Sudah weekend lagi ya.
Duh, rasanya waktu berlalu dengan cepat.
Maaf, part kali ini rada sedih.
Tapi semoga tetap suka ya melihat kekompakan Asyer dan Ezra.
Masih pagi benar Asyer sudah bangun untuk bersiap. Ezra juga sudah tiba di apartemennya. Asyer sudah menelpon ke kantor jika hari ini tidak masuk dan berpesan agar semua schedulenya dibatalkan.
"Jessy, diantar sama Om Ezra ya. Papa mau bawa Tante Wina ke Dokter." Jessy sudah bersiap ke sekolah.
"Iya Pa. Tante Wina semoga cepat sembuh Pa," ucapnya dengan wajah sedih.
"Iya Nak, kita doakan ya."
Wina keluar dari kamar. Asyer yang melihatnya kemudian berdiri dan mengajak Wina segera berangkat ke Rumah Sakit untuk bertemu Dokter Hans. Pagi tadi Asyer telah menelpon Dokter Hans memberitahukan jika Wina mengalami sakit kepala lagi pagi ini dan sepertinya lebih parah dari yang kemarin. Ezra juga akan ke Rumah Sakit setelah mengantar Jessy ke sekolah. Mereka janjian untuk bertemu di sana.
"Saya ini baik aja kok Syer, kenapa harus ke Rumah Sakit segala sih?" Itu menurut Wina. Tetapi bagi Asyer, sakit Wina ini sudah serius dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Wina menjadi tanggung jawabnya saat ini, jadi wajar jika ia khawatir.
"Harus kita pastikan ke Dokter, Wina. Mungkin menurut kamu hanya sakit kepala biasa, tetapi Dokter perlu observasi lebih lanjut. Jangan anggap remeh sakit kepala kamu itu."
Wina terdiam. Ia merasa sudah merepotkan Asyer, hal yang sangat Wina hindari. Sangat tabu baginya jika sampai keberadaannya malah membuat orang lain harus repot. Tetapi menolak permintaan Asyer juga tentu tidak bisa dilakukannya, karena Wina berada di kediaman pria itu. Otomatis Asyer merasa bertanggung jawab atas dirinya.
Memasuki halaman Rumah Sakit yang berada di kawasan Jakarta Selatan, Asyer menurunkan Wina di lobby kemudian memarkir kendaraannya. Di lobby sudah ada Ezra yang tiba terlebih dahulu. Setelah Asyer masuk ke lobby, ia lalu ke bagian Resepsionis. Setelah selesai di bagian itu, bertiga mereka menuju ruang Dokter Hans. Wina jadi merasa orang yang paling merepotkan, karena ada Asyer dan Ezra yang mendampinginya. Seharusnya cukup Asyer saja. Tetapi ia tahu, Ezra pasti akan ngotot juga untuk ikut bersamanya. Dua pria itu, hari ini dipastikan ijin ke kantor. Wina semakin merasa tidak enak hati. Kehadirannya di Jakarta malah merepotkan orang lain. Tetapi itu adalah pilihan yang terbaik agar Asyer tidak meninggalkan pekerjaannya di Jakarta, juga hal yang utama adalah pendidikan buat Jessy.
Dokter Hans sedikit mengerutkan kening ketika melihat Wina didampingi oleh dua pria masuk ke dalam ruang prakteknya.
"Pagi Wina. Apa semakin parah sakit kepalanya?"
"Pagi Dok. Tadi pagi kambuh lagi dan kali ini lebih sakit dari yang kemarin sih Dok."
"Baiknya kita CT scan aja ya, biar lebih jelas penyebab sakit kepalanya."
"Baik Dok."
Asyer dan Ezra hanya diam mendengarkan percapakan Wina dan Dokter Hans. Dokter Hans kemudian mengajak Wina ke ruang tempat CT scan yang berada tidak jauh dari ruang prakteknya. Asyer dan Ezra diminta menunggu di ruang Dokter Hans.
"Duh, semoga nggak ada yang serius aja sih," ucap Ezra ketika Wina dan Dokter Hans telah meninggalkan ruangan menuju ruang CT scan.
"Kita doakan aja. Saya tadi pagi sempat panik lihat Wina. Seharusnya dia nggak banyak bergerak dulu. Tapi Wina tipe orang yang nggak bisa diam di tempat, pasti ada aja yang dikerjakan." Asyer ingin mengambil asisten untuk mengurus apartemennya agar Wina bisa istirahat total.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyambung Tali Kasih (complete)
RomanceTulisan ini salah satu winner di Wattpadindo Writing Challenge 2020. ~*~ Berjuang mengangkat kembali derajat keluarga yang terpuruk, akibat utang yang ditinggalkan oleh ayahnya, juga harus kehilangan Wilma, kakaknya yang meninggal setelah melahirka...