💗Keempat Puluh Enam💗

30.7K 3.1K 926
                                    

"Aku hari ini ada jadwal check up kandungan," ucapku saat Mas Bima sedang memakai bajunya.

"Hari ini?" ucapnya sambil melirik ke arahku, aku mengangguk, "hari ini Shandra juga ada jadwal cek up. Dia minta tolong diantarkan sama saya dari tiga hari yang lalu."

"Jadi Mas lebih pilih dia? Katanya aku prioritas utama." Aku membalikkan ucapannya.

Dia mengembuskan napas berat. Mungkin seberat dia memilih antara aku atau Shandra. "Kamu bilangnya mendadak."

Jadi salahku?

Aku mencoba tidak terpancing emosi. Aku memilih sabar kali ini. "Mendadak atau enggak seharusnya Mas pilih aku. Aku kan prioritas utama."

"Saya harus tetap konsisten dengan janji saya." Dia mengambil tas kerjanya bersiap untuk pergi.

"Mas juga harus konsisten dengan ucapan Mas ke aku!" nada bicaraku mulai tinggi. Kesabaranku mulai menipis.

"Kamu jam berapa cek up nya?"

"Jam lima sore."

"Shandra jam tiga. Saya antar keduanya," ucapnya dengan begitu tenang.

Dia ternyata tidak bisa memilih.

💗

Aku duduk di teras depan. Menunggu kepulangan Mas Bima. Saat ini sudah jam lima, tetapi dia belum juga pulang. Aku mengirim pesan berkali-kali, tapi hanya menampilkan simbol terkirim. Dia belum juga membalas.

Aku mencoba positif thinking. Mungkin dia sedang di jalan, mungkin juga macet. Aku mencoba berkali-kali meyakinkan diriku tentang dugaan itu.

Sejam berlalu, aku sudah menelponnya berkali-kali. Dia tidak mengangkat. Kali ini aku sudah tidak bisa positif thinking lagi.

Emosiku sudah di ubun-ubun karena itu tanpa pikir panjang aku langsung menelpon Mahen dan memintanya tolong.

"Sebentar ya, La. Aku OTW."

Bahkan, saat aku memintanya tolong langsung dia turuti saat itu juga. Dia benar-benar perhatian dan peduli kepadaku, tidak seperti suamiku sendiri.

Suara deringan ponselku terdengar saat aku sudah berada di dalam mobil Mahen menuju rumah sakit. Aku membukanya dan menampilkan pesan baru dari Mas Bima.

Mas Bimanya Aku

Laila, maaf.

HP saya tertinggal
di mobil.

Saya baru selesai
mengantar Shandra.
Banyak pasiennya jadi lama.

Kalau sekarang,
jam cek kamu sudah telat ya?

Besok aja bagaimana?

Aku tidak menjawab. Aku langsung mematikan daya posnselku. Biar dia tidak bisa menghubungiku. Biar dia khawatir karena aku tidak izin sebelumnya.

Padahal belum tentu dia akan khawatir.

"Kenapa, La?" tanya Mahen tiba-tiba. Mungkin dia sadar akan perubahan raut wajahku.

Aku mencoba tersenyum. Memasukkan ponsel ke dalam tas. "Enggak apa-apa. Kamu nanti balik ke kantor?" tanyaku.

"Setelah dari rumah sakit, kamu mau ke mana lagi gitu ga? Atau ingin sesuatu?" tanyanya. Aku jarang sekali diperhatikan seperti ini oleh Mas Bima. Biasanya aku yang lebih dahulu menyampaikan keinginanku baru dia mewujudkannya.

"Aku mau es campur."

"Yaudah, abis check up kita makan es campur ya," ucapnya dengan begitu lembut. Dia baik sekali. Sangat jauh beda dengan Mas Bima.

"Janinnya sehat. Ibunya juga sehat," ucap dokter saat kami sudah selesai mengecek kandunganku," hm, suaminya ada Bu? Saya mau sedikit berbicara dengannya."

Aku jadi kebingungan. Tidak mungkin aku bilang kalau suamiku sedang mengantar perempuan lain mengecek kandungan juga. Benar-benar malu aku.

"Saya panggilkan dulu ya, Dok." Dokter mengangguk lalu aku memanggil Mahen untuk masuk ke dalam.

"Janinnya sehat dan ibunya juga sehat, Pak," Mahen mengangguk, aku dapat melihat ada raut kebahagiaan di matanya, "cuma ini Pak. Ibunya tolong diperhatikan agar tidak banyak pikiran ya."

Ketahuan ya ternyata.

"Iya, Dok. Nanti saya akan perhatikan," ucapan Mahen seperti suami siap siaga.

"Baik, Pak. Mungkin itu saja, nanti saya akan resepkan obat penguat dan vitamin ya." Aku dan Mahen mengangguk. Dia tersenyum senang, tapi aku tersenyum kecut.

Hatiku seperti menangis.

Andai suamiku di sini.

Teruntuk yang mau baca cepat, aku sudah publish satu buku full di Karyakarsa

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Terdiri dari:

- Satu buku lengkap Mr. Cool and Our Wedding (71 Part)

- Extra Part (1, 2, 3, 4, 5, 6)

Extra Part 1

Extra Part 2

Extra Part 3 (Spesial Edition Sudut Pandang Bima)

Extra Part 4 (Spesial Edition Sudut Pandang Bima)

Extra Part 5

Extra Part 6

- Bagian tambahan terakhir

- Q and A

Hanya dengan Rp53.000 kalian bisa akses full e-booknya

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Full _ Ebook _ Mr. Cool and Our Wedding _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. 

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka"

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

Mr. Cool and Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang