Mari kita lihat, masalah apa yang bisa membuat mereka merasakan kelumpuhan secara bersamaan.
•••°•••
Sosok lelaki remaja sedang duduk di tepi rooftop gedung sekolahnya. Suasana sekolah sudah sepi mungkin hanya ada beberapa anak yang masih menjalani kegiatan ekstrakurikuler, dan para penjaga sekolah yang menunggu kepulangan mereka. Lelaki itu menatap langit arah barat, menampakkan sosok Surya yang ingin pamit untuk sebentar.
"Lo gak mau balik apa?! Mau Maghrib woi, demit pada keliaran"
Remaja tersebut menoleh ke belakangnya, pandangannya mendapatkan sosok gadis yang sedang membawa kerdus berisi gulungan-gulungan kertas.
"Gak ngaca kalo sendirinya dedemit"
"Heh apa lo bilang?!"
Gadis itu masih merasa kesal dengan ucapan lelaki yang sedang galau itu, tapi untuk saat ini ia tunda kemarahannya. Melihat lelaki remaja yang masih duduk di tepi rooftop sambil menatap senja, sudah dipastikan bahwa lelaki tersebut sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu melangkahkan kakinya untuk menghampirinya.
"Btw, makasih ya buat kemarin lusa"
"Makasih apaan?"
"Lo udah nolongin gua buat ngehindar kericuhan antara genk lo sama genk sekolah sebelah"
"Hmm, udah kewajiban gua" jawab Jaka
Mereka terdiam sejenak, keduanya saling menatap senja yang hendak menenggelamkan dirinya. Sungguh suasana yang damai sekali bagi kedua remaja itu.
"Lo ngapain masih di sekolah?" tanya Jaka
"Lagi ada jadwal ekstrakulikuler literasi, dan lo sendiri ngapain masih disini?" tanya balik Sandra
"Gua nggak ada ekskul sih, cuma pengen aja pulang telat" jawab Jaka
"Ohhh"
"Keluarga lo baik-baik aja?" tanya Jaka random
Sandra yang mendengarkan pertanyaan Jaka barusan pun langsung kebingungan.
"K-keluarga gua?"
"Bokap lo lagi dituduh sama bos--
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralyzed (Sequel Aeternum)
FantasyMemilih hidup yang berbeda jauh dari orangtua mereka, melakukan kenakalan layak remaja sebayanya. Mereka melakukan itu semua karena gaya hidup mereka yang telah diracuni oleh manusia-manusia tak beradab. Tapi, kehidupan mereka pun pasti tidak luput...