[ SERGIO - Prolog ]

138K 5K 91
                                    

Laki-laki itu mengepalkan tangannya. Rahangnya mengetat menatap seorang gadis di hadapannya yang menatapnya kecewa.

“Grace, maafin aku,” lirihnya.

Gadis itu mendongak, tatapan kecewa yang besar tergambar di iris hitam pekat itu.

“Kamu jahat. Kenapa kamu nggak bilang sama aku, hah? Aku benci sama kamu.”

Grace— gadis itu memukul dada bidang Sergio bertubi-tubi. Melampiaskan kekesalan dan kekecewaan yang menghantam dunianya.

“Grace sayang, aku bisa jelasin semuanya. Aku mohon.”

Pemuda itu berlutut dihadapan Grace, memohon maaf kepada sang pujaan hati. Grace, gadisnya kini membencinya. Ia tak sanggup, ia begitu mencintai Grace.

“Nggak, aku kecewa sama kamu Gio. Kita selesai.”

Sergio mendongak. Menatap tajam sang pujaan hati yang berdiri dengan telunjuk tepat di hadapan wajahnya. Rahangnya semakin mengeras. Menandakan emosi yang siap meledak.

“Grace, nggak ada kata selesai di antara kita.”

Langkah Grace membawa tubuhnya mundur, menjauhi Sergio yang saat ini sudah berdiri tegap di hadapannya. Laki-laki itu menyeringai.

“Sayang, sini. Aku bakal jelasin semuanya sejelas-jelasnya.”

Tatapan Sergio melunak, belum juga menghilangkan seringainya. Tangannya terentang, siap menerima terjangan pelukan sang kekasih.

“Aku nggak bisa. Semuanya selesai!” seru Grace memalingkan wajah.

Sergio mendatarkan wajah. Aura gelap seakan mengelilingi tubuh tinggi laki-laki itu.

“Aku nggak mau! Kita nggak akan pernah selesai, Sayang,” bisik Sergio menangkap tubuh Grace lalu mendekap nya.

Grace melotot, ia mendorong tubuh Sergio yang mendekap erat tubuhnya yang tergolong mungil.

“GIO!”

Tubuh Sergio tersentak saat Grace membentak dirinya, ia semakin mengeratkan pelukannya.

“Gio, kita putus!” lirih Grace sedih. Benar-benar merasa hina jika masih berhubungan dengan Sergio. Ia juga mendapati tubuh lelaki yang memeluknya membeku sesaat, sebelum mengurai pelukan mereka.

“Sayang, kamu salah paham. Jangan percaya sama omongan orang lain selain aku! Di dunia ini, yang bener-bener sayang dan cinta—”

Belum sempat Sergio menyelesaikan kalimatnya, Grace sudah lebih dulu berlari.

“GRACE!”

Grace menghentikan langkahnya, kemudian membalik badannya menghadap Sergio yang menggeram. Dengan langkah lebar, Sergio berjalan menuju Grace yang menunduk.

“Aku sama dia itu—”

“Kita putus, Gio.”

Tangan Sergio terkepal kuat. Ia terkekeh sinis. Berganti dengan senyum miringnya yang kian melebar mendapati Grace terisak hebat.

Mana mungkin ia melepas Grace begitu saja. Berbagai rencana busuk tersimpan di otaknya yang licik. Seringai nya terlihat semakin mengerikan di mata Grace.

“Oke, kita putus.”

•••

NOTE.

Ini bukan awal mula, ya! Tapi ini konflik di pertengahan part. Semoga suka, terima kasih :)

SERGIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang