💗Keenam Puluh Empat💗

27.7K 2.7K 154
                                    

Aku dan Mas Bima sudah berada di atas ranjang. Setiap malam dia selalu mengelus-elus perutku sambil berbicara dengan jabang bayi ini. "Abang sehat-sehat ya di sana," ucapnya begitu lembut.

Aku terkekeh pelan. Aku menyentuh tangannya yang berada di atas perutku. "Yang ini aja belum keluar, masa udah dipanggil Abang." Dia ikut terkekeh lalu mencium perutku.

"Setelah dia, nanti akan ada adik-adiknya." Aku hanya tersenyum membalasnya.

Dia berbaring lalu menarikku ke dalam pelukannya. Tangannya masih bertengger di atas perutku. "Bulan depan kita 7 bulanan di rumah Mama ya."

Aku bahkan belum memikirkan tentang hal itu. Aku ingin menyetujui, tetapi kilasan beberapa yang lalu kembali teringat. Aku enggak mau dipanggil Liana lagi. "Keluarga Mas Bima udah tahu kalau aku bukan Liana?" tanyaku berusaha mengungkit masalah dimasa lalu.

Dia membalikan badankus sehingga kami saling berpandangan. "Tentang kesalahanpahaman itu, sudah selesai semua. Mama sudah menjelaskan ke keluarga yang di Palembang," jelasnya. Mendengar itu membuat hatiku seketika lega.

💗

Sudah seminggu Shandra menumpang di rumahku. Aku sudah mempersiapkan semuanya dan hari ini adalah waktu untuk mengeksekusi.

Hari ini adalah hari Minggu yang kebetulan Mas Bima sedang libur. Aku melirik ke arah jam, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. Aku harus segera keluar dari rumah ini.

Mas Bima sedang membuka laptopnya, sedangkan aku berjalan ke arah lemari lalu memakai kardigan. "Mau ke mana?" ucapnya yang mulai menyadari gerak-gerikku.

Aku membalikkan tubuh menghadapnya lalu menunjuk ke arah depan sana. "Mau ke supermarket, mau beli jajanan," alibiku.

"Saya yang beli aja. Kamu tunggu di sini."

Suamiku tuh siap siaga sekali, tapi kali ini aku tidak membutuhkannya.

"Aku mau pilih makanannya sendiri. Aku sendiri aja, Mas."

"Saya antar ya?" tawarnya.

Aku menggeleng cepat. "Sendiri aja, gapapa. Di depan doang kok." Akhirnya dia menyerah dengan keinginanku.

Aku turun menuju lantai satu, suara televisi terdengar. Shandra sedang menonton televisi. Aku berjalan melewatinya. "Mau ke mana?" tanyanya.

"Keluar," jawabku sambil terus melangkah.

"Nitip dong, keripik di depan sana." Tamu paling kurang ajar dinobatkan ke Shandra.

Aku mendengus sebal. Tidak menyauti ucapannya, aku terus berjalan keluar. Saat aku sudah melewati gerbang barulah aku membuka ponselku dan menghubungi seseorang.

"Zaky, di mana?" tanyaku.

Teruntuk yang mau baca cepat, aku sudah publish satu buku full di Karyakarsa

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Terdiri dari:

- Satu buku lengkap Mr. Cool and Our Wedding (71 Part)

- Extra Part (1, 2, 3, 4, 5, 6)

Extra Part 1

Extra Part 2

Extra Part 3 (Spesial Edition Sudut Pandang Bima)

Extra Part 4 (Spesial Edition Sudut Pandang Bima)

Extra Part 5

Extra Part 6

- Bagian tambahan terakhir

- Q and A

Hanya dengan Rp53.000 kalian bisa akses full e-booknya

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Full _ Ebook _ Mr. Cool and Our Wedding _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. 

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka"

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

Mr. Cool and Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang