Chapter 09

1.2K 234 61
                                    

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan cara vote + comment ya!!!
___________________________________

 





Pagi ini Shuhua sengaja bangun lebih awal mendahului Renjun agar ia bisa memastikan bahwa Renjun sarapan sebelum berangkat ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Shuhua sengaja bangun lebih awal mendahului Renjun agar ia bisa memastikan bahwa Renjun sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Namun setelah menunggu cukup lama di bawah, Renjun tidak kunjung keluar dari kamarnya. Shuhua lalu memutuskan untuk mengecek Renjun dengan pergi ke kamarnya saja.

"Kita bisa telat jika jam segini saja kau belum siap, belum lagi harus menunggu bus datang." Shuhua terus menggerutu sembari menaiki satu-persatu anak tangga.

Akhirnya Shuhua sampai di depan kamar Renjun, dan tanpa mengetuk pintu kamar itu terlebih dahulu Shuhua langsung membuka kamar Renjun lebar-lebar yang kebetulan memang tidak terkunci.

"Dimana anak itu?"

Buagh!!!

"Akh!"

Tepat saat Shuhua melangkahkan kakinya untuk memasuki kamar Renjun, tiba-tiba saja ada sebuah tali yang menahan pergerakan kakinya, membuat Shuhua kehilangan keseimbangan dan akhirnya sukses terjatuh dengan posisi tengkurap.

"Hahaha." Tawa Renjun menggelegar seketika.

Disaat Shuhua menderita dan tengah meringis kesakitan, dengan teganya Renjun tertawa dengan penuh kemenangan seperti itu.

"Haish! Akan aku balas kau, Renjun!" Shuhua bangkit dari posisi terjatuhnya lalu mengejar Renjun yang berlari menuju sudut ruangan di kamarnya, namun lagi-lagi karena kecerobohannya Shuhua tidak melihat bahwa ada minyak di lantai berbahan kayu yang sengaja ditumpahkan oleh Renjun.

Buagh!!!

Shuhua terjatuh untuk kedua kalinya di depan Renjun, namun dengan posisi terjatuh yang berbeda. Karena lantai kayu yang menjadi licin akibat minyak, tubuh Shuhua terbanting ke belakang dengan bokong mendarat lebih dulu.

Peduli apa dengan celana dalam yang terumbar di depan Renjun akibat terjatuh, Shuhua justru mendelik kesal pada Renjun dengan rahang mengeras dan kedua telapak tangan mengepal kuat menahan amarah.

"Brengsek!" Umpat Shuhua geram.

"Aduh, pasti sakit ya karena terjatuh dua kali?" Tanya Renjun dengan ekspresi kasihan yang dibuat-buat.

"Sudahlah, aku tidak ingin terlambat pergi ke sekolah." Renjun lalu melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya. Tentu saja dengan langkah yang hati-hati agar tidak ikut terjatuh.

Shuhua hanya bisa menatap kepergian Renjun dengan amarah yang meledak-ledak, lalu setelah sosok Renjun benar-benar pergi barulah Shuhua mencoba bangkit dari posisi terjatuhnya.

"Bokongku sakit sekali." Shuhua meringis sembari memegangi bokongnya yang terasa nyeri.

"Ya ampun! Seragamku!" Shuhua menjerit histeris saat menyadari pakaiannya tidak lagi rapih dan kini rok Shuhua sudah basah akibat terkena minyak.

You're the Reason : Shuhua Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang