16. Menjaga Hati Ini

1.1K 119 2
                                    

Sudahkah meyakinkan hati pada paslon?

Semoga tidak salah pilih ya.

Sama halnya dengan Wina, menjaga hati dari salah pilih itu sangat sulit lho.



Ezra sudah tidak bisa mengontrol dirinya ketika berada di depan Reyna dan Asyer. Tetapi sebelum melabrak mereka, Ezra cepat mengambil ponsel dan mengabadikan adegan tersebut tepat di saat wajah Reyna dan Asyer menoleh padanya. Telunjuknya mengarah ke Reyna.

"Lo, wanita yang nggak pantas buat gue!" Setelah menghardik Reyna, Ezra mengarahkan tatapan penuh amarahnya ke Asyer.

"Dan lo, nggak pantas buat Wina! Sampah kalian!"

Asyer berdiri dan ingin memegang tangan Ezra, tapi Ezra menepisnya dengan kasar. Ini hanya kesalapahaman. Ezra tidak tahu kondisi yang sebenarnya. Tetapi dalam situasi seperti ini, Ezra tidak akan mau mendengar penjelasannya. Tadi ia sudah menelpon Ezra, tetapi ia tidak menjawab. Lalu apa ia membiarkan Reyna dalam keadaan mabuk berat di tempat seperti ini? Bagaimana jika ia tidak ada tadi, apa yang terjadi pada pacar Ezra itu? Ia kebetulan berada di club ini untuk mengunjungi pemiliknya yang adalah anak dari tantenya. Ia berada pada waktu dan tempat yang salah sepertinya. Dan pasti Ezra tidak akan diam saja, ia akan memberitahu Wina. Asyer sudah tahu kesulitan apa yang akan ia hadapi di depan.

Asyer sudah pernah melihat Reyna ketika hadir bersama Ezra pada acara kantor yang mereka adakan. Saat ia datang tadi, nampak seorang wanita yang sedang mabuk dan hampir saja terjatuh dari sofa kalau ia tidak cepat menahannya. Ketika ia melihat dengan jelas, Asyer terkejut, wanita itu adalah Reyna. Ia meracau sambil menyebut nama Ezra. Mendengar nama itu, Asyer menelpon Ezra setelah memastikan Reyna sudah duduk di sofa, tetapi tidak ada jawaban. Lalu berakhir seperti ini.

"Ezra?" Reyna berusaha berdiri, tetapi malah hampir terjatuh. Ezra tidak berniat sama sekali membantunya. Ia hanya berdiri sambil menatap Reyna dan Asyer penuh amarah. Beruntung tinjunya tidak melayang ke wajah Asyer. Ezra tidak mau memancing keributan. Ia lalu berbalik, berjalan dengan langkah lebar menuju pintu. Niatnya ingin bersantai sejenak, melupakan pesan Wina, jadi lenyap tak berbekas. Hatinya masih penuh amarah. Ia lalu cepat naik ke mobil begitu tiba di basement dan keluar dengan bunyi deritan yang panjang pada lantai parkir. Beberapa orang yang berada di area tersebut sampai menoleh. Di jalan, hampir saja ia menyerempet motor yang tiba-tiba saja berbelok, untung ia bisa dengan cepat menginjak rem. Tetapi saat iamembuka kaca, makian tanpa bisa dicegah berhamburan dari bibirnya yang sejak tadi mengatup rapat. Sementara pengendara motor yang tadi hampir ditabraknya sudah menghilang dari pandangan.

Tiba di apartemen, Ezra melempar kunci mobil ke meja dan menghempaskan tubuhnya di sofa. Ia duduk sambil meremas rambutnya. Kejadian di club tadi benar-benar tidak diduganya. Mengapa harus Asyer? Beberapa kali pertanyaan itu mampir di kepalanya. Ketika hatinya secara perlahan mulai menerima kenyataan jika pria itu ingin menikahi Wina, mengapa kejadian tadi harus ada? Tak sadar Ezra menggebrak meja. Beruntung kacanya tidak pecah. Setelah sedikit tenang, ia mengambil minuman ke pantry dan kembali duduk di sofa lalu mengambil ponselnya. Ezra melihat kembali foto yang tadi diambil di club. Foto dengan posisi Reyna yang masih menempel ketat pada Asyer dengan wajah yang tanpa bersalah menghadap ke kamera. Berbeda dengan Asyer, raut wajahnya terkejut. Ezra berpikir. Baiknya foto ini ia kirim ke Wina. Tetapi saat akan menekan tombol send, timbul keraguan, jarinya berhenti. Ezra menghela napas. Dan mengulangi kegiatan tadi. Tombol send pun akhirnya dieksekusi. Foto telah terkirim ke Wina. Ezra menekuri layar ponselnya. Foto yang ia kirim tercentang dua tetapi belum dibuka Wina. Ezra menunggu, lalu jarinya kemudian menulis pesan kembali.

Menyambung Tali Kasih (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang