"lah kan kata gue gamau tadi" Ucap Diva kesal
"gue udah gapapa, tapi kalo lu nolak gue sakit banget si" Ucap Vano
"yaudah tunggu, gue siap-siap" Ucap Diva
"nih bajunya" Ucap Vano sambil memberikan bungkus plastik
"lah kok disiapin gini?" Tanya Diva
"udah pakai aja, kalo lu gapakai gue sedih" Ucap Vano
"iya iya" Ucap Diva
Restoran
Kini Diva dan Vano sampai direstoran, ini untuk kedua kalinya Diva kerestoran tetapi restorannya sepi. Hanya ada beberapa pelayan dan hiasan yang membuat restoran itu sangat indah. Banyak bunga yang bersebaran dijalan menuju satu meja yang dihias begitu indah, lilin-lilin yang dihias begitu indah dan rapi. Dan juga banyak lampu yang bergantung-gantung diatas, banyak balon yang bertebaran dilantai. Dan ada juga lampu yang berbentuk love dibelakang meja makan.
Vanopun menarik tangan Diva dengan lembut menuju meja makan itu, ia menarik kursi untuk Diva duduk. Saat Diva duduk, ia lalu berjongkok dan membuat Diva binggung
"kenapa?" Tanya Diva binggung
"gue tau gue garomantis kaya yang sering lu baca-baca, gue gapengalaman sama sekali. Dan lu juga tau kalo gue sama sekali gapernah nembak cewe, bahkan gue gapernah pacaran. Pacaran sama lu aja, gue gapakai acara kaya gini, gue langsung klaim lu jadi milik gue. Tapi sekarang? Gue masih sayang dan masih cinta sama lu, Div" Ucap Vano
"gue mau kita kaya dulu lagi, kita pacaran. Lu mau gabalikan sama gue?" Tanya Vano sambil menggengam telapak tangan Diva
"gue gabisa" Ucap Diva
"gapapa kok, gue gamaksa lu" Ucap Vano
"belum selesai ngomong, maksud gue, gue gabisa nolak" Ucap Diva tersenyum manis
"serius nih? Lu gaboong kan?" Tanya Vano
"serius" Ucap Diva
"kita pacaran nih mulai malam ini?" Tanya Vano
"iya lah" Ucap Diva
Vano langsung memeluk Diva, rasanya ia tak mau kehilangan Diva sampai kapanpun. Ia mengelus rambut Diva dengan lembut, senyum dibibirnya tak pernah pudar.
"sekarang kita makan dulu ya sayang" Ucap Vano sambil mengecup kening Diva
"baru juga pacaran, udah manggil sayang aja" Ucap Diva kesal
"kenapa emangnya gaboleh? Emang gaboleh baru pacaran manggil sayang?" Tanya Vano polos
"aku malu" Ucap Diva pelan dan menunduk
"ternyata malu ya, mana pipi merahnya?" Tanya Vano sambil mengangkat kepala Diva yang menunduk
"ih jangan" Ucap Diva kesal
"iya iya, maaf" Ucap Vano sambil menarik Diva kedalam pelukannya
"gajadi makan?" Tanya Diva cemberut
"udah laper ya?" Tanya Vano sambil mengelus rambut Diva
Diva menganguk dengan polos, ia sangat lapar sekarang. Melihat Diva yang begitu menggemaskan, Vanopun mencubit pipi Diva dengan pelan.
Vanopun menepukkan tangannya sebagai tanda bahwa pelayan harus membawa makanan dan minuman untuk mereka makan.
Mereka berduapun menyantap makanan tersebut, beberapa menit telah berlalu, mereka telah selesai menyantap makanan itu. Lalu datang pelayan yang membawa bunga, dan juga coklat, ia memberikannya pada Vano. Vanopun memberikan pada Diva, bunga dan coklat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Senior (Selesai✔)
Novela JuvenilDiklaim seseorang? Bagaimana rasanya? Itulah yang dialami Diva. Ya, Divara Arrabella Adena, seorang gadis periang, pintar, dan juga memiliki wajah cantik yang membuat semua cowo terpesona padanya. Tapi tak ada satupun cowo yang membuatnya tertarik...