

Hyunjin terbangun dari tidurnya karena Jinjin masih terus menangis.

Hyunjin mengucek-ngucek matanya lalu melihat Ryujin yang sedang menyusui Jinjin di sofa kamar mereka.

"Yaang,kenapa?" tanya Hyunjin.

Ryujin menoleh, "Jinjin nangis terus dari kemaren," ucapnya.

Hyunjin pun bangun dari tidurnya lalu berjalan menghampiri Ryujin di sofa.

"Badannya gak anget kan?" ucap Hyunjin sambil menyentuh dahi Jinjin.

Ryujin menggeleng, "Emang agak rewel aja sih Jinjin kalo jam segini tuh.

Hyunjin menganggukan kepalanya.

"Kamu tidur lagi aja gih,tadi kan baru tidur jam 3 sekarang baru jam 5." ucap Ryujin.

Hyunjin menggeleng, "Masa anak nangis aku tidur sih," ucapnya.

"Ya gapapa,lagian tuh liat kantung mata kamu." ucap Ryujin sambil menyentuh kantung mata Hyunjin.

Hyunjin tersenyum, "Namanya juga nyari uang yaang," ucapnya.

"Ya makanya itu istirahat sekarang,nanti kan jam 8 kamu ke kantor lagi kan?" ucap Ryujin.

Hyunjin mengangguk, "Ada rapat sama Jeno mau ngomongin desain gedung baru." ucapnya.

"Kak Jeno arsiteknya?" tanya Ryujin.

Hyunjin mengangguk, "Iya,selera aku sama Jeno tuh hampir sama jadi enak aja gitu kalo arsiteknya dia." ucapnya.

Ryujin mengangguk, "Yaudah makanya,mendingan kamu tidur bentar gih nanti jam setengah 7 aku bangunin lagi." ucapnya.

"Gapapa,nemenin kamu aja." ucap Hyunjin.

Ryujin hanya menghela napasnya,sejujurnya dia khawatir dengan kondisi Hyunjin saat ini karena baru saja tertidur jam 3 pagi tadi akibat perusahaan Hyunjin sekarang sedang mengurusi proyek baru.

"Haus kayanya dia tuh." ucap Hyunjin sambil memperhatikan Jinjin yang sedang menyusu pada Ryujin.

Ryujin hanya mengangguk sambil menepuk-nepuk pantat Jinjin pelan.

"Sini,Jinjin aku yang tidurin lagi." ucap Hyunjin.

Ryujin pun menyerahkan Jinjin pada gendongan Hyunjin lalu kembali mengancingi piyama tidurnya.

"Masih pagi sayang,bobo lagi ya." ucap Hyunjin pada Jinjin dalam gendongannya.

Jinjin memang sepertinya memiliki ikatan batin yang kuat dengan Hyunjin karena setiap kali berada dalam gendongan Hyunjin,Jinjin selalu berhenti menangis dan jauh lebih tenang.

"Emang anak kamu banget,liat aja tuh matanya langsung nutup." ucap Ryujin.

Hyunjin tertawa, "Sayang banget dia sama daddy-nya."

Ryujin pun hanya mendengus.

"Gak usah cemburu sama anak sendiri yaang," ucap Hyunjin lalu merangkul Ryujin menggunakan sebelah tangannya.

"Aku cemburunya sama kamu ya,Jinjin lebih tenang kalo digendong sama kamu." ucap Ryujin.

Hyunjin tertawa, "Soalnya cinta pertama setiap anak perempuan itu ayahnya,yaang." ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗕𝗲 𝗪𝗶𝘁𝗵 𝗬𝗼𝘂 // 𝗛𝘄𝗮𝗻𝗴𝗦𝗵𝗶𝗻 𝗽𝘁. 𝟮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang