PART 14 - Bertemu Penggemar

622 107 11
                                    

Make them your spirit!

🐬
____________________________

Apa yang dikatakan Zayle itu benar. Lelaki itu tak bisa meningalkan tanggungjawabnya menjadi Pangeran mermaid. Lelaki itu hanya membantu Enfys untuk menjadi manusia seutuhnya, hanya itu. Dan berkat membantu gadis ini, Zayle bisa bertemu dengan kakaknya dengan tidak sengaja.

Lelaki itu menghapus air mata Enfys. Hidung dan mata gadis ini tampak memerah karena menangis, sisa-sisa air mata juga terlihat jelas di pelupuk matanya.

"Sebagai Pangeran, ku perintahkan kau tidak boleh menangis lagi," ucap Zayle dengan tegas.

Enfys menanggapinya dengan tertawa.

Tujuan awal Zayle bukan untuk melawak, tapi gadis ini malah tertawa. Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum kikuk. Tak apalah, yang terpenting gadis ini tertawa dan tak sedih lagi.

Berjam-jam mereka habiskan di taman itu, tanpa mereka sadari sekarang sudah waktunya jam makan siang dan melupakan Zen yang sedang kebingungan mencari keberadaan mereka.

Zen yang mendapat informasi kalau dua orang itu sedang berada di taman, segera melangkah menuju taman itu. Ia melihat Zayle dan Enfys sedang bercanda, Zen tersenyum kecut. Langsung saja ia hampiri mereka.

"Hei! Kalian ini bagaimana sih? Sekarang kalian bekerja padaku. Bukannya bekerja malah di sini berduaan," omel Zen berkacak pinggang.

"Maaf Zen. Lagipula kami tidak tau tugas yang harus dilakukan," ucap Enfys.

"Kalian cukup berada di dekatku. Ah sudahlah, ayo kita maka," ajak Zen.

"Makan di mana?" tanya Zayle.

"Mana saya tau, saya kan ikan," jawab Zen dengan datar.

"Ohh, Zen ternyata ikan dugong," celetuk Enfys, Zen langsung saja menjitak kepala gadis ini dan menatapnya sinis.

"Ganteng gini dibilang ikan dugong. Anda gila?" sungut Zen.

"Huekkk ... Anda percaya diri sekali Tuan Barack," ujar Enfys lalu menjulurkan lidahnya.

"Kau saja mengidolakanku. Sudah jelas aku ini tampan," ucap Zen membanggakan diri.

"Sudahlah berhenti berdebat, kalian ini setiap bertemu selalu saja berdebat," sela Zayle. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya sambil bersedekap begitu juga dengan Zen yang memalingkan wajahnya dari Enfys.

☘☘☘

Kini mereka berada di sebuah restoran favorit Enfys, gadis ini menyarankan agar pergi ke sini karena makanannya yang sangat lezat dan tempatnya yang terlihat modern.

Restoran ini destinasi wisata kuliner yang terkenal di Kota Townsville. Warna coklat di dinding dipadukan dengan warna putih di langit-langit menambah kesan minimalisnya. Tanaman yang diletakkan di setiap sudut ruang menambah kesan kesejukan.

Satu meja bundar berisi empat kursi dan hampir semua barang di sini berbahan dari kayu. Pelayanannya juga cukup ramah. Restoran ini tak pernah sepi pengujung.

Mereka bertiga memilih tempat yang sepi dan mojok agar semua pembeli tak mengenali Enfys.

Enfys memesan chicken omelet, Zayle memesan Seafood Fettuccine, dan Zen lebih memilih chicken nuggets. Mereka memesan minuman yang sama yaitu cappucino ice. Pelayan segera mencatat pesanan mereka.

Destiny Of Life [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang