17. Keputusan Wina

1.2K 117 6
                                    

Memulai pagi dengan update part ini.

Selalu berharap, semoga pada sehat dan bahagia ya.

Begitu juga dengan Wina, yang sedang galau.

Biar aku nggak ikutan galau, vote dan komennya dong.



Akibat tidur yang kurang, sementara pagi-pagi ia tetap harus ke kantor menyebabkan Asyer sedikit merasakan sakit pada kepalanya. Sudah lama sekali ia tidak merasakan ini setelah hidupnya mulai teratur sejak kehadiran Wina dan Jessy. Asyer mengirim pesan ke sekretarisnya, menginfokan akan datang terlambat dan jika ada jadwal meeting direschedule saja. Asyer bangkit dari pembaringan. Ia berjalan sedikit terhuyung menuju ke kamar mandi. Efek minuman semalam masih terasa. Mungkin karena sudah lama ia tidak mengkonsumsi alkohol jadi tubuhnya harus menyesuaikan kembali kadar alkohol yang masuk. Asyer bergegas mandi dan setelah rapi ia ke luar kamar. Biasanya jam delapan pagi suasana rumah sepi, Jessy sudah berangkat ke sekolah dan Wina kadang di kamar atau di taman. Asyer melihat sarapan sudah di tata rapi di meja tetapi ia tidak melihat Wina.

"Mau dibuatkan kopi Pak?" Bibik datang dari dapur dan menawarkan kopi untuk Asyer.

"Boleh. Wina ke mana ya Bik?" Setiap pagi atau petang jika hari libur, Wina yang mebuat kopi untuknya, tetapi hari ini berbeda. Juga kadang Wina menemaninya sarapan. Ada yang tidak biasa, pikir Asyer.

"Setelah Non Jessy berangkat tadi, Ibu bilangnya mau ke swalayan Pak."

"Oke. Kopinya saya tunggu ya Bik?"

"Baik Pak." Bibik kembali ke dapur dan Asyer masih memikirkan keanehan pagi ini. Apakah Wina sudah tahu kejadian semalam di club dari Ezra? Mungkin tidak cukup hanya menjelaskan kejadian itu ke Wina tetapi juga Ezra. Asyer harus mencari waktu untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya.

Wina sudah izin ke Jessy akan berangkat siang ini ke Semarang. Setelah mempertimbangkan, Wina memutuskan kembali ke Semarang untuk meredam agar suasana kondusif kembali. Ia tahu, keputusannya untuk menjauh dari masalah dan bukan menyelesaikannya adalah langkah yang keliru. Tetapi ia juga tidak bisa membohongi dirinya jika ia kecewa dengan apa yang telah terjadi. Jika boleh jujur, ia mulai jatuh hati pada Asyer. Setelah beberapa lama tinggal bersama Asyer, Wina bisa melihat kepribadian Asyer yang humble dan melindungi. Ia merasa diperlakukan seperti bagian dari keluarga Asyer. Sayangnya, info dari Ezra meruntuhkan semua angannnya. Jadi, daripada ia nanti akan sakit hati, lebih baik menjauh dan melupakan semua yang pernah mereka lalui. Jessy akan tetap menjadi bagian dari hidup Wina, itu pasti. Tetapi Wina juga harus memikirkan kehidupannya. Ia tidak bisa menggantungkan hidupnya pada orang lain.

Semalam, setelah minum obat dan tenang, Wina mencari ticket kereta online. Beruntung saja masih ada ticket eksekutif yang tersedia. Tanpa pikir lama, Wina langsung memesannya. Pagi tadi ia baru packing. Agar Jessy tidak curiga, pakaian yang dibawanya hanya satu koper saja. Barang lainnya akan ia pikirkan selanjutnya. Wina sudah menulis pesan dan menyempatkan mencetak foto yang ia terima dari Ezra. Pesan dan foto itu nantinya, sebelum ia berangkat, akan ia letakkan di meja kerja Asyer. Di rumah itu, ada satu ruangan yang khusus dijadikan ruang baca dan ruang kerja Asyer.

Wina telah meletakkan suratnya di meja kerja Asyer lalu keluar. Ia titip pesan ke Bibik jika sesuatu terjadi pada Jessy agar segera menghubunginya. Kini, hanya ada Jessy yang ia pikirkan, walau sudah tidak seberat dulu. Jessy sudah aman bersama papanya. Tugas Wina hanya memantaunya dari jauh saja. Mulai dari naik taksi sampai ia tiba di stasiun, ponsel ia non aktifkan. Tetapi di kereta nanti, akan ia aktifkan kembali agar bisa membaca buku di play books.

Menyambung Tali Kasih (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang