Chapter 14

1.2K 219 29
                                    

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan vote + comment ya!✨🌼
___________________________________





  

*** Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** Flashback

Jledar!!!

Renjun terbangun dari tidurnya akibat terusik akan suara gemuruh petir yang sangat kuat, ia melirik sekilas jam yang terpajang di dinding kamarnya menunjukan pukul tengah malam.

Renjun mencoba kembali memejamkan matanya dan melanjutkan tidurnya, namun suara isak tangis itu terdengar begitu jelas di telinganya.

"Ibu, kau dimana? Shuhua sendirian disini. Shuhua minta maaf, Bu."

"Dia menangis?" Renjun mengubah posisinya menjadi terduduk untuk memastikan suara isak tangis itu, dan benar. Saat Renjun menoleh ke sampingnya ia mendapati kalau Shuhua tengah menangis.

Renjun dapat melihat dengan jelas air mata yang membasahi pelupuk mata serta pelipis Shuhua, ia tampak begitu gelisah.

"Apa Shuhua sedang bermimpi buruk?" Gumam Renjun.

"Hei, Shuhua. Sadarlah."

"Ibu! Shuhua salah! Jangan tinggalkan Shuhua sendirian di taman ini, Ibu!"

Shuhua tetap tidak mau membuka matanya dan tangisannya semakin menjadi-jadi meski Renjun telah berusaha membangunkannya dengan cara memanggil nama Shuhua berulang kali.

Tak kunjung sadar, Renjun akhirnya menyingkirkan boneka milik Shuhua lalu membuangnya asal ke lantai. "Sama-sama menyusahkan." Gerutu Renjun.

"Shuhua, buka matamu." Tangan Renjun bergerak untuk menepuk-nepuk pipi putih mulus Shuhua pelan, namun Shuhua tidak juga kunjung membuka matanya.

Jledar!!!

"Ibu!"

Pergerakan Renjun terhenti saat tangan Shuhua menarik leher Renjun dan memeluk tubuhnya dengan sangat erat, Renjun ingin melepaskan pelukan erat Shuhua yang menyesakkan itu namun Shuhua memeluknya seolah ia tengah sangat ketakutan dan membutuhkan perlindungan.

"Ibu.."

"Sepertinya kau memiliki trauma yang parah mengenai hujan dan petir." Gumam Renjun.

Renjun lalu kembali merebahkan dirinya di samping Shuhua dan membiarkan dirinya dijadikan guling untuk Shuhua.

"Shuhua benar-benar menyesal nekat pergi sendirian, Bu." Ujar Shuhua dengan mata yang masih tertutup.

"Ternyata Shuhua dulu bocah yang nakal." Tangan Renjun bergerak untuk menghapus air mata yang membasahi wajah cantik Shuhua menggunakan jari-jemarinya.

You're the Reason : Shuhua Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang