"punya masalah sama Vano?" Tanya Nathan dingin
"iya ada" Ucap Diva
"kenapa gaselesai masalahnya?" Tanya Nathan cuek
"abang tau dari aku punya masalah sama kak Vano?" Tanya Diva
"Vano cerita, dikecewa sama kamu" Ucap Nathan
Deg..
Diva langsung menatap Nathan, ia tau jika dirinya salah tetapi Vano juga tak pernah sadar jika dirinya juga salah.
"iya ade tau, aku gamau selesaiin karena kak Vano yang salah" Ucap Diva
"salah apa? Kenapa gamau ngalah? Udah tau kan Vano orangnya gitu, ia egois. Kenapa kamu gangalah? Biasanya kamu ngalah" Ucap Nathan
"dia udah ninggalin aku demi adik kelas aku, terus ninggalin aku sendirian. Aku yang salah? Aku udah selalu ngalah sama dia, tapi dia ngulangin lagi kesalahan dia. Aku udah gasanggup lagi gini bang" Ucap Diva lirih dan mulai menangis
Nathanpun mengalihkan pandangnya dari laptop kearah Diva, dan mulai mengelus rambut adiknya itu. Divapun mulai menangis kembali didalam pelukan abangnya itu, Nathan juga mengecup rambut Diva beberapa kali.
"kenapa gapernah cerita?" Tanya Nathan lembut
"karena aku mau pendam sendiri emosi aku, tapi sekarang kak Vano gapercaya sama aku. Bahkan abang aku juga gapercayakan sama aku" Ucap Diva
"bukan gitu, abang percaya kok sama ade, cuma abang gasuka kalo ade gaselesai masalah kamu sendiri" Ucap Nathan
"terus aku gimana? Aku harus minta maaf sama dia? Atau aku biarin aja?" Tanya Diva
"minta maaf dong, selesaiin masalah kamu" Ucap Nathan
"nanti aja, nunggu aku udah gaemosi lagi" Ucap Diva
"pendam emosi kamu" Ucap Nathan
"aku usahain kok bang" Ucap Diva
Nathanpun hanya mengangguk dan mulai mengelus rambut, juga mengecup pipi kanan dan kiri Diva.
Divapun mulai memejamkan matanya yang masih dalam pelukan Nathan, saat beberapa menit kemudian ia mulai tertidur. Nathanpun mulai menggendong Diva menuju kamarnya, dan meletakan Diva dikasur. Ia juga mengelus rambut dan mengecup pipi Diva dengan lembut, dan menarik selimut untuk Diva.
• • •
Diva sudah bangun pagi ini, ia juga sudah sholat subuh dan sudah mandi. Kini ia berjalan menuju meja makan, perutnya terasa sangat sakit saat ini karena ia belum makan tadi malam. Orangtuanya sudah membangunkannya tadi malam, tapi ia tidak ingin makan dan bangun. Ia tetap saja tidak ingin bangun untuk makan, ia malah melanjutkan tidurnya.
"kenapa?" Tanya Mamah Diva khawatir, karena anaknya memegang perutnya yang memang sakit
"perut ade sakit" Ucap Diva lemas
"udah mamah bilang makan, kamu gamau. Liat sekarang, kamu jadi sakit gini kan? Kamu gausah sekolah, izin aja " Ucap Mamah Diva mengomel-ngomel Diva
"masa ade gasekolah? Ade pengen sekolah, mungkin setelah sarapan perut ade baik-baik aja" Ucap Diva kesal
"udah nurut aja, daripada makin sakit. Ngadu sama mamah lagi, udah mamah bilang, ganurut si kamu" Ucap Mamah Diva mengomel-ngomel
"kenapa si?" Tanya Papah Diva
"ini Arra, perutnya sakit gara-gara gamakan tadi malam. Disuruh makan bentar aja gamau, pas udah sakit ngadu sama mamah" Ucap Mamah Diva melanjutkan omelannya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Senior (Selesai✔)
Novela JuvenilDiklaim seseorang? Bagaimana rasanya? Itulah yang dialami Diva. Ya, Divara Arrabella Adena, seorang gadis periang, pintar, dan juga memiliki wajah cantik yang membuat semua cowo terpesona padanya. Tapi tak ada satupun cowo yang membuatnya tertarik...