•••°•••
Seorang perempuan tengah sibuk membaca koran di teras rumah sambil memutar lagu Hitam Putih - Fourtwnty, sudah sejak siang tadi ia berada disana. Para tetangga sudah menyalakan lampu rumah dan mengambil jemuran mereka, bersiap untuk menyambut malam.
Langit kuning merah jambu sudah hendak berpamitan, kumpulan burung sedang kembali ke rumahnya. Perempuan itu masih saja membaca berita di kertas besar itu, jari telunjuknya sesekali mengelus-elus kertas tersebut, matanya tidak berkedip, tubuhnya tegang, seolah-olah berita yang ia baca membuatnya takut.
'Pembunuhan Massal Misterius Pada Tahun 2047.'
"Aku pulang,"
Perempuan itu sedikit terkejut dengan kedatangan lelaki yang berada tepat di depannya.
"Oh? Juna!"
"Serius sekali, ada berita apa?" Juna memeluk Laras dari belakang dan mencium pundak kurus milik Laras berkali-kali
"Biasa, rumor artis."
Juna mengangguk paham, kini ia berjalan masuk ke dalam rumahnya meninggalkan kekasihnya yang masih berdiri di teras.
"Kenapa kejadian itu masih diangkat?" gumam Laras
Laras ikut masuk ke dalam, ia menyiapkan air untuk kekasihnya mandi. Keduanya kini hidup berdua tanpa orangtua dari keduanya, mereka masih belum merencanakan anggota baru.
Orangtua Laras masih hidup, mereka tahu siapa Laras sebenarnya, awalnya mereka shock dan sempat menentang hubungan Juna dan Laras ... bahkan ayah Laras pernah menodongkan pisau ke arah Juna, tapi nasi sudah menjadi bubur. Anak gadis semata wayangnya sudah menjadi makhluk imortal, dan lagi gadis itu sangat mencintai Arjuna nya. Kedua makhluk yang bisa menua itu akhirnya menerima takdir tersebut di keluarga mereka.
Sudah banyak suka duka yang Laras jalani, ia pernah berpikir jika sejak awal ia tidak jatuh cinta kepada serigala Sean itu ... pasti sekarang ia sudah bahagia dengan suaminya dan anaknya juga.
"Juna! Aku keluar sebentar ya!" teriak Laras
"Iya, jangan lama-lama!" teriak Juna dari kamar mandi
"Dia masih memikirkan itu ..."
Laras keluar dari rumah, tak lupa pintu rumahnya ia tutup kembali. Komplek perumahannya itu sangat sepi saat malam padahal baru saja hari berganti malam, berbeda dengan lingkungan di tempat kelahirannya.
Banyak mata-mata merah yang bersembunyi di pohon dan semak-semak, tapi hal tersebut tidak membuatnya takut. Ia sudah terbiasa dengan semuanya, melihat berbagai makhluk aneh dan menyeramkan, berkelahi dengan makhluk aneh, jatuh cinta dengan siluman, dan menjadi siluman.
"Sudah puluhan tahun, dan masih saja ada tali kuning yang mengikat di daerah ini."
Laras melangkahi tali kuning polisi yang sudah longgar, ia mulai berjalan melirik kesana kemari. Banyak wahana yang sudah berlumutan, dan tumbuh daun. Banyak juga foto, lilin, dan buket bunga untuk mengenang korban tragedi 2047.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralyzed (Sequel Aeternum)
FantasiaMemilih hidup yang berbeda jauh dari orangtua mereka, melakukan kenakalan layak remaja sebayanya. Mereka melakukan itu semua karena gaya hidup mereka yang telah diracuni oleh manusia-manusia tak beradab. Tapi, kehidupan mereka pun pasti tidak luput...