"Apa yang lebih sakit dari putus cinta? Merindu tanpa adanya pertemuan"
~Ini aku yang selalu menghayal, selalu merindu, selalu ingin melihatmu secara nyata, selalu berharap kau hadir dan berdiri di hadapanku sambil menatapku. Aku yang ingin mendekap dirimu, memegang erat jemarimu agar tak ada seorang pun yang dapat mengambilmu dariku, mengungkapkan isi hatiku walau hanya tiga kata, ku ingin melakukan itu semua.
Disini...aku akan selalu menjaga pandanganku, perkataanku, dan hatiku untuk dirimu. Tahukah kamu pangeran, apa janjiku untuk dirimu??
Aku berjanji akan menjaga hati dan perasaan juga menunggumu sampai waktunya tiba...waktu dimana kamu akan menikah. Jika pendamping hidup yang menjadi pilihanmu bukan diriku, disitulah aku berhenti mengharapkanmu dan memulai hidup baru tanpa dirimu.
Berhenti berharap bukan berarti berhenti mencintai, pangeran. Tenang saja, semua tentangmu masih ku simpan di dalam hati dan pikiranku dengan tempat tersendiri. Jadi dapatkah kita bertemu? Agar haluanku bisa menjadi kenyataan, bukan hanya ilusi yang menjadi cerita fiksi~
"Ck! Udahlah, lo ngga usah ngehaluin Alwi lagi. Harusnya lo sadar diri kalo lo itu ngga bakal bisa sama dia, kapan sadarnya sih lo Vin?" tanya Reva, Vina segera menutup buku paket biologi yang belakangnya ia corat-coret itu.
"Namanya jodoh, kan nggak ada yang tau, bisa aja kita jodoh"
"Tapi halu lo ketinggian!"
"Tau, tapikan Alwi nggak bawa dampak buruk buat gue"
"Terserah lo" ucap Reva, lalu keluar kamar Vina.
Vina mengambil sebuah bingkai foto, disana terlihat Alwi yang sedang tersenyum manis.
"Aku halu banget yaak Al? Yuk bisa yuk ketemu sama aku, kamu nggak tau kan rasanya rindu tanpa adanya pertemuan? Sakit Al!"
Ia berjalan menuju ranjangnya, merebahkan diri sambil menutup mata. Hanya ada satu yang terlintas dalam pikirannya, kapan ia bisa bertemu Alwi? Vina sudah dengan sabar menunggu pangerannya itu hadir dalam hidupnya, tapi bolehkah jika Vina mengeluh?
"Selamat bobo yaa pangeran, aku masih kuat kok, kalo harus nunggu kamu" ucap Vina, tersenyum dengan mata terpejam.
Ting!
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN HALU (END)
Romance"Mimpi terindah dalam hidupku adalah ketika aku bisa melihatmu secara nyata" -alvina Cewek yang suka memakan permen karet ini dikenal sebagai Queen of 207 Jakarta yang pendiam, namun suka membuat onar dengan segala kejahilannya. Jangan lupakan kata...