14

56 8 5
                                    

"Dari mana, Chan ?" Tanya Yoona setelah melihat putra bungsunya melewati dirinya di yang sedang bermain piano di ruang tengah.

"Mampir apartemen Sihyeon" Sungchan tak pernah berbohong, percuma. Yoona akan semakin strict jika tau kebenaran dari mata-matanya. Sungchan tau, kemanapun dia pergi, pasti selalu ada pasang mata yang mengawasinya.

Yoona mengangguk, "Teacher Shim malam ini ada urusan, jadi les kamu kosong. Sebagai gantinya, mama udah booking sesi catur buat kamu"

Sungchan menghentikan jalannya, nampak berfikir sejenak "Iya ma" lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Sampai di kamarnya, Sungchan duduk di depan kursi belajarnya. Ia menghela nafas dalam. Ia muak, kenapa hidupnya seperti bukan miliknya. Ia iri pada Jaehyun, iri pada Kristal. Kakak-kakaknya itu bebas berbuat semau mereka. Mungkin karena mereka jenius dan tidak dengan dirinya.

Ia ingin juga membantah. Bukan tidak pernah, dulu pernah dan berujung Yoona yang mengamuk dan tidak mau menemui siapapun.

Sudah 5 tahun sejak skandal perselingkuhan papanya dengan rekan sejawatnya sendiri (sesama dokter di RS-nya), yang membuat Tuan Siwon yang notabene ayah Sungchan memilih mengurusi RS cabang di Jeju, ya itu hanya alasan untuk tidak bertemu Yoona. Sejak saat itu temperament Yoona menjadi buruk, dan melampiaskannya pada anak-anaknya. Sialnya Jaehyun dan Kristal pintar, sudah mapan dan nyaris tak pernah berkunjung ke rumah. Alhasil sasaran paling lemah jelas adalah Sungchan. Ia tak pernah berhenti menyalahkan Siwon, karena ayahnya itu hidupnya menjadi seperti di neraka. Dan karenanya, ia sempat tak percaya cinta. Jika cinta itu ada, tak mungkin ada rasa untuk menghianati.

Sungchan meraup wajahnya kasar, ia jengkel ia lelah. Ia merogoh ponselnya lalu membuka locknya, ia tersenyum melihat sosok gadis yang tersenyum ceria yang ia jadikan loockscreen ponselnya. Sihyeon, gadis yang sangat ia sayang. Hanya gadis itu yang membuat ia merasa this world isn't dat bad. Gadis yang satu tahun lalu ia temui di ruang kerja kakaknya. Entah, saat itu ia seperti melihat dirinya pada mata gadis itu. Tatapan orang ketakutan yang kehilangan arah. Hingga saat ini Sungchan tak pernah bertanya apa masalah gadisnya saat itu. Ada rasa ingin melindungi, dan ingin membuatnya tersenyum.

Setahun berlalu, Sungchan sedikit merasa bersalah karena tak banyak waktu yang bisa ia luangkan untuk Sihyeon. Namun kini itu menjadi ambisi Sungchan untuk sukses dan bisa keluar dari rumah ini. Rumah yang cukup menyesakkan untuk dikatakan sebagai sebuah rumah.

✨✨✨

"Kemarin kenapa, kanapa ga masuk ?" Tanya Lia dengan menyipitkan matanya menatap Sihyeon

"Ga enak badan doang, dah sembuh kok"

"Kabarin, kan gue bisa nyamperin ke apart lo"

"Udah ada Sungchan" jawab Sihyeon

Lia mengangguk lalu melanjutkan aktivitasnya menyalin peer kimianya.

"Lia buru. Dah mau masuk nih" rengek Junkyu karena yang di contek Lia saat ini adalah buku miliknya.

"Bentar dih. Dua nomer lagi" jawab Lia tanpa memalingkan intensinya dari pekerjaan menyalinnya.

Junkyu mengerucutkan bibirnya dan bersindekap "zzzzz"

✨✨✨

Jam istirahat seperti biasa Lia sudah standby mengatri batagor mang Jong In.

Dingin, Sihyeon mengadah keatas melihat siapa yang meletakkan kaleng minuman di atas kepalanya. Dan ya, itu Sungchan. Sihyeon meraih minuman di tangan Sungchan, karena pastinya itu untuknya.

"Udah baikan ?" Tanya Sungchan sembari mendudukkan dirinya di bangku kosong samping Sihyeon.

Sihyeon mengangguk sebagai jawaban.

Ting.. ponsel Sihyeon berbunyi memunculkan pop up chat dari Jeno. Keduanya reflek melihat karena memang ponsel Sihyeon ia letakkan pada meja depannya pas.

Jeno sent a picture

Sungchan mengeriyitkan dahinya.

"Ke.." ucapan Sungchan terpotong

"Nih, fiuuh capek neng Lia ngantri batagor udah kayak ngantri jodoh. Berebut bener dah, kalo kagak gesit nih, bisa di embat orang" celoteh Lia lalu mendudukan dirinya di depan Sihyeon. "Eh Sungchan, sowry ✋🏻 kalo mau batagor ngantri sendiri, capek aing" lalu mengibas-ngibaskan tanganya di depan wajahnya, mungkin akan sedikit menyejukkan kepalanya.

Sihyeon tertawa kecil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sihyeon meraih ponselnya lalu memasukkan pada kantong almamaternya kemudian mengambil batagor miliknya pada baki Lia, karena memang Lia memesan untuknya juga.

Hal itu tak luput dari pandangan Sungchan.

"Nanti pulang tunggu aku kumpul olim bentar ya" pinta Sungchan.

Sihyeon mengangguk sembari memakan batagornya.

✨✨✨

Sesampainya di kelas Sihyeon teringat akan pesan yang dikirimkan Jeno beberapa waktu lalu. Ia merogoh ponselnya lalu membuka kolom chat.

Jeno

Sihyeon tersenyum singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sihyeon tersenyum singkat. Terkadang Jeno bisa se-cute ini jika dengannya.

Sihyeon tiba-tiba tersadar. Siapa yang sebenarnya ada di hatinya ?

✨✨✨

Misfit ✔️ [Jung Sungchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang