Awal mula

11.1K 672 37
                                    

Pergantian musim baru saja terjadi, dari seringnya basah, banjir, kilat dan gemuruh menjadi cerah cenderung panas menyengat. Sebuah siklus yang akan selalu terjadi, menjadi sebuah ketetapan yang sudah diputuskan Tuhan.

Disalah satu titik, Kota besar dengan segala kehidupan penuh tekanan, polusi, kejahatan, hedonisme dan segala tetek bengeknya terdengar riuh suara manusia. Suara bising yang menyeruak dari salah satu ruang kelas.

Kelas yang sangat populer dikalangan tenaga pengajarnya sendiri, juga diantara siswa juga siswi satu sekolah. Dibandingkan kelas lain, kelas menjadi populer dan terkenal karena diisi oleh beberapa murid yang nakal dan cukup susah di atur.

Lebih tepatnya di kelas XII sebuah sekolah swasta yang namanya cukup tersohor. Terkenal karena merupakan sekolah unggulan bagi anak anak beruntung yang terlahir dari kalangan orang tua kaya raya. Konglomerat. Pejabat. Pengusaha. Anggota Dewan Kehormatan. Semua berkumpul menjadi satu, saling sikut menunjukkan eksistensi diri dengan menyandang nama marga keluarga yang disematkan dibelakang nama mereka masing masing. Saling saing produk produk branded berupa tas, sepatu, aksesoris, alat komunikasi dan tentu saja tumpangan yang mereka pakai sehari hari untuk ke sekolah. Bukan style mereka bersaing unjuk diri dengan prestasi ataupun pencapaian pencapaian dalam bidang akademik atau non akademik, sama sekali tak ada. Hanya segelintir saja, dan hanya itu itu saja. Sisanya? Angka yang tertera dalam bandrol barang mereka lebih mampu menunjukkan keberadaannya ketimbang angka angka yang harus dihitung sedemikian rupa dengan rumus Logaritma ataupun Algoritma yang sangat menguras isi otak.

Tak hanya bangunan super megah yang sama sekali tak mirip dengan sebuah gedung sekolah. Pilar pilar besar menjadi penyangga atap bangunan yang lebih mirip dengan istana hunian para sultan dan raja. Fasilitas pendukung yang lengkap, kolam renang, lapangan sepak bola, lapangan basket, futsal, juga aula serupa ballroom hotel bintang 5 dengan panggung besar juga lantai dan pilar berlapis marmer yang menambah kesan tingginya kualitas sekolah itu.

Kurikulum bertaraf international, ditambah tenaga pengajar yang sengaja didatangkan dari luar negeri atau para intelek yang menempuh pendidikan di luar negeri. Jangan tanya berapa biaya per bulan sekolah itu, amat sangat cukup untuk membeli motor vario 150cc dua unit sekaligus.

----

"Gre, kamu dipanggil bu melody sekarang". Ucap seorang siswa tampan yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Lo bikin masalah apa lagi sih, gre?". Tanya murid lain yang sedang makan cemilan berupa kripik singkong rasa pedas, Anindhita Rahma Cahyadi.

Anindhita Rahma Cahyadi, anak ke dua dari pasangan Basuki Cahyadi dan Alina Shinta yang merupakan Anggota Dewan sekaligus pengusaha Minyak kelapa sawit yang kini perkebunannya semakin meluas di tanah Borneo.

"Biasa lah, nin. Kaya lo baru kenal gue aja". Jawab Gracia santai.

"Lo ga ada bosennya ya, Gre?", Tanya siswa itu lagi, Nino hamids.

Nino Hamids Regan, adalah anak semata wayang dari keluarga pebisnis besar. Ayahnya Kevin Regan adalah seorang pebisnis yang ulung, merupakan CEO dari perusahaan Reg's Corp yang bergerak di bidang jual beli properti mewah. Ibunya Marta Hamid, juga merupakan pebisnis. Hanya saja, ia bergerak di bidang jual beli tas dan sepatu branded. Wajah tampan Nino berasal dari ayah dan ibunya yang juga mempunyai paras menawan.

"Ya gimana bosen, kalo asik gitu. Udah ah! Keburu kena sembur bu Melody kalo kelamaan ke sana".

"Ga pun kelamaan, lo di sana juga tetep bakal kena sembur, Gre", imbuh Sisca Saraswati.

Fransisca Saraswati, adalah anak dari pasangan musisi Dewa Raphael dan Gendhis Saraswati. Musisi yang terkenal seantero negeri dengan karya karya kontemporer modern. Yang bahkan karyanya memenangkan penghargaan music di Alabama, beberapa waktu lalu.

One Hundred DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang