5. Merelakan Jessy

1.5K 174 2
                                    

Ezra memanfaatkan dengan baik kedatangannya di Semarang dengan banyak mengobrol dengan Wina, tentu saja tanpa mengganggu kesibukan Wina mengurus usaha kulinernya. Jika Wina sedang sibuk, Ezra mengobrol dengan Niken dan Jessy. Kadang juga ia mengajak Jessy jalan, keliling kota Semarang. Jessy yang mudah akrab dengan siapa saja. Ezra jadi jatuh hati dengan gadis kecil itu. Tetapi Ezra juga suka melihat kesibukan Wina di dapur.  Tidak jarang ia ingin membantu, tetapi dicegah Wina.

Sejak kedatangannya, Ezra melihat Wina kadang gelisah, tidak fokus. Bahkan Ezra pernah memergoki Wina merenung.

"Wina, lo ada masalah?"

"Nggak ada tuh. Kenapa?"

"Gue lihat lo sering termenung gitu, gelisah dan nggak fokus."

"Perasaan lo aja." Wina berusaha mengelak. Memang benar, semakin dekat hari kedatangan Asyer, ia semakin gelisah.

"Wina, kalau lo ada masalah, tolong ceritain ke gue ya. Siapa tahu aja gue bisa bantu lo."

Wina diam saja dan tetap melanjutkan kegiatannya memotong sayuran.

"Wina?!"

"Apaan sih."

"Lo ada masalah kan? Nggak usah bohong deh."

Wina tetap diam. Ezra lalu memegang tangannya dan Wina terpaksa menghentikan pekerjaannnya.

"Gue sedang mikirin Jessy." Wina sudah tidak bisa menutupinya.

"Kenapa dengan Jessy?"

"Beberapa hari lagi Asyer akan datang dan membawanya pergi." Wina ingin menangis. Berpisah dengan Jessy adalah hal yang selama ini tidak pernah terlintas dalam pikirannya.

"Siapa Asyer?" Ada lekaki lainkah dalam hidup Wina?

"Papanya Jessy."

"Oh, jadi setelah Jessy gede, seenaknya aja dia datang dan mengambilnya dari lo?"

"Dia papanya, Ez."

"Tapi lo kan yang membesarkan dan merawatnya sejak bayi, Wina. Lalu ke mana dia selama itu?" Ezra geram. Pantas saja Wina gelisah.

"Bukan salah dia, Ez. Wilma nggak memberitahu Asyer kalau dia hamil saat Asyer ke US."

"Terus, waktu dia balik, kok nggak langsung nemuin lo?'

"Asyer tuh sudah berusaha mencari kami, tapi nggak berhasil."

"Lalu lo merelakan gitu aja Jessy?"

"Asyer punya hak untuk itu, Ez. Lagian kalau gue tetap mempertahankan Jessy, gue khawatir nggak bisa memberikan pendidikan yang cukup buatnya."

Ada benarnya ucapan Wina dan Ezra tidak tahu harus ngomong apa lagi. Ia hanya prihatin melihat Wina sedih.

"Ada yang pesan nasi goreng Bu."

Suara Ana memecah kesunyian. Wina dengan cepat mengerjakan pesanan tersebut.

"Kali ini biar gue yang bawa."

Ezra langsung menyambar pesanan yang telah siap. Ana berusaha mencegahnya tetapi Wina memberi isyarat untuk membiarkan saja.

"Aku nggak bisa bayangin, kalau pacar lo lihat kamu jadi pelayanan, bakalan gue diomelin ."

"Gue malah punya rencana ajak dia ke sini belajar masak sama lo."

"Apa iya, dia nggak bisa masak?"

"Abis kalau gue ke rumahnya, masakannya itu-itu aja."

"Ehh, lo nggak boleh gitu lho!"

"Tapi kenyataannya memang gitu Wina. Nggak bisa masak dia."

"Lo nyari istri atau chef sih?"

Menyambung Tali Kasih (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang