Let's Be A Family!

58 3 0
                                    

"Sohee, hentikan!"

Tapi Sohee tidak memiliki rencana untuk berhenti melakukan hal yang sedang dilakukannya sekarang.

Kehidupan terjamin, gaya hidup yang lebih dari cukup adalah taruhannya. Belum lagi keuntungan-keuntungan tambahan lainnya menyangkut profesi Tn. Min sebagai arsitektur tingkat dunia dan bisnis Yoongi di bidang pariwisata.

Sohee semakin gencar menggoda Yoongi. Mengerahkan kekuatannya, Yoongi menjatuhkan diri beserta kursinya ke belakang, menyebabkan tubuh Sohee terpental dari pangkuannya. Wanita tersebut jatuh dengan kepalanya duluan, menimbulkan suara benturan yang cukup keras.

"Ouch!"

Sohee menyentuh keningnya dan menemukan benjolan yang cukup besar pada keningnya. Dia segera berlari ke arah cermin dan melihat hasil persentuhan lantai dan keningnya tersebut.

"Nghh! Kau! Lihat apa yang sudah kau lakukan pada wajahku! Aku masih memiliki janji dengan klien besok! Arggh!!"

Sohee meninggalkan Yoongi yang masih berada di lantai begitu saja. Wanita tersebut segera pergi dari villa tersebut, kembali ke apartemennya dengan penuh emosi. Rencananya gagal. Dan wajahnya menjadi korbannya.

Yoongi menghela nafas lega setelah berhasil melihat Sohee yang pergi dengan langkah kaki yang dihentakkan. Untunglah Sohee merupakan tipe yang lebih mementingkan penampilan. Sedikit luka di tubuhnya mampu menghentikan segala sesuatu yang sedang dilakukan olehnya.

* * * * * * *

Sementara itu di kediaman keluarga Min, Boyoung terlihat tak bertenaga. Kepalanya terasa sakit karena terus dipaksa untuk mencari jalan keluar juga memecahkan semua misteri yang dihadapi keluarganya saat ini.

Yoongi yang diculik, entah siapa pelakunya. Meskipun nalurinya berkata bahwa Sohee adalah dalang di balik penculikan calon suaminya. Keluarganya yang pergi begitu saja. Tak ada telepon atau pesan yang disampaikan oleh setidaknya salah satu dari mereka; Eomma, Appa atau Bora.

Bahkan ketika dia menghubungi rumah sakit tempat Bomi dirawat, pihak rumah sakit mengatakan Bomi dipindahkan oleh pihak keluarga.

"Kau tidak menyukai makanannya?" tanya seseorang dari arah pintu.

"Hah? Oh, maaf. Aku sedang tenggelam dalam pikiranku sendiri." ujar Boyoung menyuap makanan yang sudah dibawa Bibi Lee ke kamarnya.

"Jika memang makanannya tidak berkenan di lidahmu, katakan saja pada Bibi Lee." ucap Jaehyun, menempatkan dirinya di pinggir tempat tidur.

"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya sedikit teralihkan dengan pikiran-pikiran yang terus muncul dalam kepalaku."

"Hm. Baiklah, aku cuma mau memeriksa keadaanmu."

"Belum ada perkembangan tentang Yoongi Oppa?" tanya Boyoung yang ternyata mampu menghentikan langkah panjang Jaehyun.

"Belum ada. Kalau ada, pasti Nuna juga dihubungi oleh pihak kepolisian."

"Ah, betul juga." Boyoung kembali menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Tangannya yang memegang sendok turun bersamaan dengan air matanya yang juga turun di pipinya.

"Aku pergi dulu, Nuna." Jaehyun mengelus kepala Boyoung sebelum meninggalkannya sendiri.

Sebentar lagi. Tunggu sebentar lagi, Nuna, Jaehyun terus mengucapkan kata-kata tersebut.

* * * * * * *

Seperti biasa, Yoongi menyantap makanan instan yang disediakan oleh para penjaga sebagai makan malamnya. Dan seperti biasa juga, Yoongi menghabiskan semuanya tanpa sisa untuk sumber tenaganya untuk bertahan juga untuk melarikan diri kapanpun ada kesempatan.

Resentment LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang