Tidak terasa satu bulan lagi telah berlalu. Persiapan pernikahan yang membutuhkan waktu hanya 3 bulan, kini hanya menyisakan 1 bulan dalam prosesnya.
Boyoung dan Yoongi semakin sibuk tapi juga semakin terlihat mesra seiring berjalannya waktu. Biasanya sepasang calon pengantin mengalami masa-masa yang melelahkan secara fisik dan psikis. Tidak sedikit dari calon pasangan pengantin tersebut justru bertengkar hebat di masa-masa persiapan ini. Tapi tidak halnya Boyoung dan Yoongi.
Di saat Yoongi mulai kehilangan kesabaran karena pekerjaan dan persiapan pernikahan, Boyoung datang mendekat dan memanjakan Yoongi, menenangkannya. Begitu juga ketika hal tersebut terjadi pada Boyoung, Yoongi dalam diamnya memberi kenyamanan dan ketenangan yang diperlukan Boyoung.
"Oppa, aku ingin bertemu Appa, Eomma dan Bora. Bagaimana kalau akhir pekan ini ke Ansan? Boleh?" tanya Boyoung di saat mereka sedang bersiap-siap berangkat ke kantor.
"Hm. Boleh saja. Kita akan pergi mengunjungi keluargamu di Ansan kalau kamu sudah sedikit lebih sehat. Belakangan kamu terlalu capek khan? Sampai nafsu makanmu berkurang drastis." jawab Yoongi.
"Hhhh, iya. Mungkin aku stress karena persiapan pernikahan ini." Boyoung menghela nafas berat.
Apa yang dikatakan Yoongi benar. Belakangan, tubuhnya terasa lebih mudah capek, nafsu makannya pun sangat berkurang. Bahkan dia terkadang bangun dengan kepala yang terasa pusing dan mual di pagi hari.
"Semua persiapan ini terlalu berat buatmu?" Yoongi meraih tangan Boyoung dan menariknya duduk dalam pangkuannya.
"Maaf, aku sudah membuat Oppa khawatir ya?" tanya Boyoung yang seperti biasa suka menyembunyikan kepalanya di lekukan leher calon suaminya.
"Hm. Kamu mau istirahat saja di rumah? Biar aku saja yang ke kantor." Yoongi menyingkirkan rambut Boyoung yang menutupi lehernya dan memberi kecupan lembut yang memanjakan.
"Ngh.... Aku tidak mau ditinggal sendirian di apartemen. Aku ikut ke kantor juga ya." rengek Boyoung di telinga Yoongi.
"Ya sudah. Tapi hari ini kamu tidak usah bekerja di divisimu. Istirahat saja di ruanganku."
"Ne, Sajangnim." jawab Boyoung bersemangat dan mengecup singkat bibir Yoongi.
"Dasar. Ayo, berangkat." ujar Yoongi tersenyum, menggelengkan kepalanya melihat tingkah polah calon istrinya tersebut.
* * * * * * *
Boyoung mampir ke divisinya untuk mengambil beberapa berkas di mejanya.
"Boyoung-ssi, mukamu pucat sekali. Kamu tidak apa-apa?" tanya Yoonmi, pegawai yang satu divisi dengannya.
"Ah, begitukah? Mungkin hanya darah rendahku yang kambuh."
"Sajangnim tidak menyuruhmu beristirahat?" tanya Yoonmi lagi.
"Hehehe, Sajangnim sudah menyuruhku beristirahat. Tadi juga aku disuruh tinggal di apartemen saja. Tapi aku tidak betah sendirian di apartemen. Aku diizinkan ikut ke kantor, asalkan aku kerja di ruangannya."
"Hhhh, kalian memang cocok satu sama lain. Karyawan lain mungkin sudah minta izin beberapa hari tidak masuk. Kamu justru ngotot tetap masuk kerja." keluh Eunhye yang duduk di sebelah Yoonmi, menggelengkan kepalanya dan memilih kembali fokus pada pekerjaannya.
"Hehehe, aku permisi dulu ya." ujar Boyoung membawa berkas-berkasnya.
"Jaga kesehatan, Boyoung-ssi. Pernikahanmu tinggal sebulan lagi." Yoonmi memperingatkan dengan wajah yang khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resentment Love
RomanceMin Yoongi, seorang pengusaha Tour dan Travel yang baru merintis usaha, harus menerima kepahitan ketika mendapati tunangannya berkhianat di sarang yang mereka persiapkan sebagai tempat lahirnya keluarga kecil mereka. Han Boyoung, seorang mahasiswi s...