5

4.2K 532 62
                                    

thothor_DNNK X -Nubivagant-






















Satu bulan berlalu dari semenjak Shani menjadi mentor gadis bernama Shania Gracia.

Masih belum ada kemajuan yang terlihat. Sekalipun Gracia sekarang terlihat lebih jinak, namun tetap saja Shani harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengajari gadis itu.

Tak hanya tentang bagaimana cara gadis itu berfikir yang Shani perhatikan, tapi juga beberapa hal tentang gadis itu yang akhir-akhir ini baru Shani ketahui. Contohnya sebuah fakta bahwa Gracia seringnya hanya sendirian dirumah yang lebih cocok dibilang istana megah. Kalaupun ada orang lain, paling itu beberapa Asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya.

Kedua orang tuanya nyaris jarang sekali terlihat, entah sesibuk apa mereka,Shani tak tau. Yang jelas Shani lebih bersyukur memiliki keluarga yang masih bisa ia temui setiap hari.

Hari ini setelah melewati banyak drama, adu argumen, dan tentunya paksaan dari Shani akhirnya Gracia mau mengurungkan niatnya jalan-jalan bersama teman-temannya  untuk kembali belajar di rumah Gracia bersama Shani.

Walaupun syaratnya adalah Shani harus memberi Gracia waktu untuk pacaran dulu dengan Revan. Hal itu mau tidak mau harus Shani setujui dengan batas waktu maksimal hanya dua jam, karena malam ini Shani berencana untuk melanjutkan latihannya yang tertunda.

"Pokoknya gue gak mau diganggu dulu, awas aja lo datang kek hantu!" ultimatum dari Gracia hanya mendapat anggukan dari Shani. "Jangan chat gue kalo lo cuma mau nyuruh ngafalin rumus, ngerjain soal atau apapun itu. Gue gak mau pusing gara-gara mikirin lo"

Shani menghentikan kegiatannya saat merapikan peralatan, melirik sekilas ke arah Gracia yang juga masih sibuk merapikan peralatan sekolahnya.
"Lo sering mikirin gue?"

"Gimana gue gak mikirin lo kalo tiap saat lo ngerecokin hidup gue. Dateng gak di undang, pulang gak di anter. Jaelangkung lo?!" Entah sadar atau tidak saat Gracia berkata demikian, hal itu membuat Shani kembali berkata...

"Gue nyuruh lo mikirin pelajaran bukan mikirin gue" ucap Shani sambil menunjukkan senyum miring nya, hanya sedikit, namun cukup membuat Gracia langsung menoleh.

"Siapa yang mikirin lo, hih?! Pede banget mbak nya"

"Lah tadi lo sendiri yang ngomong"

"Gue cuma ngomong, lo gak usah ganggu gue biar gue gak kefikiran pelajaran terus"

Shani hanya menggeleng pelan "Serah lo"

Selesai merapikan semua peralatannya, Gracia lalu menoleh pada teman-teman nya.

"Gaesss, kalian jadi ke tempat biasa?"

Anin dan Sisca mengangguk semangat, mereka sudah sepakat untuk nongki-nongki cantik lalu belanja barang-barang keluaran terbaru. Padahal barang-barang yang mereka beli sebelum-sebelumnya saja masih tergeletak diatas meja. Belum digunakan sama sekali.

"Lo yakin gak gabung kita?" Tanya Anin.

Gracia tersenyum tengil, mengangguk sembari riya pada temannya yang rata rata jomblo lumutan itu, "Gue mau pergi sama Revan"

"Okesip" jawab Anin yang tak mau memperpanjang urusan per riya an dari Gracia.

Sementara Shani tidak ingin repot-repot mendengar percakapan mereka. Ia lebih memilih segera keluar dari kelas lalu pergi menemui Jinan.




One Hundred DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang