PART 25 - Teman Masa Kecil

526 81 4
                                    

Sudah 2 hari lamanya Zen menghilang. Entah di mana keberadaannya, yang jelas Enfys dan Zayle masih berusaha mencari tanpa melibatkan pihak berwajib. Mereka melakukan itu supaya para penggemar Zen tidak mengetahuinya. Beberapa pihak kepolisian biasanya tidak bisa diajak kompromi, mereka bisa saja membocorkan pada paparazi.

Dan sudah 2 hari ini Zayle belum makan sama sekali dan keadaannya sangat kacau, Enfys yang sebagai kekasih lelaki itu prihatin dengan keadaan Zayle. Gadis itu selalu membujuk Zayle untuk makan dan setiap makanan yang diberikan selalu berakhir di tempat sampah.

"Zayle, makan dulu ya?" bujuk Enfys. Lelaki itu menggeleng pelan.

"Kalau gak makan, nanti lemas. Setidaknya kau harus berendam dulu," tutur Enfys menasehati.

Tiba-tiba kepala Zayle terasa sakit. Dadanya pun terasa sesak. Lelaki itu mencoba untuk menahan rasa sakitnya, namun rasa sakit semakin menjadi-jadi. Ia memejamkan mata sejenak lalu menekan dadanya. Ia berharap dengan cara itu rasa sakitnya akan berkurang.

Enfys yang melihat tingkah aneh kekasihnya langsung meletakkan piring yang ia bawa di atas meja lalu menghampirinya. Gadis itu baru saja melangkahkan kakinya, tiba-tiba Zayle ambruk tak sadarkan diri.

"Astaga, Zayle!" pekik Enfys yang langsung berlari menghampiri kekasihnya.

Ia menepuk-nepuk pipi Zayle, kian lama tepukan itu menjadi tamparan tapi tetap saja lelaki itu tak bangun. Enfys berlari ke dapur guna mengambil air putih untuk diminum kekasihnya. Saat meminum air, Zayle langsung bangun karena tersedak air tersebut.

Akhirnya usaha gadis itu berhasil. Enfys bernafas lega. Tetapi, Zayle masih menekan dadanya, rasa sesak masih ada. Lelaki itu menujuk bibirnya yang terbuka.  Enfys tak mengerti apa yang diisyaratkan lelaki itu.

Setelah berpikir keras, Enfys akhirnya mengerti apa yang diisyaratkan Zayle. Tapi, ia malu untuk menanyakannya. "Mau dicium?" tanya Enfys pelan.

"Bukan, aku butuh air. Bawa aku ke kamar mandi. Aku tak kuat berjalan," ujar Zayle dengan suara seraknya.

"Aku pikir kau minta dicium," ucapan Enfys membuat Zayle tertawa kecil. Bagaimana bisa disituasi segawat ini kekasihnya berpikiran jika ia ingin dicium? Dasar Enfys.

Gadis itu mulai memapah tubuh berat Zayle ke kamar mandi lalu disandarkan di bath up. Ia mengambil shower kemudian menyiramkannya pada Zayle. Lelaki itu bernafas lega, tubuhnya terasa segar kembali. Namun, pening di kepalanya tak kunjung hilang.

"Pusing? Makanya makan, bentar aku ambilin makanannya," ujar Enfys dan Zayle mengangguk setuju.

Saat mengambil piring berisi makanan yang diletakan di meja ruang tamu, ia menemukan sebuah amplop entah berisi apa. Bukankah tadi amplop ini tidak ada, mengapa sekarang ada amplop?

Rasa penasaran Enfys semakin menjadi-jadi dikala melihat noda darah di ujung amplop. Ia membuka dan mengeluarkan surat yang berada di dalamnya.

To : Enfys
From : a fysdel lovers ( Irawan )

Halo Enfys Sayangku. Ini aku salah satu penggemarmu. Aku sangat sedih saat mengetahui kau telah resmi menjadi kekasih duyung itu. Kau tau? Rasanya duniaku telah runtuh. Orang yang kucintai bersama lelaki lain. Bukankah itu terasa sangat menyakitkan?

Aku telah mencintaimu sejak kita masih kecil. Kau ingat anak kecil laki-laki bernama Jojo? Itu aku. Kita dulu sering bermain bersama. Namun, aku sangat bodoh meninggalkanmu begitu saja tanpa pamit. Saat beranjak dewasa, aku baru mengetahui kalau diriku sangat mencintaimu lebih dari apapun.

Selama bertahun-tahun aku mencari tentang dirimu dan ternyata kau menjadi atlet renang. Bukankah itu yang kau cita-citakan sedari kecil. Aku turut bahagia mengetahui hal itu. Namun, aku masih tak berani menghampiri. Aku terlalu pengecut!

Saat kau telah dinyatakan menghilang dan meninggal dunia. Aku tidak percaya kau pergi dengan cepat. Aku mulai menyelidiki tentang dirimu dan aku menemukan fakta yang ternyata kau dibuang oleh orang tuamu, lantaran kau seekor duyung seperti ayahku. Pasti itu sangat sulit kau lalui.

Jadi, aku sedikit bermain-main dengan kakaknya. Itu tidak masalah,bukan? Ayahku sangat membutuhkannya. Kau ingin menolong kakak dari kekasihmu, 'kan? Datanglah ke Pelabuhan Port Of Townsville SENDIRIAN! JANGAN BERITAHU KEPADA SIAPAPUN TENTANG SURAT INI. KAU HARUS DATANG SEKARANG ATAU NYAWA ZEN MENJADI TARUHANNYA.

Enfys meremas surat itu. Jadi teman masa kecilnya itu Irawan yang tak lain adalah Jojo. Tapi mengapa Irawan tega melakukan itu pada Zen, yang tak tau apa-apa.

Dari dulu ia sangat merindukan Jojo. Ia sangat menyayanginya, hanya sekedar rasa sayang adik ke kakak. Tidak lebih dari itu.

Ia simpan surat itu, kemudian kembali ke kamar mandi untuk memberikan makanan pada Zayle dan ternyata lelaki itu sudah berdiri di hadapannya. Enfys tersentak kaget, hampir saja piring yang ia bawa jatuh.

"Emm ... Zayle kenapa kau di situ?" tanya Enfys.

"Kenapa kau lama sekali? Aku sangat lapar dan kepalaku masih pusing. Jadi, aku menyusulmu," jawab Zayle.

"Hehe, maafkan aku. Ini makananmu." Enfys menyodorkan piring itu pada Zayle.

"Zayle, aku ingin keluar sebentar. Kau makan dulu ya. Ini tak akan lama," ujarnya pada Zayle.

"Kau ingin ke mana?" balas Zayle.

"Hanya keluar sebentar. Kau di apartemen saja," ujar Enfys dan dibalas anggukan oleh lelaki itu.

Enfys merapatkan jaketnya, udara malam ini sangat dingin dan menusuk kulit. Meskipun sudah menggunakan pakaian tebal, ia masih mengigil kedinginan.

"Kenapa sepi sekali," gumamnya.

Sepanjang perjalanan, ia tak menemukan orang. Malam ini tak seperti biasanya, sebagian toko banyak yang sudah tutup kecuali restoran yang buka 24 jam nonstop.

Setibanya di pelabuhan, ia tak menemukan siapa-siapa. Pelabuhan ini sangat sepi dan gelap. Hanya ada box-box besar dan kapal. Ia tetap berjalan menyusuri pelabuhan, tak memperdulikan angin laut yang menerpa kulitnya.

Gadis itu merasa ada seseorang yang mengikutinya, tapi saat ia menoleh ke belakang tidak ada siapapun. Ia berusaha tenang, meskipun perasaannya tidak enak. Tiba-tiba dari belakang, ia dibekap oleh tangan besar seorang pria. Enfys diseret masuk ke salah satu kapal.

Ia berusaha meronta-ronta, namun percuma saja kekuatannya tak sebanding dengan pria besar ini. Setelah sampai di salah satu bilik kapal, bekapan di mulutnya dilepaskan. Bilik ini sangat gelap, mengapa ia dibawa ke sini?

"Jojo!" Akhirnya Enfys memberanikan memanggil nama teman masa kecilnya itu. Lampu di bilik ini langsung menyala.

Gadis itu bisa melihat Zen yang telah berubah menjadi duyung dikurung di sel dan kondisinya sangat mengenaskan. Banyak luka sayatan dan lebam-lebam. Zen menatapnya dengan sayu, sungguh memprihatinkan. Ia segera berlari ke sana, namun sebuah tangan mencekalnya.

"Enfysku." Irawan yang tak lain adalah Jojo menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

"Lepaskan aku!" ucap Enfys meronta.

"Lepaskan aku, Jo!" bentak Enfys.

"Oke-oke, aku lepaskan," ujar Jojo melepaskan pelukannya.

"Aku sangat merindukan kau memanggilku Jojo," tutur Jojo.

"Kau bukan Jojo yang kukenal. Jojo yang kukenal bukan seorang psikopat sepertimu," ujar Enfys menatap Jojo dengan berlinang air mata.

"Aku melakukan ini demi ayahku."

-1056

Bersambung...

Mungkin hari ini aku bakal double/triple up. So, tunggu aja.

Destiny Of Life [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang