•••°••
Jaka Gavyn, lelaki berdarah Eropa yang bertumbuh di Indonesia sejak bayi hingga lulus SMA. Baginya, Indonesia adalah tempat pertama dimana ia merasakan semuanya, suka duka, persahabatan, dan percintaan.
Hutan-hutan disana sudah menjadi saksi kekeluargaan antara dia dan saudaranya, jalanan menjadi saksi keeratan keluarga Balaputradewa, dan sekolah-saksi dari cinta si Jaka dan sang Nawangnya.
Kini negara itu sudah maju pesat, bangunan-bangunan yang bersejarah baginya sudah berubah menjadi bangunan yang lebih canggih. Bahkan tempat yang menjadi markas Balaputradewa sudah digantikan supermarket.
"Waktu berjalan begitu cepat,"
Jaka berjalan pelan menyusuri patokan-patokan yang tertancap di tanah. Ia menatap beberapa tanah yang sudah basah dan terhiasi bunga-bunga indah.
"Mama! Ayo kita pulang, langit sudah mendu-aduh!"
Seorang perempuan telah menabrak dada Jaka karena terlalu fokus dengan pemandangan belakangnya.
"Maaf maaf, saya tidak melihat keberadaan kakak."
Jaka menatap perempuan yang tingginya mencapai pundaknya. Rambut hitam dan bentuk mulut yang mirip seseorang, tapi tiba-tiba perempuan itu menatapnya tajam, hal tersebut membuat Jaka sadar akan sesuatu.
"She's a mudblood." pikir Jaka
"Sekali lagi maaf kak, saya tidak sengaja." ujarnya
"Bulan! Kamu nih dari dulu kalo jalan gak lihat-lihat! Minta maaf sama-kakaknya," ibu dari perempuan yang menabrak Jaka itu terdiam saat matanya bertemu dengan tampang korban tabrakan anaknya
"Kamu..."
"Ah! Tante Sandra, ya? Kabar tante gimana?"
"Oh-Jaka? Kabar tante baik kok, Jaka ngapain kesini sendirian?"
"Anu Jaka disuruh papa kesini duluan, mau kirim doa buat om Nanda." jawab Jaka
"Ma, papanya itu temen ayah?" tanya Wulan
"Iya Wulan, papa Jaka itu teman ayah dan mama saat SMA." jawab Sandra ke Wulan
"Oh kalo gitu, tante pulang duluan ya... Mau hujan." pamit Sandra
"Oh iya tante." balas Jaka
Sandra dan Bulan berjalan melewati Jaka, Jaka masih berdiri terdiam di tempatnya.
"Oh iya tante! Kata papa, beliau rindu dengan tante dan om."
"Haha begitu ya? Titipkan salam tante kepada papamu, ya Jaka? Bilang ke beliau, tidak perlu khawatir dengan tante lagi. Tante pamit dulu, Jaka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralyzed (Sequel Aeternum)
FantasíaMemilih hidup yang berbeda jauh dari orangtua mereka, melakukan kenakalan layak remaja sebayanya. Mereka melakukan itu semua karena gaya hidup mereka yang telah diracuni oleh manusia-manusia tak beradab. Tapi, kehidupan mereka pun pasti tidak luput...