Wajah Yoongi teralihkan dari dokumen-dokumen yang sedang dipelajari dan menatap sang pelanggan yang tanpa sopan memasuki ruangannya.
Wajah putih yang kontras dengan rambut hitamnya, menampilkan seringai dingin ketika manik matanya mengenali makhluk yang sedang berdiri di ruangannya.
"Sayang?!"
"Anda mencari seseorang? Saya tidak melihat seorang pun bernama 'sayang' disini." ujar Yoongi dingin, mengembalikan perhatiannya pada dokumen-dokumen yang ada di tangannya.
"Yoongi sayang, kamu pemilik perusahaan ini?" wanita tersebut melembutkan intonasi, melihat owner yang sedang dihadapinya.
".............." tak ada reaksi yang diperlihatkan dari Yoongi.
Melihat reaksi dingin Yoongi, wanita tersebut justru melangkahkan kakinya, mendekati sosok dingin tersebut.
"Sayang...."
"Berhenti disana dan segera keluar dari ruangan saya, Sohee-ssi."
"Ah, sayang.. Kenapa begitu dingin padaku?" wanita bernama Sohee tersebut masih tidak mengindahkan perkataan Yoongi. Dia terus mengeluarkan godaannya dan tetap bersikeras mendekati Yoongi yang jelas-jelas sudah memintanya keluar.
"Sayang? Saya pikir, pria yang kau panggil 'sayang' adalah pria yang kau tunggangi di apartemen kecilku waktu itu. Maaf, tapi saya cuma mengizinkan satu wanita yang memanggilku dengan sebutan itu dan saat ini, wanita itu bukan lagi dirimu. Penjaga, tolong bawa wanita ini keluar dari ruangan saya."
Seorang penjaga memasuki ruangan Yoongi dan hendak menarik wanita tersebut keluar, tapi segera ditepis oleh si wanita.
"Saya bisa keluar sendiri. Tsk. Sampai bertemu besok, sayang." ujar wanita tersebut, mengenakan kacamata hitamnya dan melangkah keluar, bergaya seperti model murahan yang mencoba menarik perhatian setiap lelaki yang ada di perusahaan tersebut.
Mungkin dia berhasil memikat setiap karyawan laki-laki dalam perusahaan Yoongi, tapi tidak dengan Yoongi. Laki-laki itu bahkan tidak melihat ke arahnya sedikit pun, selain dari sewaktu dia masuk ke dalam ruangannya, untuk mencari tahu tampilan pelanggan yang membuat keributan di kantornya.
Yoongi tetap memfokuskan perhatiannya pada dokumen-dokumen di tangannya. Tidak memberi perhatian sedikit pun pada pelanggan gila tersebut. Jika hal ini terjadi 2 tahun lalu, wanita tersebut pasti masih mendapat prioritas utama di kehidupan Yoongi.
Yoongi bahkan melakukan berbagai macam cara terbaik untuk bisa mensukseskan usahanya dan mewujudkan keinginan wanita tersebut yang dilihat dari sisi manapun bersifat komersil. Tas, aksesoris atau perhiasan dan baju bermerek, itu hal dasar yang selalu diminta oleh wanita yang bernama lengkap Song Sohee.
Tentu saja, masalah meminta barang-barang seperti itu adalah hak setiap wanita. Tidak jarang, banyak usaha yang dibukakan oleh Sang Empunya Alam Semesta bagi pria yang berusaha membahagiakan wanitanya.
Tapi kembali lagi, semua harus sesuai kebutuhan. Sekalipun misalnya Yoongi memiliki usaha yang sukses saat itu, baginya tidak pantas untuk selalu menghamburkan uang hanya untuk kemewahan semata.
Kala itu, ketika Yoongi tidak mampu memberikan barang yang diminta Sohee, wanita tersebut merajuk, tidak jarang mengucapkan sumpah serapah padanya. Yoongi terus berusaha menyisihkan sebagian dari penghasilannya, untuk membelikan beberapa hadiah yang diinginkan Sohee, paling tidak sebulan sekali.
Dengan kondisi keuangan Yoongi yang jauh dari kata mapan, Sohee masih belum merasa puas dengan pengorbanan yang dilakukan Yoongi. Padahal pria tersebut seringkali melewati makan siang dan makan malam demi memiliki uang tambahan yang bisa menambah jumlah digit dalam kartu ATMnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resentment Love
RomanceMin Yoongi, seorang pengusaha Tour dan Travel yang baru merintis usaha, harus menerima kepahitan ketika mendapati tunangannya berkhianat di sarang yang mereka persiapkan sebagai tempat lahirnya keluarga kecil mereka. Han Boyoung, seorang mahasiswi s...