Tiba-tiba Zayle tak mendengar lagi isakan Enfys. Ternyata gadis ini tak sadarkan diri. Lelaki ini panik, Irawan segera memeriksa keadaan Enfys. Ternyata gadis ini hanya kelelahan dan terlalu tertekan. Irawan menyuruh Zayle untuk membawa Enfys ke kamar tamu. Gadis ini perlu istirahat.
Zayle menyelimutinya, kemudian mengecup kening gadis itu. Apapun yang terjadi, ia akan tetap bersama Enfys dalam suka maupun duka. Meskipun di masa depan nanti banyak masalah menghadang, ia akan tetap bersama Enfys sampai titik darah penghabisan.
Kini ketiga lelaki itu tengah duduk di ruang tamu. Luka di wajah Zen dan Zayle akibat perkelahian tadi sudah diobati Irawan. Zayle sangat marah kepada kakaknya, kalau ia tak mendorong Enfys ke kubangan air, gadis itu tak akan berubah menjadi duyung dan menjadi tontonan orang-orang.
Ia juga marah pada dirinya sendiri, karena tak bisa menjaga Enfys. Beruntung Irawan datang dan langsung membawa Enfys pergi. Lelaki itu sangat berterima kasih pada Irawan.
Zen sedikit menjauh dari Zayle dan Irawan karena ia menerima telpon dari manager-nya yang cerewet itu. Theo menanyakan keberadaan Zen, karena setelah pemotretan tadi siang lelaki itu pergi secara tiba-tiba tanpa pamit kepadanya. Zen menceritakan pada Theo kalau dirinya sedang ada masalah keluarga dan manager-nya memahami hal itu.
Zayle sedari tadi menatap Irawan hendak menanyakan sesuatu tapi ia ragu untuk menanyakannya.
"Kau ingin bertanya sesuatu, Zayle?" tanya Irawan seolah-olah tau maksud Zayle menatapnya dari tadi.
"Kau tau kalau ayahmu duyung?" tanya Zayle dan dibalas anggukan oleh Irawan.
"Aku juga tau kalau kalian bertiga itu duyung," ujar Irawan. Zen yang baru saja mematikan sambungan teleponnya langsung tersentak kaget mendengar itu. Ia segera kembali dan duduk di hadapan Irawan bersebelahan dengan adiknya.
"Mutiara yang kalian pakai itu sangat langka dan ayahku juga mempunyainya," lanjut Irawan.
"Oke baiklah. Tapi bisa kah kau merahasiakan tentang identitas kami?" pinta Zen.
"Akan ku rahasiakan, tenang saja," ujar Irawan membuat kedua lelaki itu bernafas lega.
"Apa kau tau kenapa dokter Aqua tiada? Apa ia terkena penyakit atau hal lain?" tanya Zayle meminta penjelasan.
Irawan menghela nafas panjang. "Meskipun ayahku telah menjadi manusia seutuhnya. Ia tetap saja tak bisa jauh-jauh dari air. Saat itu ayahku baru saja pulang dari cafe tiba-tiba ia merasa dadanya sangat sesak dan jantungnya seperti di tusuk-tusuk. Aku saat itu sangat panik, tak mengerti apa yang harus dilakukan. Kemudian ayah berkata 'Hidup Ayah sudah diujung tanduk. Tidak ada yang bisa kita lakukan' setelah itu ayah telah tiada," ujar Irawan yang kemudian meneteskan air mata.
"Apa kau tau cara dokter Aqua menjadi manusia?" tanya Zayle.
Irawan mengelap air matanya lalu mengangguk. Ia pergi ke salah satu ruangan dan kembali dengan membawa sebuah robekan kertas. Lelaki itu mengulurkan kertasnya pada Zayle.
Zayle menerima kertas itu. Inikah kertas robekan yang dimaksud perdana menteri Louis? Zayle segera membaca surat itu dengan seksama.
Duyung menjadi manusia? Itu bukan hal yang mustahil. Itu bisa dilakukan para duyung dengan beberapa cara. Sejatinya duyung, ya duyung. Para duyung yang berubah menjadi manusia tidak akan bertahan lama. Cara duyung menjadi manusia perlu melakukan hal yang tentunya tidak mudah.
Pertama, duyung yang ingin menjadi manusia memerlukan 10 tetes air mata kebahagiaan, mutiara hijau, dan minyak dari Paus Hijau yang keberadaannya sangat langka. Semua itu dicampur kemudian diminum oleh duyung itu. Tapi untuk menyempurnakan menjadi manusia, duyung yang ingin menjadi manusia perlu mengorbankan jiwa orang yang dicintainya di laut hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Life [END]✓
Fantasía[CERITA FANTASI] 🔴Hanya khayalan semata🔴 Seorang atlet renang, Enfys Delmara harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya sekarang adalah seekor mermaid. Ia hidup sebatang kara di tengah lautan karena dibuang oleh kedua orang tuanya, kemudian hadi...