"Apakah saya seharusnya mengenal Sajangnim?"
Yoongi meninggalkan Boyoung tanpa berkata-kata. Pertanyaan yang sekaligus jawaban dari Boyoung tersebut, sudah cukup baginya untuk berhenti bertanya-tanya lebih lanjut.
Mungkin Boyoung tidak mengenalnya sama sekali karena dalam ingatannya tidak pernah tersimpan peristiwa malam itu. Atau bisa jadi, dia adalah Han Boyoung lainnya. Di Korea, adalah hal yang wajar jika mempunyai nama yang sama.
Tapi kalau wanita itu adalah Han Boyoung yang sama dengan Han Boyoung 2 tahun yang lalu, apakah dia benar-benar melupakan Yoongi?
* * * * * * *
Seminggu setelah Boyoung diterima bekerja, Yoongi dan beberapa karyawannya akan melakukan perjalanan dinas ke Jeju. Termasuk Boyoung, karena dia mengirim surat lamaran untuk mengisi posisi karyawan di cabang Jeju.
Mereka akan melakukan survei tempat dan juga peluang berusaha disana, mencari cara yang sesuai dengan kepribadian dan kebiasaan masyarakat disana untuk mempromosikan usaha tersebut.
Boyoung dan Jieun berangkat bersama menuju bandara Incheon. Jieun yang menduduki jabatan sebagai Asisten Manajer Keuangan ( Daerinim = Asisten Manajer ), ikut bersama tim ke Jeju, menggantikan Jo Saeron Bujangnim, yang mengambil cuti untuk melahirkan beberapa hari yang lalu.
Keduanya tiba beberapa saat sebelum waktu yang ditentukan untuk berkumpul. Mereka segera melakukan check-in mandiri dan pergi ke sebuah cafe sambil menunggu yang lainnya.
"Bagaimana? Setelah bergabung dengan kantorku?" tanya Jieun.
"Aku masih berusaha beradaptasi dengan baik, tapi tantangan perusahaan di kota besar pasti berbeda dengan perusahaan kecil di desa." ujar Boyoung sambil mengaduk es caramel macchiato yang dipesan olehnya.
"Kalau kamu menemui kesulitan, jangan sungkan untuk bicara denganku. Meskipun di kantor, aku adalah atasanmu, aku tetap teman baikmu, yang berjuang bersama-sama sejak kita menjadi mahasiswi baru. Aku akan berusaha membantumu, tanpa menyalahgunakan jabatanku." Jieun menenangkan Boyoung dan mengingatkan sahabatnya kalau dia bisa diandalkan.
"Hm. Tenang saja. Kau tahu sendiri, aku tipe orang yang seperti apa."
"Tentu saja. Aku cukup mengenalmu dengan baik, layaknya saudara yang dibesarkan bersama. Omong-omong, mengenai alasanmu ke Seoul. Ini bukan hanya tentang pekerjaan, bukan?"
"Banyak hal yang bisa kulakukan di Seoul....."
"Tak perlu berkelit denganku. Sudah kukatakan, aku sangat mengenalmu layaknya seorang saudara yang dibesarkan bersama. Kau sedang mencari ayah Bora khan?" tanya Jieun, melempar panah tepat pada sasarannya.
Boyoung hanya terdiam dan menghela napas ketika Jieun menanyakan hal yang cukup sensitif untuknya. Tapi Jieun juga orang pertama yang dicari Boyoung ketika dia ingin menceritakan hal-hal yang menjadi beban pikirannya, termasuk kejadian yang menimpa Boyoung dan keluarganya, 2 tahun yang lalu.
"Kau tahu, anak-anak zaman sekarang cenderung matang karbit, alias matang sebelum waktunya. Kemudahan untuk mengakses berbagai informasi, terkadang membuat mereka mengetahui lebih banyak hal dibanding kita. Sama halnya kita dengan orangtua kita, tapi anak-anak zaman sekarang... fase mereka terjadi lebih cepat dibanding generasi kita." Boyoung tersenyum mengingat Bora yang masih berusia kurang dari 2 tahun, tapi keceriwisannya mampu membuat orang-orang di sekelilingnya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ada apa dengan Bora?"
"Hhhh, ada kalanya dia bertanya tentang ayahnya." jawab Boyoung, sedikit menghela napas putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resentment Love
RomanceMin Yoongi, seorang pengusaha Tour dan Travel yang baru merintis usaha, harus menerima kepahitan ketika mendapati tunangannya berkhianat di sarang yang mereka persiapkan sebagai tempat lahirnya keluarga kecil mereka. Han Boyoung, seorang mahasiswi s...