Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan cara vote + comment! ✨🌼
___________________________________
"Kau ini payah sekali! Mulut saja yang kau urusi untuk mencari gosip tidak jelas, tapi nyali untuk mendekati gadis seperti Somi tidak ada." Renjun dan Jaemin tertawa terbahak-bahak saat melihat Haechan diomeli oleh Yiren.
"Aku gugup." Cicit Haechan, ia menundukkan kepalanya lalu memainkan jari-jarinya yang dingin. Tidak punya keberanian untuk membalas tatapan tajam Yiren.
Yiren memijat pelipisnya pening, tapi sepertinya hanya dirinya yang pening. Renjun dan Jaemin yang berada di antara mereka berdua hanya bisa tertawa lalu menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir.
"Susah payah kau menanam bunga mawar itu, dan saat kau memberikannya pada Somi kau malah bilang kalau bunga mawar itu dari temanmu. Kau memang bodoh, Haechan!" Ucapan pedas Renjun semakin memperkeruh keadaan, tapi ia menyukainya.
"Kau tidak bisa merasakan bagaimana jadi diriku!" Haechan yang merasa kesal mendengar ucapan Renjun lantas memberikan pukulan ke kepala Renjun.
"Sakit bodoh!" Umpat Renjun, namun masih saja tertawa bersama Jaemin.
"Lagi pula kenapa kau harus menyukai gadis seperti Somi? Kenapa kau tidak pacaran saja dengan Yiren?" Mata Yiren terbelalak sempurna mendengar ucapan Jaemin barusan.
"Jaemin! Kau sudah gila ya?" Pekik Yiren tak terima.
"Iya, Jaemin kan memang gila. Kami ini hanya teman dekat dan aku tidak mungkin juga merebut gadis yang sudah dijodohkan." Timpal Haechan.
"Dia datang!" Seru Yiren.
"Siapa? Somi maksudmu?" Tanya Jaemin namun Yiren menggelengkan kepalanya tanda bukan.
"Lalu siapa? Chenle mu?" Tanya Renjun pada Yiren, namun ia justru kembali mendapatkan pukulan di kepalanya. Kali ini ia dapat dari Yiren.
"Lihat, itu dia." Haechan menunjuk-nunjuk sosok seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam ruang musik.
"Yeh Shuhua?"
Semua pandangan tertuju pada Shuhua, terutama Renjun kala bibirnya tanpa sadar telah mengucap nama itu dengan sangat pelan.
"Bekal untukmu." Shuhua tidak menghiraukan tatapan melongo Haechan, Jaemin, dan Yiren. Toh ini sudah menjadi tugas Shuhua bukan?
Shuhua tetap berjalan menghampiri Renjun lalu menyerahkan sekontak bekal yang ia bawa dari rumah pada Renjun.
"Sudah aku bilang kalau aku tidak sudi memakan makanan yang kau masak." Senyuman manis Shuhua mendadak sirna saat mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Renjun.
"Ekhem! Wah~ Sepertinya ada gadis ke dua yang akan mengagumi Renjun sekarang. Sudah terima saja, bekal itu juga kelihatannya enak." Haechan tersenyum jahil dan menepuk-nepuk bahu kecil Renjun cukup kuat, dan tak lama dengan sigap Haechan mengambil bekal itu dari tangan Shuhua.
"Serius kau yang memasak bekal ini sendiri?" Tanya Haechan pada Shuhua.
Shuhua menganggukkan kepalanya, "Tentu saja aku yang membuatnya sendiri." Jawabnya.
Renjun bangkit dari posisinya lalu menatap Shuhua dingin, "Jangan sok peduli padaku." Ujar Renjun lalu mulai beranjak pergi dari hadapan Shuhua.
"Akh!" Pekik Shuhua saat Renjun dengan sengaja menabrak bahu kanannya cukup kuat hingga Shuhua terjatuh.
"Astaga! Apa yang kau lakukan, Huang Renjun?!" Yiren menjerit histeris dan dengan cepat ia membantu Shuhua untuk berdiri.
"Anak itu kenapa keras kepala sekali sih?! Kalau dia sampai sakit bagaimana?!" Oceh Shuhua dengan nada ketus, bukannya sibuk mempedulikan keadaan dirinya sendiri ia justru lebih mempedulikan Renjun.
Kepergian Renjun secara mendadak seperti itu membuat Haechan, Jaemin, dan Yiren menjadi tidak enak hati dan merasa kasihan terhadap Shuhua yang sudah susah payah membuatkan bekal itu lalu saat ia ingin memberikannya pada Renjun justru ia malah menolaknya dengan kasar dan pergi begitu saja.
"Maafkan sikap kasar Renjun, Shuhua. Aku juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini sikapnya menjadi aneh seperti itu." Ujar Jaemin dengan sedih.
Shuhua menggelengkan kepalanya, "Tidak tidak tidak, jangan lihat aku dengan tatapan menyedihkan seperti itu teman-teman. Aku tidak menyukainya."
"Kau yang sabar ya, Shuhua." Mata Shuhua terbelalak hebat mendengar ucapan Yiren.
"Aku bilang, aku baik-baik saja." Mendadak Shuhua menjadi gemas sendiri, mereka semua sudah salah paham.
Mereka beranggapan kalau Shuhua tengah mengemis cinta pada Renjun semenjak ia pindah ke sekolah yang sama, namun yang sebenarnya bukanlah seperti itu.
"Bekal ini untukku saja ya, Shuhua?" Yiren menempeleng kepala Haechan.
"Kembalikan padanya, atau berikan bekal itu pada Renjun saja sana!" Perintah Yiren dan Haechan hanya bisa pasrah dan mulai beranjak pergi menyusul langkah Renjun.
Dengan cepat Shuhua menahan lengan Haechan, "Tidak usah, makan saja bekal itu. Tidak masalah." Ujar Shuhua lalu memutuskan cepat-cepat pergi dari dalam ruang musik.
"Apa mungkin Shuhua telah mengenal Renjun lebih dulu daripada kita? Sikapnya itu sangat mencurigakan." Celetuk Jaemin menatap sosok Shuhua yang perlahan menjauhi mereka.
"Shuhua memperlakukan Renjun seperti Nyonya Huang saja." Sahut Yiren.
"Akan aku cari tahu informasi tentang mereka setelah aku habiskan bekal ini." Yiren dan Jaemin mendengus sebal melihat Haechan berbicara dengan mulut penuh makanan seperti itu.
"Lihatlah cara dia makan, rakus sekali."
"Kalian harus tahu, masakan Shuhua enak sekali!"
"Yak! Haechan! Kau menyemburkan apa yang ada di dalam mulutmu itu kemana-mana! Jorok sekali!"
Haechan butuh mengisi ulang tenaganya akibat terkuras habis oleh rasa gugup yang berlebih saat berdekatan dengan Somi tadi. Yaitu dengan cara memakan bekal lezat buatan Shuhua.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're the Reason : Shuhua Renjun ✓
FanfictionBagi Tuan dan Nyonya Huang, putra semata wayang mereka bukanlah anak yang 'nakal' hanya saja menurut mereka Renjun butuh sedikit perlindungan dari seorang gadis seperti Shuhua. Selama kepergian Tuan dan Nyonya Huang ke luar Negeri, Shuhua dipercaya...